SATU

589 30 3
                                    

HAPPY READING!!





Setelah sebulan lalu kepergian Laura, membuat Anna berubah menjadi seorang yang pendiam, menutup diri dari orang-orang sekitarnya, hingga membuat suami dan anak-anaknya khawatir akan keadaannya.

Anna merupakan ibu angkat dari Laura Carter Harrison. Anna sangat amat menyayangi Laura seperti anak kandungnya sendiri. Ia seperti itu dikarenakan tidak memiliki anak perempuan di keluarga Harrison.

Sedikit informasi, keluarga Harrison yang terdiri dari Pedro Harrison sebagai kepala keluarga dan pebisnis handal, namun licik. Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, menyingkirkan siapa saja yang berusaha untuk mengacaukan apa yang menjadi miliknya.

Anna Harrison, seorang wanita lemah lembut yang selalu menjadi penghangat dalam keluarga Harrison. Namun, kehangatannya tentu saja diperalat oleh suaminya. Menjadi wanita yang sangat disayangi dan dicintai oleh Laura.

Damien Carl Harrison. Putra tertua di keluarga Harrison. Parasnya yang tampan namun jiwa iblis bersemayam didalam tubuhnya. Sifatnya tak berbeda jauh dari ayahnya, apapun yang menyangkut bisnis ayahnya, ia selalu bisa diandalkan.

Blake Reed Harrison, namanya. Putra kedua dari keluarga Harrison. Sifatnya yang pemberontak dan ingin menang semdiri membuatnya menjadi pribadi yang buruk. Dunia malam adalah kesukaannya, bahkan ia sering bermain dengan perempuan hanya untuk memuaskan nafsunya.

Terakhir, perempuan muda cantik yang diangkat menjadi bagian keluarga Harrison. Laura Carter Harrison. Ia diangkat saat usianya sembilan tahun. Alasan keluarga Harrison mengangkat anak perempuan di keluarganya, dikarenakan Anna sangat menginginkan seorang anak perempuan. Namun, tak banyak yang tau jika Laura menyimpan sedikit rahasia di hidupnya.

Tokk! Tokk! Tokk!

Suara pintu kamar Anna tiba-tiba saja ada yang mengetuk. Namun, suara itu sama sekali tak ia hiraukan. Anna masih tetap saja pada posisinya, duduk di ujung tempat tidurnya, seraya memeluk bingkai foto, dimana terdapat wajah dengan senyuman indah milik Laura.

Karena merasa tidak ada jawaban dari Anna. Laki-laki paruh baya dengan pakaian rapi dan berkarisma itu membuka knop pintu kamarnya, dan menghampiri Anna.

Dia Pedro.

Pedro berjongkok dihadapan Anna untuk menyamaratakan tingginya dengan Anna. Dengan lembut, tangannya memegang tangan Anna.

"Sayang, sudahlah, jangan seperti ini lagi. Laura sudah tenang. Jangan pikirkan dia lagi." Pedro mencoba menenangkan istrinya itu, "Masih ada Damien dan Blake yang harus kamu pikirkan. Mereka juga anak-anakmu." Lanjutnya.

Tanpa Anna sadar, air matanya jatuh membasahi pipinya. Matanya tak mampu membendung air matanya lagi jika harus mengingat tentang Laura. Dapat dilihat dari wajahnya yang lesu dan mata yang sembab, membuktikan bahwa Laura sangat berarti di hidup Anna.

Anna melepaskan tangan suaminya itu, " Bisakah kamu tinggalkan aku sendiri? Aku sedang tidak mau berbicara pada siapapun." Anna lalu bangkit dari tempat duduknya, dan memilih untuk berbaring seraya membawa bingkai foto itu untuk ia peluk sambil tidur.

Melihat perlakuan istrinya itu, Pedro merubah posisinya menjadi berdiri. Ia sebenarnya tidak tega melihat istrinya terus-terusan dirundung kesedihan, tapi mau bagaimana lagi. Pedro juga tau dan paham, jika Anna sangat amat menyayangi Laura.

Percuma jika Pedro masih berada dikamar, toh, Anna tidak memerdulikan dirinya.

Kuharap kamu paham, Anna, atas semua yang telah terjadi pada keluarga kita, Pedro membatin.

Pedro keluar kamar dan meninggalkan Anna yang sudah berusaha untuk tidur diranjangnya. Saat Pedro menutup pintu, Blake datang menghampirinya.

"Apa mama masih belum mau bicara, pa?" Tanya Blake pada ayahnya.

Seething With RageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang