39.

2.3K 230 19
                                    


Setelah kemarin malam dirinya di ganggu oleh Alicia, Dina langsung pulang ke rumahnya. Dan pagi ini, Dina sudah berada di dapur untuk menyiapkan sarapan.

Sebenarnya, suasana hati Dina masih tidak bagus atau bisa di bilang badmood. Dina hanya berharap Clara tidak memancing amarah dirinya yang sudah ia pendam selama hampir 2 bulan.

Clara yang sudah siap berangkat ke kantor itu pun turun dari lantai 2. Dina juga sudah selesai menyiapkan sarapan.

"Ra, kamu gak pernah sarapan di rumah. Hari ini sarapan di rumah ya" ucap Dina membuka obrolan

"Gak ada waktu" balas Clara singkat

"Tapi aku udah masak banyak buat kita Ra" kata Dina
"Kalo kamu gak mau gak papa. Tapi tunggu dulu, aku mau siapin bekal buat kamu" lanjutnya

Dina menghapiri Clara dan memberikan bekal yang ia siapkan ke Clara. Tetapi, Clara malah menolaknya.

"Gak usah. Percuma, gak bakal aku makan" tolak Clara

"Tapi aku udah capek-capek masak buat kamu Ra"

"Itu kan kemauanmu sendiri. Aku gak pernah minta kamu buat masakin aku kan? ngapain kamu sekarang bilang capek. Kalo emang udah capek, yaudah kamu gak usah buang-buang tenaga dan waktu kamu buat masak makanan yang gak bakal aku makan" ucap Clara sambil berjalan meninggalkan Dina

Ucapan Clara berhasil memancing emosi Dina, kemudian

Brak!

Dina melepar kotak bekal itu ke arah Clara kemudian bekal tersebut jatuh tepat di depan Clara.

"OKE! KALO ITU YANG KAMU MAU" kata Dina dengan suara keras.

Kemudan Dina melepas celemek yang selalu ia gunakan saat memasak dan meleparnya ke sembarang arah. Lalu Dina masuk ke dalam ruang kerjanya untuk mengambil tas dan siap berangkat ke kantor. Dina keluar dan masuk ke mobilnya tanpa menatap Clara yang masih mematung di depan pintu karena perubahan sikap Dina. Clara tidak menyangka, sikap Dina bisa berubah dalam waktu kurang dari 5 menit.

Sebelum berangkat ke kantor, Clara membereskan dulu makanan yang berantakan akibat ulah Dina di hadapannya itu. Tidak mungkin Clara membiarkannya berserakan.

~

Saat ini, Dina sedang berada di rooftop rumah sakit milik Papi Vero. Rooftop rumah sakit itu selalu menjadi saksi ketika Dina sedang sedih.

Saat sedang asik menikmati pemandangan dari atas, ponselnya berbunyi dan ternyata itu telfon dari Celine.

"Lo gak ke kantor?" tanya Celine di telfon tersebut

"Gue dateng agak siangan Cel" jawab Dina

"Oh.. gue kira lo bangun kesiangan"
"Yaudah kalo gitu, see you" lanjut Celine kemudian telfon terputus.

Dina baru menyadari, ada seorang wanita berdiri tak jauh dari tempatnya. Dina mengenali wajah wanita itu, tetapi tidak mengetahui namanya. Yang pasti, dia adalah salah satu dokter magang di rumah sakit Papi Vero.

Sepertinya, wanita itu mengerti kalau dirinya sedang di perhatikan oleh Dina. Kemudian wanita itu berjalan mendekati Dina.

"Hai, saya ganggu kamu ya?" tanya wanita itu

"Oh.. nggak kok" jawab Dina

"Kamu anaknya dokter Vero kan?" tanyanya Lagi

"Iya benar"

"Kenalin, saya Rani" ucap wanita itu mem perkenalkan dirinya

"Aku Dina"
"Aku bisa tebak umur kamu gak jauh dari umurku. Jadi jangan pake 'saya', pake aku kamu aja" lanjut Dina

Dina Clara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang