Jangan Lupa Vote & Spam komennya
.
.
HAPPY READING●●🐢●●
Setelah putus dua minggu yang lalu, Aliqa mulai terbiasa. Ia bahkan kembali ceria lagi ketika berada di sekolah, tapi tidak ketika berada di rumah. Memang sudah biasa jika Aliqa memiliki dua sisi seperti itu.
Setelah rapat pembentukan sangga kerja minggu lalu, Aliqa kini menggenggam tanggung jawab sebagai seksi dekorasi dan dokumentasi atau dekdok bersama dengan Nada.
Sebenarnya ia ingin menjadi seksi kebersihan, tapi, Nada mengajaknya untuk menjadi seksi dekdok. Aliqa yang merasa akan mudahpun iya-iya saja.
Kalau pada kegiatan sebelumnya Aliqa yang selalu tidak berangkat, kali ini giliran Nada. Sehingga Aliqa harus menampung semua beban seksi dekdok sendiri.
Setelah melewati angin pagi dan jalanan yang sepi dengan motornya, Aliqa sudah tiba di lapangan tempat yang telah di tentukan untuk sebuah pertemuan.
Jika biasanya Aliqa melakukan gymnastic pada pagi hari, maka kali ini Aliqa harus menjalankan tugasnya yaitu mempersiapkan untuk kegiatan ketiga.
Kegiatan ketiga ini adalah Gladi Tangguh atau disingkat GT. Di mana Aliqa dan yang lain akan melakukan survei, terlebih dulu untuk perjalanan Gladi Tangguh yang akan diadakan lusa.
Aliqa dengan pakaian rapinya sudah sampai di lapangan. Sesuai dengan pembahasan malam tadi, bahwa akan berkumpul di lapangan terlebih dulu.
Aliqa menuruni motornya setelah memparkirkan motor dengan rapi.
Mata Aliqa hanya tertuju pada satu orang, Ehsan. Ehsan yang awalnya sibuk memainkan handphone kini beralih menatap Aliqa karena merasa ada yang memperhatikannya.
Aliqa menyeberangi jalan dan menuju ke arah Ehsan duduk.
"Pagi Kakak Ehsan!" Sapa Aliqa dengan penuh semangat.
"Pagi. Tumben gak sama Nada?" tanya Ehsan melihat ke belakang Aliqa.
"Cieee nyariin Nada."
Aliqa mendudukkan dirinya di samping Ehsan lalu menjawab pertanyaan Ehsan tadi.
"Nada lagi sakit, kecapekan ngambis dia."
Mendengar itu Ehsan mengangguk tanda mengerti.
Hening di antara mereka berdua berlangsung hampir 15 menit. Bukan karena mereka tidak akrab tapi karena mereka asik dengan kesibukannya masing-masing. Apalagi kalau bukan bermain gadget.
Aliqa mulai bosan dengan suasana hening ini karena dia terbiasa melakukan suatu hal entah menyanyi atau bahkan menulis sebuah karangan indah.
"Bosen banget. Mereka mana si? Lama deh," ujar Aliqa sambil meletakkan handphone-nya ke dalam tas serut hitam kecintaannya.
"Kaya gak biasa aja, jam karet mereka," ujar Ehsan yang juga meletakkan handphone-nya juga ke dalam tasnya sendiri dan menatap Aliqa dari samping.
Pipi Aliqa yang menggemaskan putih bersih tanpa sebintik jerawat pun terlihat begitu menarik di mata Ehsan.
Cantik gini masih aja disia-siain sama Atha.
"Woy! Pagi banget kalian berdua?"
Fadi, Fathan dan Gani datang bersamaan. Sementara suara tadi adalah milik Gani.
Setelah memarkirkan motor, mereka berjalan menghampiri Ehsan dan Aliqa.
"Kalian aja yang mulur banget datangnya," ujar Aliqa menatap ke arah kedatangan tiga orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coconut Ice [END]
Ficção Adolescente"Tunas yang menumbuhkan rasa" 🐢🤎 ●●● "HWAA!!" . . Dia memberikan satu bungkus tisu wajah dengan kemasan berwarna ungu. "Ini, buat hapus air mata," . . "Hmm" . . "Anjir gue salting!" . . ●●● Ini mengisahkan tentang seorang gadis yang menjebak dirin...