|26| Cap 3 Jari

34 4 12
                                    

Jangan Lupa Vote & Spam komennya
.
.
HAPPY READING
.
.

●●🐢●●

Pagi yang cerah. Awal yang baik sepertinya akan dimulai. Aliqa yang sudah mandi dan berpakaian rapi kini menyemprotkan parfum keseluruh tubuhnya. Wajah yang sudah dirias dengan sederhana, menggunakan lip tint dan lip balm, skincare serta bedak dan maskara.

Style yang ia kenakan hari ini sesuai dengan perintah yang diberikan oleh sekolah melalui edaran secara daring. Yang berbunyi 'Untuk pelaksanaan cap tiga jari besok pagi pukul 9, maka, alumni baru SMA Kaguarda diharap menggunakan pakaian batik dengan bawahan hitam dan berspatu. Sopan dan rapi.'

Kurang lebih seperti itu inti dari pesan yang beredar. Itulah kenapa, Aliqa kini menggunakan batik elegan serta rok span berwarna hitam selutut dan flat shoes yang senada dengan warna bajunya. Tak lupa ia membawa totebag yang juga senada dengan warna bajunya.

Rambut Aliqa yang sudah cukup panjang ia ikat kucir kuda. Penampilan yang semakin menunjukkan kedewasaan usia dan menunjukkan masa transisi dari siswi menuju mahasiswi.

Aliqa bergegas turun dan menuju ke dapur untuk sarapan. Tak lupa meminum obatnya, karena Dokter Rafly akan terus memantaunya dan berkunjung paling lambat seminggu sekali.

Setelah sarapan, Aliqa langsung berjalan menuju keluar rumah. Ia tak melihat Bi Sri, mungkin sedang menjemur pakaian. Di luar rumah ia sudah menemukan Naufal yang tengah berbicara dengan Pak Wono. Aliqa berlari kecil kearah mereka berdua.

"Hai! Lama ya?" tanya Aliqa pada Naufal. Naufal menggelengkan kepala.

"Ya, udah, Pak. Saya ke sekolah dulu sama Aliqa," ujar Naufal berpamitan dengan Pak Wono.

Pak Wono tersenyum ramah. "Iya, jagain Non Aliqa ya!" ujar pak Wono. Naufal mengangguk. Iapun berjalan kearah motornya.

Pak Wono mengambilkan helm Aliqa dan menyerahkannya pada Aliqa. "Hati-hati ya, Non," ujar beliau. Aliqa mengangguk sebagai jawabnnya. "Baik, Pak."

Naufal membawa motornya menuju ke sekolah dengan kecepatan standar. Karena batas cap 3 jarinya juga sampai jam 3 sore.

Setelah melewati perjalanan yang lumayan jauh dari sekolah, kini, Aliqa dan Naufal sudah tiba di sekolah. Mereka tengah berada diparkiran dan sama-sama melepaskan helm. Sebelum itu, Aliqa lebih dulu turun dari motor.

Setelah mereka selesai melepaskan helm, mereka berdua berjalan bersama menuju ke ruang kelas mereka masing-masing. Tentunya Aliqa lebih dulu sampai di depan ruang kelasnya.

"Nanti pulangnya lo tunggu di sini, gue bakal samperin lo," ujar Naufal. Aliqa menjawab dengan sebuah anggukan dan senyuman.

Setelah melihat senyuman itu, Naufal juga membalasnya dengan senyuman tipis, namun, masih bisa dilihat oleh Aliqa. Lalu ia pergi menyusuri koridor menuju ke kelasnya dan Aliqa masuk ke dalma kelasnya.

Ternyata, dibalik pintu sudah ada Devanie dengan senyum meledeknya. "Ekhem. Habis menang games malam itu, kayanya ada pasangan baru nih," ujarnya sambil mengikuti langkah Aliqa yang menuju mejanya duduk.

"Udah dating kemana aja?" tanya Devanie. Aliqa mendadak berhenti dari langkahnya dan menghadap Devanie dengan senyuman kesalnya. "Dating sama siapa?" tanya Aliqa.

Devanie tertawa kecil. "Ya, sama Naufal lah. Masa sama Ehsan—"

"Aliqa tuh cuman mau sama gue."

Baru saja nama itu disebut oleh Devanie, wujudnya sudah ada di ambang pintu kelas. Berdiri dengan senyum yang dibuat-buat berlagak sok cool. Ehsan lalu masuk begitu saja menghampiri Aliqa, lalu merangkul gadis itu.

Coconut Ice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang