EMPAT PULUH

141 9 0
                                    

Happy Reading!!




🔫🔫🔫

BRAAKK!!

Suara hentakan pintu diruang kerja Pedro terdengar begitu keras setelah ia banting. Untung saja rumahnya sangat besar dan luas jadi tidak terlalu terdengar. Dirumahnya, Pedro memang memiliki ruang pribadi, yaitu ruang yang biasa ia gunakan untuk bekerja dari rumah.

"Sial!" Umpatnya keras seraya melempar barang apa saja yang ada didekatnya.

Perawakan Pedro hari ini benar-benar kacau, ia sengaja tidak pergi ke kantor dan menyuruh anak buahnya untuk menghandle semua pekerjaannya. Nafas Pedro terdengar begitu terengah-engah seperti sehabis maraton. Pedro sadar, jika apa yang sudah ia tutupi selama ini akan terbongkar dan semua itu karena River.

Matanya menyipit seketika begitu nama River ia sebut dalam hati. Siapa sebenarnya River? Apa yang ingin dilakukan River sampai-sampai ia harus mencuri semua bukti. Pedro semakin penasaran dengan River, keinginannya untuk mencari tau siapa River sebenarnya semakin kuat.

Pedro pun meraih ponsel yang berada didekatnya, mencari kontak nama seseorang lalu meneleponnya.

"Hallo," Suara Pedro merespon ketika seseorang di seberang sana menjawab telepon dari Pedro, "Saya ingin kamu mencari tau tentang siapa River Theodore. Setelah selesai, cepat hubungi saya."

Tanpa basa-basi lagi Pedro langsung menutup telepon itu.

"Sebentar lagi, kamu akan habis di tangan saya River. Lihat saja!"

Pedro benar-benar memendam amarah yang begitu besar pada River. Tangannya mengepal kuat, matanya menatap tajam ke satu titik dan seakan sudah siap untuk memangsa. Dengan gerakan reflek, Pedro menghantam meja kerjanya dengan satu pukulan untuk melampiaskan amarahnya yang belum terbalas seraya berteriak keras.

🔫🔫🔫

Tok.. tok.. tok..

Merasa belum ada yang membukakan pintu, Gery membalikkan tubuhnya menghadap ke luar pagar rumah seraya melipat kedua tangannya di dada.

Kemudian terbukalah pintu itu dan sang empu rumah kebingungan dengan sosok laki-laki yang tingginya hampir sama dengannya.

"Maaf, cari siapa?" Tanya Gray yang masih berdiri diambang pintu.

Gery kemudian membalik dan mereka berdua saling bertatapan. Gery tersenyum pada Gray, sedangkan Gray memasang raut wajah datar. Ia sedikit bingung dengan orang yang ada dihadapannya sekarang.

"Gue mau ketemu sama Gray dan Glenda." Ucap Gery to the point.

Gray berubah menjadi sedikit waspada, "Ada apa nyari gue dan kakak gue?"

"Jadi Lo Gray?" Gery memajukan langkahnya untuk mendekati Gray. Namun Gray menyuruh Gery untuk berhenti agar tidak mendekatinya. Gery pun menurut.

Gery paham, karena ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengan Gray, jadi maklum jika Gray bersikap waspada pada dirinya.

"Pertama, gue gak kenal sama Lo. Kedua, gue dan kakak gue gak pernah berurusan sama Lo. Jadi, mending Lo pergi." Gray hampir saja menutup pintunya, namun berhasil ditahan oleh Gery.

Seething With RageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang