DUA PULUH TIGA

115 8 0
                                    

Happy Reading!!




Yeayy lanjut lagi! Berhubung kemarin ceritanya gantung, mari kita lanjutkan.

Oke, Let's get started!!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gery membelalakkan matanya. Ia benar-benar tak percaya atas penuturan River barusan. Bagaimana mungkin jika Laura itu adalah adik dari River? Sungguh skenario Tuhan tak ada yang tau.

Setelah mendengarkan ucapan dari River, Gery diam terpaku. Bibirnya tak mampu mengatakan apapun.

"Lo kenal adek gue?" Tanya River memastikan.

Gery sedikit gelagapan, dan dengan sedikit ragu, ia mengangguk.

River menghela nafas, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, lalu memijat pelan pangkal hidungnya.

"Cerita sama gue." Pinta River.

"Gue hanya tau Laura meninggal karena kecelakaan. Tapi, sebelum itu-"

River dengan cepat memotong pembicaraan Gery, "Apa?!"

"Sebelum kecelakaan itu, Laura cerita ke ayah, dia minta tolong supaya jagain keluarga Jameson Jackson. Karena Pedro ingin merencanakan suatu hal untuk menyingkirkan Jameson dan keluarganya. Posisinya, Laura tau semua kebusukan Pedro, bang." Jelas Gery meyakinkan.

Gery menatap wajah River yang sudah frustasi, "Kemungkinan, kematian Laura bukan sepenuhnya kecelakaan." Lanjutnya.

River mengerutkan dahinya, "Kalau Laura tau semuanya, pasti Laura nyimpan sesuatu yang mungkin bahkan itu bukti kuat dari semua ini."

"Laura gak sempat kasi tau semuanya ke ayah, bang. Laura hanya menceritakan, bukan memberikan bukti."

River mengulum kedua bibirnya, berjalan sedikit menjauh dari Gery. Pikirannya sedang kacau.

"Kalau memang Laura nyimpan bukti, gue yakin, bukti itu masih dia simpan sampai sekarang." Ucap Gery pelan.

River membalik menghadap Gery, "Bukti yang lo pegang? Apa itu menyangkut dengan kematian kakek Yard?"

"Bukan."

"Lalu?"

Gery menghembus nafas pelan. Ini adalah waktunya untuk terbuka. Dengan cara ini, Gery berharap semuanya akan terbayar lunas. Tinggal menyusun strategi.

"Ikut gue kerumah bang."

Suasana sore yang begitu macet, membuat jalanan sangat padat. Itu karena sedang jam pulang kerja. Walaupun dengan begitu, River selalu membawa mobil dengan kecepatan sedang.

Tak butuh waktu lama. River sampai di kediaman Gery. Ternyata Gery sudah sampai duluan. Wajar saja, jika Gery menggunakan motor, sedangkan River membawa mobil.

Tanpa basa-basi River masuk, karena pintu juga sudah terbuka. Diruang tamu, Gery sudah duduk, lengkap dengan laptop diatas meja.

Seething With RageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang