Agharna tak menyangka kehidupan yang dia usahakan selama ini telah hadir di rahim Alora."Mulai sekarang kamu nggak boleh makan makanan yang nggak bergizi," kata Agharna.
Bahkan, Agharna menyuruh Jay setiap hari mengawasi Alora. Meskipun ada Agharna yang setiap saat di sampingnya ketika di kampus, Agharna tetap ingin Jay selalu siap siaga jika terjadi sesuatu.
"Jay, kamu harus mengawasi Alora setiap saat, kecuali di kampus. Karena sekarang istriku sudah hamil, dia tidak boleh lelah apalagi dalam bahaya."
"Baik, Tuan."
Jay tentu senang, Tuannya sebentar lagi akan mempunyai anak. Tapi Jay berdoa, semoga anak itu tidak mewarisi darah kegilaan Agharna.
Cukup satu orang yang membuatnya pusing mengurus korban sadis. Jangan ada lagi Agharna junior, cukup Alora junior.
"Selamat, Nyonya Alora, semoga bayinya sehat dan anda juga sehat sampai persalinan."
Alora tersenyum, "terima kasih, Jay."
"Kira-kira anak kita bakalan mirip siapa, ya? Aku atau kamu?" Tanya Agharna.
"Perpaduan aja, biar adil," kata Alora tertawa pelan.
"Yang penting dia tidak mewarisi darah psikopat gila bapaknya."
Jay tidak sadar keceplosan. Seolah ada peringatan tsunami, begitulah yang dirasakan Jay. Seluruh bulu kuduknya berdiri.
"Oh, begitu. Ternyata kamu sudah berani menjelek-jelekkan ku, Jay?" Sindir Agharna.
"Aku mengatakan fakta, Tuan. Tidak ada yang salah."
"Dasar asisten kurang ajar, nggak ada sopan-sopannya."
"Untuk apa sopan pada orang seperti anda."
"Kau ini benar-benar, aku doakan semoga pacar mu tidak betah bersama pria seperti mu!"
Raut wajah Jay seketika berubah murung. Agharna dan Alora menyadari itu.
"Tanpa Tuan doakan, dia sudah meninggalkan ku," gumam Jay menundukkan kepala.
Alora mencubit pinggang Agharna. Suaminya sudah keterlaluan.
"Kamu ih, minta maaf sana," bisik Alora.
Agharna masih punya sisi kasihan untuk bawahan yang sudah dia anggap keluarga itu.
"Kenapa dia meninggalkan mu?" Tanya Agharna.
Setahu Agharna, Jay dan kekasihnya saling mencintai, suka duka mereka lewati bersama. Bisa dibilang, Jay cinta mati pada pacarnya.
"Selingkuh, hamil anak pria lain," jawab Jay terkekeh.
"Ya ampun, maafkan suamiku, Jay. Mulutnya memang tidak bisa baik," decak Alora.
"Tidak masalah. Lagi pula aku tidak sedih, perempuan itu tidak baik, Tuhan menyelamatkan ku."
"Bagus, itu baru teman ku. Sebagai obat untuk mengatasi patah hatimu, aku memberikan bonus yang gede." Agharna memberikan kedua jempol pada Jay.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGHARNA (Sang Bulan)
Teen FictionDimulai dari rasa penasaran Alora dengan teman kelasnya yang sangat misterius, semua orang menyukai cowok itu termasuk cewek-cewek di kampus, tapi tidak dengan Alora. Menurutnya, ada yang tidak beres dengan teman kelasnya tersebut. Rasa penasaran ya...