Agharna dan Jay melihat situasi sebelum menghilangkan jejak. Saat merasa aman, keduanya mengeluarkan mayat Ella dari apartemen dan memasukkan ke dalam mobil secepat mungkin.
Untung saja masih sepi, cctv pun sudah disabotase agar tidak ada yang merekam aksi mereka.
"Sudah selesai kan, aku akan pulang. Istriku pasti sudah menunggu," kata Agharna.
Jay mengangguk, dia akan membawa mayat Ella ke sebuah tempat. Kasus pembunuhan Ella akan diubah menjadi orang hilang tanpa jejak.
"Anda akan membawa itu ke mana?" tanya Jay melirik kantongan Agharna yang berisi setengah kepala Ella.
Agharna tersenyum miring, "tentu saja ini akan menjadi koleksi terbaru Jay."
Jay akhirnya pamit dan harus segera membereskan mayat Ella sebelum ada yang curiga, apartemen gadis itu pun sudah bersih.
Setelah Jay pergi, Agharna menuju mobilnya sambil menenteng kantongan itu. Namun seseorang tak sengaja menabrak bahunya hingga kantongan itu terjatuh.
"Eh maaf gue gak sengaja," kata orang itu.
"Kalau jalan lihat-lihat bangsat!" sinis Agharna setelah melihat siapa yang menabraknya.
"Gak usah ngegas dong bro, gue gak sengaja," tegur Agam.
Agam tadi buru-buru menuju apartemennya. Dan tak sengaja menabrak seseorang yang tak lain adalah Agharna.
"Makanya jalan pakai mata!" kata Agharna.
"Gue beneran gak sengaja, gue buru-buru mau ke apartemen gue," ucap Agam.
Lalu Agam melihat sebuah kantongan milik Agharna yang jatuh tadi. Agam hendak mengambilnya.
"Jangan sentuh barang gue!" hardik Agharna menepis tangan Agam.
Agharna segera pergi, bahaya jika Agam melihat isi kantongan tersebut. Untung saja kantongan-nya tebal karena double agar darah Ella tidak tembus keluar.
"Eh bentar, Alora udah pulang juga?" tanya Agam.
"Dia istri gue, mau ke manapun dia bakalan ikutin gue selamanya, gak ada celah untuk cowok lain dekat-dekat sama istri gue apalagi lo," sindir Agharna.
"Dih, gue sama Alora udah kenal lama. Kita satu organisasi, tentunya kita semua berbaur untuk mengerjakan proker. Lagian semua orang tau kalau Alora istri lo. Mereka cuma anggap Alora temen," bela Agam.
"Sayangnya gue gak biarin istri gue berteman sama cowok."
"Egois banget, jangan terlalu mengekang hidup Alora yang dulunya bebas, meskipun lo suaminya, berikan ruang tersendiri sama Alora."
"Gak perlu ikut campur urusan rumah tangga gue karena gue tau mana yang terbaik."
"Gue harap lo gak nyakitin Alora."
"Pasti, dan gue harap lo jangan deket-deket istri gue karena gue tau lo pasti selalu mencuri kesempatan buat deketin dia," sindir Agharna lalu pergi meninggalkan Agam.
"Gimana perasaan Alora nikah sama orang temperamen kayak dia," gumam Agam.
Agam memilih mengabaikan, karena urusannya lebih penting. Namun matanya tak sengaja menangkap noda berwarna merah di lantai bekas barang Agharna yang jatuh.
"Ini apa?" Agam bermonolog sendiri.
Dia mencolek noda tersebut dan menciumnya. Agam langsung menjauhkan tangannya dan membersihkannya dengan tissu.
"Amis banget, ini darah deh."
"Eh tapi ini apa?"
Agharna memungut sesuatu yang berwarna putih. Dan mengamati benda tersebut, Agharna begitu ceroboh hingga dia meninggalkan jejak.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGHARNA (Sang Bulan)
Teen FictionDimulai dari rasa penasaran Alora dengan teman kelasnya yang sangat misterius, semua orang menyukai cowok itu termasuk cewek-cewek di kampus, tapi tidak dengan Alora. Menurutnya, ada yang tidak beres dengan teman kelasnya tersebut. Rasa penasaran ya...