TIGA

278 16 0
                                    

HAPPY READING!!





Damien memasuki ruang kerja Pedro tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dua bodyguard yang sedang berada didalam ruangan itu pun sontak menoleh secara bersamaan.

Tapi tidak dengan Pedro. Ia tetap saja berdiri membelakangi dua bodyguard nya, Brad dan Troy. Matanya menatap serius kearah luar jendela seraya menyilangkan kedua tangannya di dada. Walaupun suasana malam diluar gelap, seakan mata Pedro menangkap hal yang tak biasa dibalik jendela kaca yang besar di ruang kerjanya.

Damien menggerakkan kepalanya kearah kanan, dimana itu adalah posisi pintu, seakan mengodekan bahwa dua bodyguard itu harus keluar.

Tanpa basa basi, Brad dan Troy keluar dan hanya menyisakan Pedro dan Damien didalam ruangan dengan warna putih dan abu yang mendominasi.

Damien menghampiri Pedro yang masih termenung menatap kearah keluar jendela, seakan banyak sekali yang ada didalam pikirannya. Kini Damien sudah berdiri tepat di belakang Pedro.

"Bagaimana kerjaanmu hari ini, Dam?" Pedro mencoba basa-basi dengan anaknya itu, tanpa menoleh sedikit pun.

"Seperti biasa." Sahutnya datar, "Pa, apa ada yang papa sembunyikan dari ku?" Sambungnya. Kini Damien memajukan selangkah kakinya dan berdiri tepat di samping Pedro.

Pedro menoleh, dan hanya menanggapinya dengan senyuman. Ia menepuk pelan pundak anaknya itu, "Tidak ada apa-apa. Dan, jangan mengkhawatirkan segala sesuatu yang sebenarnya tak perlu dikhawatirkan, Dam."

Damien mengerutkan dahinya, "Lalu kenapa Brad dan Troy ada disini? Pasti papa membicarakan sesuatu hal yang Damien gak tau." Suara Damien seakan mendominasi ruangan yang sepi itu.

"Apa kamu percaya sama papa?" Tanya Pedro mencoba meyakinkan anak tertuanya itu.

Damien terdiam menatap Pedro penuh arti.

Pedro menghela napas pelan. Kini posisinya menghadap Damien sepenuhnya, kedua tangannya pun memegang kedua bahu Damien, "Dam," Sahutnya pelan, "Percaya sama papa. Tidak ada yang papa sembunyikan dari kamu. Kamu tau papa kan? Kamu tau siapa papa. Papa akan ceritakan semua hal apapun itu sama kamu."

Helaan napas kasar Damien itu membuktikan bahwa sebenarnya ia belum sepenuhnya percaya pada Pedro.

"Kamu percaya papa?" Suara Pedro meyakinkan.

Damien menunduk sebentar, hingga akhirnya ia luluh. Damien pun mengangguk sebagai tanda percaya. Padahal matanya masih menyorot mata Pedro yang masih tersimpan rahasia didalamnya.

Apa yang sebenarnya papa sembunyikan dari ku, Damien membatin.

Merasa Damien percaya padanya, Pedro memeluk anaknya itu. Betapa tidak percayanya ia jika kini anak yang dulu sangat kecil, sekarang tumbuh menjadi laki-laki dewasa yang kuat. Pelukan itu membuat Damien harus percaya atau tidak pada Pedro.

Ceklekk!!

Suara pintu itu tiba-tiba saja mengagetkan Pedro dan Damien, membuat keduanya melepas pelukan antara ayah dan anak.

Sontak, membuat mereka berdua menoleh secara bersamaan, dan dilihatnya seorang pria berdiri di ambang pintu, dia Blake, adik laki-laki Damien.

"Ngapain bang Damien berpelukan sama papa? Mau pisah?" Celetuk Blake seraya berjalan kearah Damien dan Pedro.

Damien memutar bola matanya, ia risih jika harus berurusan dengan adiknya ini, "Ngapain sih lo ke ruangan kerja papa? Mau minta transfer uang lagi? Makanya lo kerja!" Jelas Damien dengan nada judes.

"Ck, nyaut aja lo jadi abang. Gue kan anak papa juga, terserah gue dong mau kesini. Papa juga gak larang gue kok. Iya kan pa?" Blake seakan meminta persetujuan dari Pedro.

Seething With RageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang