DUA PULUH EMPAT

119 8 0
                                    

Happy Reading!!





sudah beberapa hari tidak up, tidak apa-apa mari kita lanjut lagi!

.
.
.
.
.

Let's get started kawandd!!!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Semenjak kejadian beberapa hari itu, River semakin fokus untuk mencari-cari bukti lainnya. Setidaknya sesuatu yang ada di kotak itu bisa memecahkan semua masalah mengenai kematian Laura, adiknya dan kematian kakek Yard.

Barang-barang yang ia temukan itu berupa kertas-kertas yang terdapat tulisan, yang tak lain jika itu adalah tulisan tangan Laura. River sangat mengenali itu. Walaupun River lama tidak bersama Laura, dapat ia pastikan jika tulisan Laura sangat khas dan Laura sangat suka sekali menulis diary atau apapun yang sedang ia pikirkan. Sedangkan pil yang ia temukan bersamaan dengan kertas-kertas itu, belum ia pastikan jika pil itu mengandung bahan apa.

River masih memikirkan dan merencanakan suatu hal untuk mengetes kandungan apa yang terdapat dalam pil itu. Ia akan segera ke rumah sakit untuk melakukan pengujian laboratorium mengenai pil tersebut.

Mobil mewah yang River kemudi berjalan dengan kecepatan sedang. Seperti biasa, Pedro duduk dibelakang, sibuk dengan ponselnya.

Saat mobil itu dengan mulusnya berjalan diantara mobil-mobil lainnya di jalan raya, tiba-tiba saja ada satu mobil berwarna silver berusaha mengimpit mobil yang sedang River kemudi. Sontak, beberapa kali membuat River menghindar. Namun, tetap saja, mobil itu seperti berusaha mendesak mobil River agar berhenti.

Pedro yang sedari tadi sibuk, langsung saja menghentikan kegiatannya, "Ada apa River?" Tanya Pedro kebingungan. Matanya menoleh ke kanan, dan dilihatnya mobil berwarna silver itu berusaha membuat mereka celaka.

River yang sedari tadi sibuk mengemudi mobil agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, dibuat sedikit kesal, karena Pedro terus saja mengajukan pertanyaan-pertanyaan kenapa mobil itu mengikuti mobil mereka.

River menghela nafas kasar, "Saya tidak tau tuan."

Ternyata, mobil yang River kendarai kalah cepat dibanding mobil silver itu. Sontak membuat River mengerem mendadak, ketika mobil silver itu berhenti tepat di depan mobil River.

"ASTAGA!" Ucap Pedro kaget ketika tubuhnya terdorong ke depan, namun tetap aman karena ia selalu menggunakan seatbelt. Begitu juga dengan River.

"Biar saya yang tangani, tuan." Sahut River seraya melepaskan seatbelt dari tubuhnya dan keluar dari mobil itu untuk menghampiri seseorang yang berada dalam mobil itu.

River berjalan santai seraya kedua tangannya ia letakan di saku celananya. Kemudian berdiri tepat di pintu kiri mobil itu.

Keluarlah kedua orang bertubuh besar dari mobil silver itu dengan tatapan mengintimidasi. Namun sayangnya, River tidak takut.

"Ternyata kalian," Ucap River santai. Iyalah, dua orang pria itu ternyata Will dan Fred, anak buah Hans yang beberapa bulan lalu menghajar River karena belum membayar hutang.

Seething With RageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang