58. Hamil?

51.9K 5.1K 252
                                    

Jay mencengkeram stir mobil sangat kuat hingga Puput mengernyit bingung.

"Kelakuan anda barusan sangat memalukan!"

"Oh, lo marah karena gue cium?" Puput terkekeh.

"Menurut anda?"

"Lagian lo keterlaluan, masa nurunin cewek secantik gue di jalan."

"Apakah harus menjebak saya seperti tadi?"

"Gue nggak bermaksud, cuma ibu-ibu itu yang salah paham." Puput masih membela diri.

"Ya, tapi anda bisa mengklarifikasi bukannya memanfaatkan situasi!"

"Nggak usah marah kali, bilang aja lo suka sama gue."

"Saya tidak suka sama anda jadi jangan bertingkah layaknya wanita murahan!"

"Ya ampun mulut lo pedas juga, selain cuek ternyata lo nggak bisa memfilter kata," decak Puput.

"Bagaimana kalau orang asing tiba-tiba mencium dan mengaku sebagai suami anda? Apakah tidak marah?"

"Gue sih seneng asal cowoknya ganteng, lo misalnya."

"Sikap anda terkesan murahan di mata saya. Seorang perempuan harus berperilaku baik jika menyukai lelaki."

"Gue baik kok, sifat gue emang kayak gini, lagian gue nggak bisa membohongi orang untuk membuat mereka tertarik sama gue."

"Setidaknya anda bisa menjaga image! Katanya sahabat Nyonya Alora, tapi sikap anda tidak sama seperti dia."

"Ya iyalah, Alora itu kalem nggak banyak tingkah karena orangnya emang gitu, kalau gue ya emang gini. Masa gue harus pura-pura baik, kalau sifat jelek gue keliatan suatu saat, itu berarti nggak sesuai dong sama ekspektasi dia, otomatis dia kecewa sama gue."

"Tapi harusnya anda bisa menjaga sifat tadi!"

"Kenapa?" Tanya Puput.

"Masih bisa bertanya saya kenapa?" Geram Jay.

"Lah, kalau gue tau ngapain gue nanya."

Sudah habis kesabaran dan bentuk hormat Jay pada gadis di sampingnya. Setelah apa yang terjadi gadis itu masih bertanya kenapa? Memangnya kejadian barusan tidak membuatnya merasa bersalah?

Setidaknya minta maaf.

"Di mana rumah kamu?"

"Masih jauh, kamu mau ke mana sih?" Tanya Puput.

Sebenarnya rumahnya sudah terlewati, tapi dia sengaja ingin berlama-lama dengan Jay.

"Saya yang harusnya bertanya, rumah kamu kenapa jauh sekali? Bukannya Nyonya Alora bilang rumah kamu sangat dekat?"

Puput menggigit bibirnya, apakah dia harus jujur atau tidak, tapi melihat reaksi Jay seperti orang marah membuatnya jujur saja.

"Sebenarnya rumah gue udah lewat," kata Puput cengengesan.

Jay menepikan mobilnya sekali lagi dan menyeret Puput keluar.

"Tugas saya sudah selesai, anda bisa pulang sendiri!"

Jay cepat-cepat masuk dan tidak membiarkan Puput masuk lagi.

"Woi, lo nggak anterin gue!"

"Saya sudah mengantar anda, hanya anda yang mempermainkan saya!"

"Oke, gue minta maaf kejadian barusan, gue cuma bercanda!"

Puput terus saja mengetuk kaca mobil namun Jay hanya diam. Dia menancap gas dengan cepat meninggalkan Puput.

AGHARNA (Sang Bulan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang