Finally update
Jangan lupa komen vote dan share cerita ini ke teman kalian.
Selamat membaca, semoga suka ❤️
Pagi ini, kampus ramai dengan berita tentang kematian lagi khususnya fakultas ilmu administrasi, di mana ketua BEM dari fakultas tersebut dinyatakan meninggal secara tragis di sekret BEM.
Luna selaku ketua BEM ditemukan tak bernyawa oleh anggota BEM saat ingin mengambil berkas yang tertinggal di sana.
Jasadnya ditutupi kain putih dan segera diangkut ke mobil ambulance.
Polisi berusaha menghalangi beberapa wartawan yang ingin mengambil gambar di sekret BEM tersebut.
"Pak tolong berikan kami info kejadian yang sebenarnya seperti apa?"
"Apakah kejadian ini pembunuhan berencana?"
"Apakah mahasiswi tersebut punya musuh di kampus ini sehingga menyebabkan dendam?"
"Sebelumnya juga ditemukan mahasiswi meninggal bunuh diri, apakah ada sangkut pautnya dari kejadian itu?"
"Mohon tanggapannya bapak!"
Banyak sekali yang ingin meliput dan mengorek informasi saat dekan dan ketua prodi tiba di lokasi kejadian.
"Kami dari pihak kampus tidak bisa berkomentar sebelum pihak kepolisian mengumumkan hasil pemeriksaannya. Berhubung ini adalah masalah yang serius yang terjadi di fakultas kami. Terima kasih," jelas dekan fakultas ilmu administrasi lalu dikawal meninggalkan lokasi.
Para mahasiswa dan mahasiswi tentu saja menyaksikan itu dari awal hingga akhir.
"Kemarin Liona sekarang Luna, sebenarnya apa yang terjadi di fakultas kita bro? Kenapa dua hari berturut-turut ada nyawa melayang?" ucap Anton selaku anggota BEM.
"Gue juga gak tau, gue masih syok kalau Luna meninggal dengan cara seperti ini," balas Agam selaku wakil ketua BEM.
Agam turut menjadi saksi saat ditemukannya Luna di sekret BEM.
Tadi pagi, dia dan anggota lainnya serta Anton ingin mengambil berkas di sekret, tapi mereka terkejut melihat sosok perempuan duduk membelakangi mereka.
Agam saat itu menghampiri dan langsung berteriak melihat tubuh Luna penuh darah.
"Lo liat gak tangan Luna tadi?" Tanya Anton.
Agam menggeleng, "enggak, ada apa emangnya?"
"Gue liat ada ukiran namanya, kayaknya Luna mengiris lengannya deh pakai pisau."
"Serius?"
Anton mengangguk dan Agam mencoba merangkai teka-teki yang menurutnya sangat mencurigakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGHARNA (Sang Bulan)
Novela JuvenilDimulai dari rasa penasaran Alora dengan teman kelasnya yang sangat misterius, semua orang menyukai cowok itu termasuk cewek-cewek di kampus, tapi tidak dengan Alora. Menurutnya, ada yang tidak beres dengan teman kelasnya tersebut. Rasa penasaran ya...