Indonesia 24 Januari 2018
Kota B menjadi kota kelahiran seorang gadis yang cantik, wajah blasteran yang didapatnya memungkinkan banyak para lelaki terpikat padanya, suara yang merdu menambah jika dirinya adalah gadis lembut, namun siapa sangka dirinya bukanlah yang demikian, sifatnya yang menyukai kebebasan namun pemilih dalam melangkah sangat mengagumkan bagi sebagian orang.
Jalan terlihat begitu lenggang,ia mengayuh sepeda dengan perasaan senang karena sudah lulus SMA, ia akan memberikannya pada Ibu tercinta siapa lagi jika bukan Dinda.
Mendengar kabar anaknya lulus dengan nilai terbaik Dinda sangat bahagia, bagaimana tidak anaknya akan meneruskan beasiswa di negara N dan ia sangat berharap anaknya akan mendapatkan gelar terbaik.
Berbeda hal dengan suasana di negara Kolombia, seorang gadis bersurai pendek menenteng tasnya dan ia pun mendekati seorang pemuda yang tampan, sang The most handshome dan ia pun sama memiliki julukan The power Of beauty mereka masing-masing menampakkan senyum sampai di rumah mereka.
"Apakah nilai mu yang paling tinggi Ar?" Tanya gadis itu dengan senyum manisnya, tentu pemuda itu mengangguk karena ia selalu bekerja keras untuk nilainya, setelah ini dia akan melanjutkan studi di negara N.
"Tentu saja karena aku pintar." Mendengar itu gadis itu setuju karena ia yang kedua setelahnya menjadi juara di sekolah sangatlah menyenangkan.
Sesampainya di rumah pemuda itu memeluk Mama nya dengan erat sambil mencium pipinya dengan begitu gemas sedangkan wanita yang kini berusia 43 tahun namun masih saja cantik menengok karena terganggu dengan perbuatan anaknya.
Cupp
"Mama tau, Arkhan dapat juara pertama satu sekolah." Ucap Arkhan dengan senang.
"Alhamdulillah, anak Mama memang pinter ouh ya Papa udah tau soal ini?" Tanya wanita itu.
"Hey!! jangan memeluk Raina ku sesuka hatimu wahai bujang!" Teriakan suara bariton itu menggema membuat bulu kudu Arkhan seketika berdiri.
"Ishh Papa kenapa sih sensi terus sama anak, Ar kan cuman meluapkan rasa bahagia karena nilai terbaik." Ucap Arkhan menatap jengah Papa posesif nya siapa lagi jika bukan Yance Ojasvee.
"Ouh ya, sini Papa liat!" Segera Arkhan memberikannya, Yance memeluk putranya dengan rasa bangga, sebentar lagi ia akan memiliki penerus pekerjaannya, dia pikir ia terlalu membebani Abdillah, ah anak itu ia lupa sedang dimana pemuda itu.
"Kalian tau kemana Abdillah?" Tanya Yance.
"Ouh katanya sih mau bertemu dengan Bondan, entah mau apa mereka yang aku tau ada pekerjaan." Ucap Raina mulai memasuki area pribadinya apa lagi jika bukan dapur.
Sedangkan Yance mengekori dan memeluk dari belakang,mengecup setiap jengkal pipi istrinya yang semakin hari jadi candunya.
"Bikin dedek buat Arkhan yuk!" Mendengar itu Raina melotot."Umur sudah tua masih mikir mau punya anak!!" Kesal Raina sedangkan Yance semakin bergelayut manja, Arkhan segera pergi dari pada matanya tersiksa disuguhkan film romantis padahal dirinya jomblo.
Ouh ya Arkhan jomblo bukan berarti dirinya tidak laku tetapi ia hanya sedang menikmati kebebasan jika sudah waktunya ia akan menjadikan sahabat masa kecilnya yaitu Azkia Gideon sebagai kekasihnya dimasa sekarang dan seterusnya.
....
Dentingan suara jam menjadi salah satu sisa kehidupan bagi seorang pria berbadan gempal yang tengah tertunduk menatap sebuah benda yang terlihat menakutkan, parang yang di tunjukkan padanya memperlihatkan betapa sedikitnya harapan dirinya untuk menghirup udara segar.
"Hanya terakhir kali aku melihatmu, jikapun kau mengatakan siapa yang sedang ku cari kau akan tetap mati karena berani menipuku!" Suara bariton yang diperdengarkan terdengar menakutkan, sinyal yang ditangkap sungguh penuh misteri.
Di dalam ruangan temaram tak terlihat siapa sosok yang sedang menyodorkan parang kearahnya,senyap sepi dengan kedua orang berbadan besar mengelilinginya.
"Saya siap mati!" Teriaknya tak mengisahkan bahwa hirup pilu yang dideritanya akhirnya satu kali tebasan tanpa membunuhnya membuat pria itu mengerang kesakitan akibat luka yang timbul.
Sretttt
"Arghhh....bunuh saja saya..." Ucapnya sambil memegang leher yang sudah berlumur darah dengan luka sobekan yang cukup dalam.
"Tidak semudah itu, kau harus tau apa yang terjadi jika melakukan sebuah penipuan pada sebuah kelompok GoldenWolf." Ucapnya dengan tawa hambar.
"Urus dia jangan biarkan mati dengan tenang, aku mau dia menderita karena kesalahannya sendiri!" Mendengar perintah itu para bawahannya mengangguk.
"Cepatlah pulang Mama dan Papamu pasti mengkhawatirkan mu, apalagi Paman mendengar jika adikmu sudah pulang dengan kelulusannya yang terbaik." Mendengar itu pemuda itu tersenyum.
"Terimakasih paman Bondan." Setelah itu Bondan hanya menatap kepergian anak angkat dari Yance sahabatnya,jika dia memiliki kesempatan Ia akan memilih Abdillah sebagai calon menantunya, walau ia tau agama mereka berbeda namun apapun hasilnya ia tetap akan mengakui Abdillah menjadi seorang pemuda yang bertanggungjawab.
Azkia gadis itu mendapatkan hadiah berupa pakaian dan tas branded walau dirinya tidak terlalu suka menghamburkan uang namun jika orang tua yang memberikan ia akan menerima dengan baik.
"Terimakasih Mami Papi." Ucap Azkia sambil memegang barang di depannya sedangkan Daeshim bahagia melihat putrinya bahagia tak lama seorang pria datang memeluk serta mencium kening Azkia.
"Selamat atas keberhasilannya kak, ini ada hadiah dari adikmu." Ucapnya menyodorkan sebuah kotak berukuran sedang, Azkia membukanya dan berbinar sebuah salju kaca yang ia impikan, ia pun memeluk sang adik dengan senang.
"Thanks you so much, ini hadiah yang kakak nantikan Thanks Rayen ini mengagumkan." Ucap Azkia terlampau senang.
"You are welcome my beautiful Sister." Ucap Rayen.
Rayen adalah adik Azkia, mereka hanya berbeda 2 tahun dan kini Rayen masih duduk di kelas 10 hendak naik ke kelas 11 SMA.
"Jadi kakak mau meneruskan kemana?" Tanya Rayen.
"Mungkin negara N." Mendengar itu Rayen pun berpikir bahwa seseorang pasti telah memberikan kakaknya sebuah ide.
"Pasti ngikut kak Arkhan, ngaku!!" Azkia hanya terdiam, ia mendengar jika Arkhan akan berkuliah di negara N dan ia pun tertarik untuk meneruskan di bidang kedokteran yang diimpikannya.
"Terlalu ikut campur, itu privasi kakak ya Ray!" Rayen angkat tangan jika kakaknya sudah menampakkan aura kejamnya bisa saja malam nanti dirinya tidak bisa tidur dengan tenang karena bayangan kakaknya menghantui.
"Syukurlah jika kamu sudah menemukan pilihanmu Mami sangat setuju, untuk kamu Ray, Mami minta jangan usil sama kakak kamu nanti malah kamu yang kena terus nangis ke Mami lagi." Azkia tertawa melihat Rayen yang merespon dengan muka kesalnya.
"Mami kira Ray anak usia 5 tahun apa!" Ucap Rayen merajuk.
"Idih gak sadar diri kamu, liat aja sekarang tabiatnya kaya anak TK gak dikasih lolipop." Ejek Azkia sedangkan Rayen bersedekap dada.
"Gak papa sih dari pada yang cinta tapi di pendam." Azkia pun segera pergi ke kamar membuat Rayen puas mengerjai kakaknya yang selalu memojokkan kepintarannya dalam bersilat lidah.
"Emang kakak kamu suka siapa Ray?" Rayen bergedik dan pergi membuat Calista menatap datar.
"Gen kamu tuh, gak bisa apa sopan dikit sama orang tua!" Kesal Calista.
"Lahirnya dari kamu sayangku." Ucap Daeshim gemas sedangkan Calista langsung pergi ke dalam kamarnya.
"Huh, sendiri lagi..." Ucap Daeshim yang akhirnya membuka laptopnya karena pekerjaannya masih menumpuk dari kemarin.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIND YOU 2 (END)
RomanceCinta segitiga antara saudara tidak sekandung mengakibatkan perpecahan antara keduanya Abdillah Ojasvee anak yang di buang dan di angkat menjadi anak oleh Yance tanpa diketahui menyukai Azkia Gideon yaitu anak dari Calista dan Daeshim permasalahan a...