6. Kasus Luna

89.5K 9.1K 271
                                    


Alora segera memasuki kelasnya setelah mengunjungi sekret BEM. Ternyata benar, di kampusnya terjadi kasus kematian yang mencurigakan untuk kedua kalinya.

Alora melihat teman-teman kelasnya ribut membicarakan kematian Luna.

"Ra!" panggil Puput.

Gadis itu segera menghampirinya, Alora sudah bisa menebak hal apa yang akan disampaikan Puput.

"Lo udah tau belum, Ra?"

Dia duduk bersama Puput, "udah tau."

"Gue belum ngomong kok udah tau."

"Kasus Luna kan?" tebak Alora.

Puput mengangguk cepat, "iya Ra, gue ngeliat jasadnya tadi pagi waktu diangkat ke mobil ambulance, bajunya penuh darah," jelas Puput agak ngeri menceritakan ketika Luna dievakuasi.

"Gue liat di tv sebelum ke kampus, tapi disensor."

Puput tersenyum penuh makna sambil mengeluarkan ponselnya.

"Selama ada Puput, rasa penasaran lo bakalan terpenuhi. Nih liat," ucap Puput menyodorkan ponselnya.

Alora kaget melihat video yang ada di ponsel Puput. Gadis itu ingin mual setelah melihatnya.

"Ra, lo kenapa kok mual?"

Alora menunjuk ponsel Puput.

"Lo sendiri gak mual ngeliat video ini?"

Puput menunjukkan video Luna saat dievakuasi, dia merekam kejadian itu secara sembunyi-sembunyi. Karena pihak kepolisian melarang mengambil gambar, tapi Puput tidak akan kehilangan kesempatan.

"Gue kan gak takut darah."

"Sumpah Put, kepala gue pusing liatnya. Itu beneran Luna?"

"Iya, sadis banget. Kasian, mana masih muda. Kematian gak pilih-pilih umur, jadi takut mati deh gue."

"Alasan dia meninggal apa?"

"Gak tau, belum ada keterangan sih. Masih jadi misteri."

Alora sangat ketakutan setelah melihat darah yang begitu banyak di tubuh Luna. Dia memang tidak menyukai darah berlebihan seperti itu.

"Kok aneh rasanya Put. Baru aja Liona meninggal eh sekarang malah Luna."

"Gue juga ngerasa aneh, tapi gak tau, kan udah takdir."

Alora mendengus kesal, percuma membicarakan hal teka-teki pada Puput.

"Maksud gue kayak ada sesuatu gitu kenapa bisa mereka meninggal secara tiba-tiba."

Puput mengetuk-ngetuk jarinya di dagu mencoba berpikir.

"Eh tapi ada rumor yang bilang, tenggorokan Luna bolong, kayak ditusuk gitu."

"Mana coba liat," Alora memutar kembali videonya.

"Gak ada di situ Ra, kan ditutup kain."

"Kasian banget Luna," gumam Alora.

Puput mengangguk lemah, "iya kasian banget, tapi gue lebih kasian sama Agharna."

"Kenapa kasian sama dia?"

"Luna sama Agharna kan terkenal sedang masa pdkt, baru aja mulai eh ceweknya dah meninggal."

Tatapan Puput beralih pada Agharna yang kini dikelilingi temannya untuk mengucapkan belasungkawa.

"Sabar yah Agharna, gue tau lo pasti sedih banget kehilangan Luna."

"Iya kita turut berduka cita karena kepergian gebetan lo."

AGHARNA (Sang Bulan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang