Jangan Lupa Vote & Spam komennya
.
.
HAPPY READING
.
.●●🐢●●
Setelah dua minggu berlalu, hari yang sudah Aliqa persiapkan tiba. Hari, dimana ia akan melaksanakan ujian untuk memasuki perguruan tinggi negeri.
Karena ia mendapatkan sesi pagi, jadi, pukul 06.00 WIB, ia sudah berada di kampus tempat dia akan melaksanakan ujian. Ia mengambil jurusan yang orang tuanya mau, yaitu Hukum dan pada pilihan kedua, ia isi dengan jurusan yang ia mau yaitu Psikologi. Pada pilihan kedua, ia merahasiakannya dari kedua orang tuanya.
Aliqa sudah duduk di ruang tunggu bersama peserta tes lainnya. Karena Aliqa tidak mengenal siapapun ia memilih untuk diam saja.
Hingga jam sudah menunjukkan pukul 06.45 WIB, peserta diarahkan untuk masuk ke dalam ruangannya masing-masing. Sebelum masuk, peserta dicek terlebih dahulu dan disuruh meletakkan barang-barang mereka ke dalam loker yang telah disediakan.
Di dalam ruangan, suhunya sangat dingin. Untung saja Aliqa menggunakan kemeja berlapir baju biasa, jadi, ia tidak terlalu merasa kedinginan. Pengawas membacakan peraturan sebelum, saat dan setelah melaksanakan ujian. Semua peserta menyimaknya dengan baik.
"Hei. Boleh pinjam pulpennya?" tanya seseorang yang tidak Aliqa kenal, ia berada disebelah Aliqa. Aliqa melirik sekilas pada kartu peserta cowok itu. Lalu Aliqa mengangguk dan tersenyum. "Boleh. Ini."
Cowok itu menyambut pulpen yang Aliqa pinjamkan dan tersenyum. "Nanti gue balikin kalau udah selesai," ujar cowok itu, Aliqa mengangguk.
Tak lama, bel mulai mengerjakan berbunyi. Semua peserta langsung mengerjakan soal yang acak tersebut. Sehingga tidak ada yang berkesempatan menyontek.
Mereka hanya mendapat waktu istirahat selama 30 detik, itupun hanya boleh minum. Waktu selama 3 jam mereka habiskan berada diruangan itu mengerjakan soal dihadapan mereka.
Beberapa dari peserta ujian ruangan itu memilih untuk izin ke toilet, untuk melepas pegal pada pinggang mereka karena harus duduk selama itu. Walaupun izin ke toilet, mereka tetap ditemani oleh salah satu dari lima pengawas yang ada.
Hingga tak terasa, mereka berada di halaman soal terakhir. Aliqa sudah tidak sanggup melihat soal tersebut. Ia memilih semua jawabannya dengan opsi C dan menunggu soal tersebut berakhir.
Saat soal tersebut berakhir, Aliqa meng-klik, 'finished' dan 'okay'. Lalu pengawas melihat Aliqa yang sepertinya sudah selesai juga beberapa peserta lainnya.
"Yang sudah boleh keluar."
Setelah mendengar penuturan itu, Aliqa langsung bangkit dari duduknya dan mengambil tas untuk pergi ke toilet. Aliqa melintas para pengawas dengan tersenyum ramah. Para pengawas juga membalas senyum Aliqa.
Saat di luar ruangan, Aliqa merenggangkan otot-ototnya. Lalu membuang napas lega. "Selesai juga. Gue ke toilet dulu deh."
Aliqa lalu berjalan ke toilet. Saat bercermin Aliqa melihat wjaahnya yang nampak pucat. "Pasti gara-gara soal ekonomi yang sangat beban."
Ia mengoleskan lip tint agar wajahnya lebih terlihat segar. Setelah selesai, Aliqa langsung keluar dan saat diluar toilet dia dikejutkan oleh seorang cowok yang tadi meminjam pulpennya.
"Hah!"
Aliqa melototkan matanya dan mengusap dadanya. "Untung gak ada riwayat penyakit jantung."
Cowok itu terkekeh. Yang awalnya dia bersandar di dinding, kini, ia menegakkan tubuhnya. "Nih, terima kasih ya," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coconut Ice [END]
Teen Fiction"Tunas yang menumbuhkan rasa" 🐢🤎 ●●● "HWAA!!" . . Dia memberikan satu bungkus tisu wajah dengan kemasan berwarna ungu. "Ini, buat hapus air mata," . . "Hmm" . . "Anjir gue salting!" . . ●●● Ini mengisahkan tentang seorang gadis yang menjebak dirin...