TUJUH

207 12 0
                                    

HAPPY READING!!











River memarkirkan motor klasik milik Gray dihalaman rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


River memarkirkan motor klasik milik Gray dihalaman rumah. Tak lama, Glenda turun dari motor lalu melepaskan helm bogo berwarna hitam dan diberikannya pada River. Belum sempat River melepaskan helm full face miliknya, Glenda mendekatkan wajahnya pada telinga River, membisik, "Thanks ya!" ucapnya pelan seraya menyuguhkan senyum tipis milik Glenda.

River berekspresi datar. Lalu ia membuka helm full facenya dan dipegangnya. River tidak berkomentar apapun, ia hanya mengangguk pelan. Lalu menaruh helm full face di atas motor berdekatan dengan helm bogo milik Glenda.

"Gue mau-"

Ekhemm!

Belum sempat melanjutkan perkataannya, Glenda dibuat kaget dengan suara deheman seorang laki-laki. Siapa lagi kalau bukan Gray Jackson. Si laki-laki dengan sejuta kekepoan dan sifat slengeannya.

Glenda dan River menoleh secara bersamaan menatap seseorang sudah berdiri di ambang pintu seraya berkacak pinggang. Dengan setelan kaos putih oblong dan celana pendek, Gray menghampiri mereka yang masih berdiam diri didepan rumah.

"Dari mana aja? Jam segini baru balik. Pasti kelayapan nih, iya kan? Ngapain aja? Jangan-jangan kalian ke club ya?" Tanya Gray beruntun.

Glenda menyenggol lengan adiknya itu dengan sedikit kasar, "Gak perlu interogasi gitu kali Gray. Lo pikir gue anak esdeh yang kemana-kemana ditanyain. Ingat, gue kakak lo!" Sahut Glenda kesal.

"Justru kakak ini kakaknya Gray, makanya Gray peduli. Nanti kalo kakak ada apa-apa, gimana? Kasian Gray kak gak bisa bagi waktu buat ngurusin kakak, kuliah, pacaran. Gitu loh,"

Pacaran? Memangnya Gray punya pacar? Ah elah! Itu akal-akalan dia aja, biar dikira gak jomblo. Sa ae lo Gray!

Glenda bingung bagaimana harus meladeni adiknya ini. Ia tau jika Gray susah sekali untuk diajak berbicara serius. River yang menyaksikan pun hanya diam memerhatikan percakapan keduanya.

Glenda mendengus, lalu diperhatikannya wajah adiknya yang terdapat beberapa lebam. Glenda mengernyitkan dahinya, ia memegang wajah adiknya itu.

Aww!

Gray meringis kesakitan saat Glenda memegang wajahnya. Sontak, membuat Glenda tersentak kaget dan menjauhkan tangannya dari wajah Gray.

"Lo berantem Gray?" Tanya Glenda dengan mata terbelalak. Baru kali ini ia melihat wajah adiknya lebam seperti ini.

River pun ikut-ikutan memerhatikan wajah Gray.

Setaunya, Gray tidak pernah berantem. Apalagi sampai seperti ini. Ia yakin, jika ada sesuatu yang Gray lakukan diluar sana tanpa sepengetahuannya.

Gray masih memegang pipinya dan sudut bibirnya, "Sakit kak,"

"Jawab Gray! Lo berantem?! Kenapa? Sama siapa?" Kali ini Glenda yang bertanya dengan beruntun. Hingga membuat Gray sedikit jengah, terlihat sekali dari wajahnya.

Seething With RageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang