Alora merasa tubuhnya gemetar, dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia baca. Dia berharap ini adalah mimpi.
"Ini pasti mimpi, iya ini pasti mimpi."
Alora segera mandi, berharap apa yang dia baca hanya khayalannya saja karena dia baru bangun tidur.
Namun setelah dia mandi dan mengecek ulang notifikasi ponsel Agharna. Tetap saja, itu bukan mimpi.
Alora mundur dan terduduk di sofa menatap nanar ponsel Agharna dan juga pria yang masih terlelap itu.
"Lucas anak Lily dan Agharna?"
"Tapi kenapa mereka gak nikah?"
"Kenapa Agharna malah nikah sama aku?"
"Apa ini alasannya Agharna selalu mementingkan Lily daripada aku?"
Alora stress mencari jawaban yang memusingkannya ini. Jika Agharna memang sudah punya anak, itu berarti Alora menyesal sudah memberikan segalanya pada Agharna dan terjebak dalam hidup pria itu.
Isakan Alora akhirnya keluar hingga menganggu tidur Agharna.
"Sayang?" panggil Agharna dengan suaranya yang serak.
Alora mengabaikan panggilan itu, dia menangis semakin kencang. Hingga mata Agharna terbuka lebar dan segera memakai celananya lalu menghampiri Alora.
"Honey kamu kenapa? Ada yang sakit? Mana yang sakit sayang?" tanya Agharna bertubi-tubi.
Alora menepis tangan Agharna yang menyentuhnya. Agharna bingung dengan penolakan Alora.
"Kamu kenapa? Aku ada salah? Apa semalam aku nyakitin kamu? Mana yang sakit, ngomong sayang."
"Ini yang sakit," tunjuk Alora di dadanya.
"Hati aku yang sakit!" Seru Alora lantang.
Agharna semakin bingung dan tidak mengerti maksud Alora.
"Maksud kamu apa?"
"Siapa anak kecil yang manggil kamu di mall kemarin?" tanya Alora.
Agharna langsung diam dan tidak menjawab.
"Kenapa tiba-tiba kamu nanyain itu?"
"Jawab aku, anak itu siapa? Anak yang bersama Lily itu siapa?"
"Aku gak tau, dia bukan siapa-siapa."
Lucas memang bukan siapa-siapa, karena dia dan Lucas tidak punya hubungan darah.
"Bohong!" Teriak Alora.
Alora mengambil ponsel Agharna dan memperlihatkan pesan Lily. Alora tertawa dalam keadaan menangis.
"Bahkan nama Lily aja kamu simpan pakai emot bunga, itu tandanya kalian emang punya hubungan spesial!"
"Pantas aja kamu selalu belain dia daripada aku!"
"Kamu punya sesuatu yang aku gak punya sama kamu!"
"Dan kita nginap di apartemen ini untuk menghindari dia yang sekarang ada di rumah kan?"
"Lalu anak yang manggil kamu kemarin yang jalan sama Lily itu adalah anak kalian!"
Alora memukul kepalanya dan menarik rambutnya hingga terduduk di lantai.
"Aku menyesal udah ngasih kamu semuanya. Aku menyesal cinta sama kamu! Kamu itu pembohong!"
Akhirnya Agharna mengerti alasan Alora mengamuk setelah membaca pesan Lily di ponselnya. Agharna merutuki dirinya sendiri mengapa bisa lalai meletakkan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGHARNA (Sang Bulan)
Teen FictionDimulai dari rasa penasaran Alora dengan teman kelasnya yang sangat misterius, semua orang menyukai cowok itu termasuk cewek-cewek di kampus, tapi tidak dengan Alora. Menurutnya, ada yang tidak beres dengan teman kelasnya tersebut. Rasa penasaran ya...