eps 17

85 16 1
                                        

Di rumah Kania terlihat ada Arkhan Azkia dan juga Abdillah, mereka tengah mengadakan sebuah permainan sebelumnya Azkia datang meminta Arkhan membawa Abdillah entah untuk apa yang penting kini Jam 7 adalah jam dimana mereka berkumpul di rumah minimalis Kania.

"Eh jam segini cocok buat makan dong, gimana kita buat game?" Ucapan Azkia mengalihkan atensi semua orang.

"Game?" Tanya Kania.

"Yup, Game kita buat Game yang tentunya seru dimana kita akan masak bareng tapi tentu yang masak lelaki, perempuan tinggal mengarahkannya bagaimana?" Tanya Azkia.

"Kamu yakin Kia, bukannya kamu gak bisa masak?" Tanya Arkhan polos, dengan kesal Azkia mengikut perut pemuda itu hingga merintih sedangkan Kania dan Abdillah hanya menatap aneh keduanya.

"Baiklah Arkhan kamu mau kan sama aku?" Tanya Kania, jelas ia memilih Arkhan karena sudah mengenal pemuda itu.

"Nope, peraturannya disini adalah dari usia yang muda sama yang muda yang lebih tua sama yang lebih tua." Ucap Azkia.

"Jahat banget sih, emang usia aku sama kalian beda berapa tahun?" Dengus Kania.

"Beda bulan kok, tapi tetap saja kamu lebih tua dari aku Ka." Kania membola matanya bisa segampang itu Azkia mengatakannya dengan terpaksa Kania mengikuti game yang dibuat oleh Azkia.

"Baiklah, Kak Abdi sudah siap?" Tanya Azkia.

"Aku tidak ikut!" Azkia menghela nafas.

"Ayolah Kak, ini demi silaturahmi lagian kakak jangan Sksd juga sama Kania, emang kakak gak sadar apa tiba-tiba datang padahal Kania saja merasa risih karena baru bertemu." Abdillah nampak berpikir.

"Baiklah." Azkia tersenyum, mereka akhirnya memulai game nya.

"Begini, yang akan jadi jurinya aku dan Kania kita akan memakan hidangan kalian dan menentukan makanan siapa yang paling enak." Ucap Azkia.

Beberapa menit kemudian...

"Arkhan, kamu gimana sih itu telurnya gosong tau!" Kesal Azkia yang tadinya sedang fokus menjadi kesal sendiri, suasana menjadi ricuh sedangkan Kania dan Abdillah menunggu giliran.

"Apa kamu tau, memasak bukan keahlian ku, bahkan menyentuh wajan saja aku dilarang!" Ucap Arkhan tengah membalik telurnya.

"Bisa-bisa kita kalah kalau kamu fokus pada telurnya saja, itu jangan lupa steak nya harus sering di balik-balik!" Arkhan rasanya lebih baik langsung menikmati hidangan dari pada mendengar teriakan Azkia.

"Sudah, lalu apa lagi?" Tanya Arkhan.

"Mentega, ya di panduan mentega nya harus selalu di oles biar cita rasanya tidak hilang!" Teriak Azkia.

Kania maupun Abdillah ingin tertawa melihat bagaimana pasangan muda itu saling melempar kekesalan, yang satu sok handal masak yang satu sok tau resep.

Tibalah dimana Kania dan Abdillah memulainya, Abdillah menengok pada Kania hal apa yang akan mereka lakukan, Kania tersenyum.

"Rebus air di panci sampai mendidih, masukan telur dan tambahkan garam satu sendok saja!" Abdillah mengerti segera ia melakukannya dengan hati-hati.

"Tunggu sampai mendidih sekitar 10 menit." Ucap Kania.

Tanpa sengaja Abdillah memegang pancinya hingga tangannya sedikit terbakar, Kania hendak mengambilkan obat tapi Abdillah melarang dengan dalih ia baik-baik saja, Akhirnya Kania hanya bisa pasrah dengan keputusan Abdillah.

"Tiriskan lalu Kupas telur lalu kerat sedikit permukaan telur agar tidak pecah saat digoreng" Arkhan begitu mudah melakukannya terlihat arahan Kania begitu simple.

"Goreng sebentar di semua sisi, sisihkan." Pertama Abdillah nampak sedikit terkejut saat minyak meletup tapi semampu mungkin Kania meyakinkan Abdillah dan membuat pria itu akhirnya terbiasa.

"Cuci bersih semua bumbu halus lalu masukkan kedalam blender, beri sedikit minyak lalu blender hingga halus, disitu ambil bumbu yang sudah aku kumpulkan sebelumnya." Ucap Kania.

Azkia dan Arkhan terkekeh melihat keduanya nampak serasi jika pandangan orang lain, Kania yang lembut dan Abdillah yang dingin ah sangat serasi bahkan Azkia iri melihatnya. "Bisa kalah kita kalau mereka begitu kompak." Ucap Azkia.

"Bukan karena kompak, tapi karena Kania yang tau cara memasaknya dan Kak Abdillah yang mendengar instruksi jadi mereka tidak sericuh kita." Ucap Arkhan.

"Tumis bumbu halus tambahkan daun jeruk, Omela, lada dan garam secukupnya, masak hingga harum dan matang. "Dengan telaten Abdillah melakukannya." Lada itu yang mana?" Tanya Abdillah.

"Yang ada tulisannya Abdillah mana mungkin aku tidak menandainya." Abdillah pun menggaruk tengkuk tak gatal dan segera mengambilnya, sungguh dapur adalah tempat yang sering ia hindari.

"Tambahkan tomat yang sudah dipotong dadu dan telur, lalu aduk hingga bumbu menyelimuti telur." Ujar Kania.

Akhirnya hidangan masing-masing selesai, Arkhan dan Abdillah menyajikan di meja makan, Kania dan Azkia saling menoleh mereka pun menyicipi.

"Stop jangan dimakan!masakan ku dan Arkhan, sangat diluar nalar lebih baik malam ini kita makan masakan mu saja hehe..." Kania terkejut.

"Bukannya..." Azkia menggeleng.

"Sudah ayo dinikmati, masakan Kakak ku pasti enak apalagi sang captain yang handal dalam memberi arahan memasak hehe.." Abdillah yang mendengar itu merasa ada yang aneh namun ia tepis begitu saja.

Mereka memakan masakan Kania, sampai Arkhan mengacungi jempol pada masakan Kania dan Abdillah karena persis sekali rasanya yang dihidangkan Raina sang Mama. "Kalau tidak salah ini balado kan?" Kania mengangguk.

"Wah aku harus kursus pada Kania,ini makanan yang enak walau lebih manis sedikit." Goda Azkia. "Bukankah yang memasukkan rasanya Kak Abdi, pasti karena Kania terlalu manis sampai gula nya bertambah." Goda Arkhan membuat Abdillah terbatuk, segera Kania mengambilkan minum.

"Perlahan lah jika makan, tidak ada yang merebutnya." Ucap Kania lembut, Abdillah nampak terpanah dengan apa yang Kania lakukan padanya, membuat Azkia dan Arkhan saling tatap.

"Ekhem.." Abdillah langsung memutuskan kontak mereka, karena suara deheman Azkia, sedangkan Kania menengok pada Azkia. "Apakah tenggorokan mu ada masalah Kia?" Azkia tersenyum dan menggeleng.

....

Keesokan harinya Abdillah sudah siap didepan teras rumah Kania sedangkan Kania yang belum tau keberadaan Abdillah nampak sudah akan pergi.

"Assalamualaikum.." Kania yang mendengarnya tersentak kaget, ia memegang dadanya karena terkejut. "Astagfirullah, aku pikir suara siapa... Waalaikumsalam." Ucap Kania, sedangkan Abdillah menatap gemas entah kenapa reaksi Kania yang kaget membuat dirinya tak henti mengaggumi gadis yang sebelumnya ia rasa tidak ada istimewanya.

"Aku hari ini mengantar..." Ucapan Abdillah terpotong karena ucapan seseorang memotongnya. "Nona manis hari ini aku yang akan mengantarmu, kebetulan hari ini jadwal mu privat." Bryce datang dengan gaya luar biasanya.

"Kau Bryce?" Dengan wajah tak bersahabat Abdillah menatap tajam pada Bryce.

"Ya, kau mengenal ku? ah senangnya lalu kau siapanya Nona manis?" Tanya Bryce dengan senyum manisnya.

"Bukan urusan mu, Kania akan berangkat denganku hari ini!" Bryce menggeleng tidak setuju.

"Nona manis akan bersamaku!" Ucap Bryce.

"Nona manis?" Tanya Abdillah panggilan menggelikan macam apa yang pria itu katakan, sedangkan Kania nampak bingung masalah apa sebenarnya bahkan mereka baru bertemu.

"Ya, Kania memang gadis manis memang kenapa?" Tanya Bryce menantang.

"Cukup, kenapa kalian tidak bisa bersikap dewasa, eumm Kak Abdillah apa yang dikatakan kak Bryce memang benar hari ini aku harus kerja yang kebetulan di rumahnya jadi mohon kakak mengerti." Abdillah melipat kedua tangannya.

"Cih, pergilah kalian!" Abdillah langsung pergi begitu saja, Kania merasa tidak enak harusnya ia meminta maaf dulu tapi Abdillah sudah pergi, namun ia menghilangkan dulu pikiran itu dan segera berangkat ke kampus.

TBC.



BIND YOU 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang