LIMA BELAS

136 9 0
                                    

HAPPY READING!!















Berhubungan lgi free, mari kita lanjut cerita ini.

Sebelum diri ini akan jarang up.

Sekarang itu susah bgt buat ngide alur cerita ini. Butuh waktu juga and inspirasi² yg harus dituangkan..

But, it's okay kawandd, let's get started!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

BUGH!

Pukulan yang diberikan oleh Gray itu baru saja tepat mendarat mulus di wajah Nial hingga membuatnya tersungkur ke tanah.

Melihat Nial kalah ketika melawan Gray, Jordan dan Liam tak tinggal diam. Mereka berdua maju melawan Gray secara bergantian.

Walau Gray seorang diri, tak ada rasa takut didalam dirinya ketika melawan cecunguk lemah ini. Sekali gertak, mereka akan jatuh tak berdaya.

Sama seperti Nial.

Tangan Jordan berusaha memberikan pukulan untuk wajah Gray, namun Gray dengan cepat mengelak.

Lalu, tangan Gray meraih tangan Jordan yang tepat dihadapannya, dan dengan mudah memelintir, hingga Jordan meringis. Kemudian, Gray mendorongnya, namun tak sampai jatuh.

"Masih mau lawan gue?"

Gray berkata seakan tak takut sama sekali. Ia malah menyerahkan dirinya untuk melawan mereka lagi.

"Bacot lo!" Liam mengumpat.

Kaki Liam hampir saja mengenai perut Gray, namun, kalah cepat dengan gerakan tangan Gray yang menangkis kaki Liam.

Tak ingin menyerah, Liam juga melayangkan pukulan namun Gray memberikan bogem mentah pada perut Liam. Gerakan itu begitu cepat, hingga Liam tak menyadari.

Melihat kedua temannya kalah melawan Gray, Nial diam-diam bangkit dan menendang punggung Gray, hingga membuatnya terjatuh.

"SIAL!"

Gray merasakan ngilu di punggungnya. Matanya menyorot tajam kearah Nial. Anak itu benar-benar sialan.

"Satu lawan satu woi, gak usah keroyokan! Banci lo semua!"

"Bacot lo anjir! Kali ini gue pastiin lo bakal kalah." Nial menggeram.

Gray berdecih, "Mimpi mas?" Ucap Gray ditengah-tengah suasana tegang seperti ini masih saja ingin melawak.

"Bangun lo sial!"

Mendengar titah Nial, Gray pun bangun. Sedikit ngilu yang ia rasakan, namun masih bisa ia tahan.

Gray yakin jika dirinya bisa melawan ketiga cecunguk suruhan Blake ini. Tidak lain dan tidak bukan, ya pasti untuk membalaskan dendamnya beberapa waktu lalu.

Jordan dan Liam juga sudah pasang badan, siap-siap untuk menyerang Gray.

Mereka bertiga secara bersamaan mengeroyok Gray. Dengan sisa-sisa tenaga, Gray masih mampu meladeni mereka.

Seething With RageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang