DUA PULUH SATU

126 9 0
                                    

HAPPY READING!!




🔫🔫🔫

Waktu menunjukkan pukul tujuh malam dan Glenda baru saja sampai dirumah. Ia dengan lemah menghempaskan tubuhnya di sofa empuk berwarna beige diruang tamu.

Sudah menjadi kebiasaan Glenda ketika ia baru pulang kerja, ia selalu saja baru bisa memegang ponselnya. Apalagi ketika ia sedang sibuk di kantor.

Baru saja membuka aplikasi whatsapp di ponselnya, tiba-tiba notif pesan masuk atas nama River.

Glenda mengernyitkan dahinya, kebingungan.

River kirim foto apa? Glenda membatin.

Pesan itu ia buka, dan betapa terkejutnya Glenda hingga tangan kanannya menutup mulutnya yang setengah menganga. Glenda langsung mengubah posisi duduknya menjadi tegak.

"Ini kan foto..." Ucapnya pelan.

Pikiran Glenda dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan perihal dari mana River mendapat foto itu. Sedangkan foto itu hanya di miliki oleh Pedro dan orangtuanya.

Whatsapp

Glenda
Dapat foto itu darimana Riv?

River
Dirumah?

Glenda
Iya gue dirumah. Kasi tau gue Riv?

River
Gue kerumah.
Sekarang.

Glenda
Cerita aja disini.

Read.

Glenda langsung dibuat kesal seketika. Menurut Glenda, apa susahnya sih tinggal menceritakan perihal foto itu dari pesan. Kalau capek ngetik kan bisa call-an.

Harusnya River seperti apa yang dipikiran Glenda.

Tunggu! Tapi tidak masalah jika River malam-malam kerumah Glenda. Lagian, ini adalah waktu yang bagus juga untuk mereka berduaan. Saling melepas rindu.

Padahal rasanya baru beberapa hari yang lalu mereka bertemu. Kemudian, Glenda tersenyum simpul menatap layar ponselnya.

Di sisi lain, River sudah bersiap-siap. Ia hanya menggunakan kaos hitam dan celana jeans seraya menatap penampilannya di cermin untuk memastikan jika sudah benar-benar rapi.

Kemudian atensinya berubah dan mengambil kunci mobil beserta ponselnya diatas nakas yang berada di samping ranjang tidurnya.

Setelah keluar dari kamar, langkahnya tiba-tiba saja dihentikan oleh Blake. Mau tidak mau, ia harus merespon panggilan Blake.

"Mau kemana lo?" Blake selain biang masalah, ternyata kepo juga.

River menghela nafas kasar, "Saya ada urusan."

"Malam-malam gini?" Blake seolah menginterogasi River dengan pertanyaannya.

River sejenak melirik jam tangannya, "Sekarang masih jam tujuh lewat sepuluh." Jelas River lengkap.

Blake menatap River singkat lalu tanpa mengucapkan sepatah kata ia meninggalkan River.

Belum jauh River melangkah lagi, Pedro sudah memanggilnya dan mau tidak mau langkahnya terhenti.

Seething With RageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang