Jangan Lupa Vote & Spam komennya
.
.
HAPPY READING●●🐢●●
Pagi yang cerah merupakan suasana yang sangat mendukung. Aliqa dengan seragam pramukanya sudah siap menuju ke sekolah.
Aliqa menyelesaikan sarapannya lalu pergi ke sekolah diantar oleh Pak Wono. Mama dan Papa Aliqa juga sudah pergi ke kantor mereka sejak pagi-pagi sekali. Sedangkan Naras, dia sudah berada di rumah tantenya untuk menyiapkan diri pergi ke london bulan depan.
Sesampainya di depan gerbang sekolah, Aliqa langsung berjalan menuju ke sanggar. Saat di depan sanggar, Aliqa menemukan teman-temannya yang masih berda di luar. Salah satunya adalah Meisya.
Aliqa berjalan mendekati Meisya. Meisya melirik Aliqa sekilas dengan raut wajah datarnya.
"Me, kok belum masuk? Sanggarnya masih di kunci?" tanya Aliqa pada Meisya.
"Iya. Kuncinya sama Raka, eh, si Raka malah nginep di rumah Satya tadi malam," ucap Meisya.
Menanggapi hal tersebut Aliqa hanya mengangguk.
Mereka semua terpaksa menunggu seperempat jam dengan duduk berdiam diri saja di depan sanggar itu. Untuk mengatasi rasa bosan, sebagian dari mereka memilih untuk memainkan gadget mereka.
Lain hal dengan Aliqa yang menatap langit pagi yang sangat cerah. Pandangan Aliqa teralihkan ketika suara derap langkah lebih dari satu orang berjalan ke arah sanggar.
Mata Aliqa menanggkap enam sosok laki-laki yang sangat berwibawa dengan seragam pramuka mereka.
"TELAT BANGET! JANJINYA DAT--"
"Hustt! Nih kuncinya," ujar Fadi sambil menyerahkan kunci itu pada Meisya.
Meisya langsung menyambut kunci itu dan berjalan menuju kearah pintu masuk sanggar dan membuka pintu tersebut.
Enam orang tadi adalah Fadi, Satya, Ehsan, Naufal, Raka dan Fathan. Kini mereka berenam menatap kearah Aliqa.
"Apa?" tanya Aliqa dengan perasaan curiga karena melihat ke-enam orang itu melepaskan tas mereka.
"Tolong," ucap Ehsan dengan cengengesan sambil menyodorkan tasnya. Diiringi oleh kelima temannya.
Jujur, Aliqa hanya memutar bola matanya malas dan menatap satu-satu dari enam orang itu.
"Masih sempurna, jangan memperbudak manusia lain."
Setelah mengatakan itu, Aliqa berjalan menuju pintu masuk dengan menggendong tasnya. Namun, terlambat karena tasnya ditarik kebelakang oleh Ehsan.
Membuat tubuh Aliqa mundur dan tersandar di dada bidang milik Ehsan. Aliqa melototkan matanya dan langsung membangkitkan tubuhnya.
"GILA LO YA?! Kalau gue jatuh terus kebentur batu terus gue mati gimana?!"
"Dikubur kan?" ucap Satya yang makin membuat Aliqa kesal. Aliqa memicingkan matanya tajam pada Satya membuat Satya bergedik ngeri.
"Makanya tolongin. Menolong sesama itu berpahala," ucap Raka dengan senyumannya.
"Ya, udah sini!"
Aliqa mengulurkan tangannya dan mengambil masing-masing tas dari empunya. Sampai pada Raka, tangan Aliqa lebih dulu ditepis oleh seorang gadis yang kemudian mengambil tas Raka dari tangan sang empunya.
"Gue aja," ujar Kyla dengan senyumannya membawa tas itu berjalan masuk ke dalam sanggar.
Aliqa menatap punggung Kyla yang sudah jauh masuk ke dalam sanggar. Kemudian ia menyadarkan dirinya dan hendak mengambil tas nya Naufal, namun, dihentikan oleh Naufal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coconut Ice [END]
Genç Kurgu"Tunas yang menumbuhkan rasa" 🐢🤎 ●●● "HWAA!!" . . Dia memberikan satu bungkus tisu wajah dengan kemasan berwarna ungu. "Ini, buat hapus air mata," . . "Hmm" . . "Anjir gue salting!" . . ●●● Ini mengisahkan tentang seorang gadis yang menjebak dirin...