Abdillah kini tengah mengurusi markasnya karena perkataan sang paman. "Dengarkan arahan ku, besok tim peluru akan aku tugaskan di sekitar mansion, untuk bagian sayap aku perintahkan kalian menjaga bagian kediaman Ubaid kalian mengerti?" Semua mengangguk.
"Untuk pasukan The Dark aku meminta 20 orang berjaga di bandara jaga tuan Arkhan dan Nona Azkia dan Kania jangan lengah karena tuan Bondan sendiri yang mengatakan musuh akan mengincar keluarga kami!" Semua mengangguk.
Di malam itu nampak sekelompok orang mendiskusikan sesuatu senyum mengerikan tercetak jelas pada sang atasan.
"Max besok adalah H-1 jadi pastikan semua yang sudah di persiapkan segera di cek agar tidak kacau, apalagi racun itu!" Max mengangguk.
"Tuan kami sudah mengumumkan pembagian tugas mereka, apakah ada perintah lainnya?" Tanya bawahan Abdillah.
"Kirim anak buah dari organisasi A kirim para penembak jitu di kawasan hutan jika ada gerik mencurigakan segera ambil tindakan, ini wajah orang-orang yang patut di curiga kan!" Setelah itu Abdillah segera pulang.
...
Malam menunjukkan pukul 3 pagi Abdillah terbangun ia segera sholat tahajud, hatinya nampak resah entah karena apa tetapi tidak ada alasan lain selai peringatan malam itu.
"KELUARGA MU AKAN MERASAKAN KEHILANGAN!!"
Itulah tulisan bertinta merah darah yang ia temukan di depan mansion, Abdillah kini. Sedang berdzikir meminta doa semoga semua keluarganya selamat dari marabahaya.
Esoknya...
Kania Arkhan dan juga Azkia sudah sampai setelah kemarin mereka berangkat, terlihat bandara ramai seperti biasanya. "Kalian tunggu di depan saja." Ucap Arkhan, mendengar itu mereka pun menunggu disana Arkhan sendiri sedang mengurus paspor mereka.
Setelah selesai dengan urusannya Arkhan pun berterimakasih dan menghampiri Azkia dan Kania, namun tibanya disana hanya koper yang tersisa dengan segera ia berlari mencari ke penjuru tempat, sampai seseorang datang menepuk bahunya.
"Tuan Arkhan huhuhu....Non...Nona Kania dan Azkia di culik!!" Ucap nya.
"Kamu siapa, kenapa tahu hal itu?" Tanya Arkhan.
"Saya mata-mata dari tuan Abdillah maaf kami kalah jumlah dengan mereka dan beberapa mati karena keracunan, kini mereka menghilang!" Ucap nya.
"Apa!! racun?? Kau pulanglah ke mansion segera kabari kak Abdi." Namun pria itu menggeleng.
"Tidak, sangat berbahaya jika tuan pergi sendiri sebaiknya kita pulang ke kediaman tuan Abdillah karena musuh pasti dimana-mana!" Arkhan mengangguk, mereka segera pergi ke mansion utama.
Sedangkan Kania dan Azkia kini sedang diikat di dalam mobil, dua orang berbadan besar menculik mereka dengan diam-diam, Kania melirik semua arah tatapannya mengarah pada satu titik pistol, ya ada pistol disana.
"Tolong!!" Yteriak Azkia, namun bukannya di lepas ia malah mendapat tamparan keras dari para pria berbadan besar.
PLAKKK
"DIAM LAH SIALAN!!" Teriak orang itu.
"Sttt diam lah Azkia jangan biarkan mereka melukaimu." Azkia menggelengkan kepala, ia ketakutan sekarang ia ingin pulang.
...
Brakkk
"Arkhan kamu sudah pulang sayang, dimana Azkia dan Kania?" Tanya Raina dengan wajah bahagia, sedangkan Abdillah menatap ada keanehan apa lagi anak buahnya bersama Arkhan.
"Mereka di culik!" Ucap Abdillah.
"Apa maksudmu son?" Tanya Yance.
"Pa, Kania dan Azkia di culik saat di bandara, tidak ada yang tau keberadaan mereka!" Yance mengepalkan tangan.
"Siapa yang berani pada keluargaku!" Kesal Yance.
"Kau, sekarang kerahkan semua orang mu pastikan mereka..." Belum selesai suara tembakan terdengar dari arah hutan, pasti itu adalah sinyal dari para sniper handal.
"Cepat gerakkan semua mereka ingin mengincar keluarga kita, Mama disinilah bersama Ibu Dinda dan paman Bondan pastikan kalian tidak keluar mansion, kebetulan keluarga Ubaid akan sampai beberapa menit lagi karena keadaan disana tidak aman!" Raina mengangguk.
"Arkhan kamu ikut denganku, Papa bisakah kau membantuku mengirim pasukan TOX?" Yance terdiam, ia sudah tidak ikut campur dalam dunia bawah tanah bahkan pasukan itu sudah di bubarkan karena terlalu kontras dalam berbau pembantaian, ia sendiri kini bimbang.
"Sayangnya pasukan itu sudah lama bubar setelah Papa keluar dari dunia mafia." Abdillah termenung, bagaimana bisa bukan kah pamannya sendiri mengatakan TOX ada di bawah kekuasaan sang Papa.
"Apakah ada orang Papa yang masih bekerja, mereka ahli dalam segala hal?" Yance menggeleng.
"Papa sudah tidak tau mengenai itu, tapi ada salah satu teman Papa namanya Alex dia bisa membantu kita, karena dia adalah ketua pimpinan organisasi Galaxy." Abdillah tau paman Alex, Bondan pernah memperkenalkannya dengan segera ia menghubunginya dan panggilan tidak terjawab.
"Arghhh kenapa sungguh sial, Papa kumohon untuk kali ini demi keselamatan keluarga kita, Papa harus ikut melawan mereka Abdillah tidak akan kuat sendiri jadi tolong bawa beberapa anak buah yang terlatih untuk mengancam mereka, pasti Papa mengenal mereka." Yance mengangguk.
"Tenang putraku, demi kalian semua Papa akan maju." Abdillah mengangguk.
"Ayo kak, kita tidak punya banyak waktu!" Ucap Arkhan.
Mobil segera melesat memotong setiap jalanan yang tidak terlalu ramai, Arkhan berdoa semoga Azkia maupun Kania dalam keadaan selamat.
Kini orang yang sedang di cari masih terikat dengan mobil yang membawa mereka entah kemana, Kania yang tersudut segera mencoba membuka tali, ia sempat melihat lilitan itu jadi ia paham cara mudah melepasnya.
Dan...terlepas, Kania tidak membuang waktu, ia segera mengambil pistol dan menodongkan pada dua orang yang ada di depan kemudi.
"BERHENTI!!" Teriak Kania dengan suara mengancam.
"H-ei apa yang kau lakukan, turunkan!!itu bukan mainan." Perintah salah satu pria itu.
"KU BILANG BERHENTI, JANGAN MENGANGGAP REMEH ANCAMAN KU PRIA TERKUTUK!!" Namun mereka tidak satupun mendengarkan.
Dorr
"Aaaaa..." Teriak Azkia.
Ya, Kania melepaskan satu tembakan ke arah kaca mobil sehingga pecah, dengan membanting stir sang supir menyampingkan mobil, Kania segera turun membawa Azkia, sambil terus mengarahkan pistol, untung ia menggunakan celana longgar membuatnya tidak sulit melangkah.
"JANGAN MENDEKAT!!" Teriak Kania.
Namun tetap pria itu mendekat dengan cepat Kania melepas ikatan Azkia dan mendorong Azkia menjauh. "Pergi dari sini!!" Teriak Kania.
"Tidak Ka, kamu bagaimana?" Tanya Azkia.
"Pergi, selamatkan dirimu,jangan hiraukan aku, aku bersama Alloh tenang saja, lebih baik kamu cari pertolongan!" Teriak Kania.
Segera Azkia berlari menjauh sedangkan orang tadi hendak mengejar Azkia, namun belum terjadi Kania menembakkan pistol tepat di kaki pria itu hingga tidak bisa berdiri.
Namun kesadarannya hilang setelah seseorang membekapnya dari belakang. "Aku menangkap mu sayang, kamu agresif juga ternyata." Gumam pria itu.
...
Azkia masih berlari namun tidak lama seseorang mengejarnya, Azkia segera mencari tempat bersembunyi, ia belok ke arah gang kecil melihat para orang itu menjauh segera Azkia melangkah menjauh.
Ia melihat tulisan dimana kini dirinya ada di sebuah pusat kota, Azkia pun segera berlari meminta pertolongan namun tidak ada yang mendengarnya mereka pikir Azkia adalah orang gila karena pakaiannya yang berantakan.
Azkia tidak gentar,ia segera berlari membelah jalan, ia pun menemukan jalan yang pernah di datangi, jika diingat jaraknya cukup jauh untuk pulang, tapi ia tidak memiliki uang untuk naik kendaraan, dengan segera Azkia berlari untuk pulang walau kini sinar matahari cukup terik.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIND YOU 2 (END)
RomanceCinta segitiga antara saudara tidak sekandung mengakibatkan perpecahan antara keduanya Abdillah Ojasvee anak yang di buang dan di angkat menjadi anak oleh Yance tanpa diketahui menyukai Azkia Gideon yaitu anak dari Calista dan Daeshim permasalahan a...