eps 16

69 16 2
                                    

Kania menatap kesal kenapa harus Ayahnya mempercayakan orang pemaksa seperti Abdillah itu, niatnya ingin diturunkan agak jauh dari sekolah agar tidak menjadi pusat perhatian, namun Pria itu malah mengantarnya sampai dalam dengan alasan menjaga keamanannya namun lihat banyak pasang mata melihatnya.

"Kenapa dengan wajahmu?" Tanya Abdillah.

"Kenapa, apakah wajahku cantik?" Abdillah tak menggubris, dengan penuh kesal Kania meraih tasnya dan pergi setelah mengucapkan terimakasih dengan suara menekan.

"Kenapa dengannya?" Gumam Abdillah, setelah itu segera ia pergi untuk kembali ke kediaman Kania.

...

Kania masih mengumpulkan rasa sabarnya hingga pria yang ia kenal nampak mengejutkannya, untung Kania masih bisa bernafas.

"Kenapa wajahmu kusut Ka?" Tanya Bryce.

"Tidak ada kak, mungkin sedikit lelah." Bryce mengangguk lantas ia berkata. "Kau terlalu lelah bekerja bagaimana jika kau ikut kakak bekerja yang lebih mudah tapi menghasilkan banyak uang?" Kania menengok.

"Maksudnya? Jangan bilang pekerjaan kotor, tentu aku langsung menolak kak." Ucap Kania, ia tau orang luar hanya akan memberikan pekerjaan yang tidak halal jika pekerjaan itu mudah tapi menghasilkan banyak uang, ia tidak sebodoh itu.

"Jangan berpikir negatif dulu, maksudku jadi guru les privat adikku saja hanya 3 jam belajar kamu akan di gajih 1 juta." Kania menatap penuh keterkejutan bagaimana bisa.

"Kakak jangan bercanda 3 jam untuk 1 juta??" Bryce mengangguk.

"Aku tau jika menjadi penjaga toko bukan hal mudah karena harus jenuh menunggu, tapi dengan jadi guru les yang hanya butuh 3 jam kamu bisa mendapat 1 juta, kebetulan adikku anak home schooling." Kania terdiam.

"Berapa usianya kak?" Tanya Kania.

"12 tahun, adikku lelaki." Kania mengangguk.

"Baiklah Kak, kapan aku bisa bekerja?" Bryce sangat senang mendengarnya, Kania tidak akan menolak sehingga ia bisa lebih dekat dengan gadis manis itu.

"Mulai besok kau hanya bekerja seminggu sekali." Kania mengangguk walau seminggu lumayan artinya totalnya 4 juta sebulan dari pada di toko ia hanya mendapat gaji 2 juta perbulan.

...

"Bagaimana mengantar sahabatku Kak?" Tanya Azkia menggoda, Abdillah memicingkan mata.

"Kalian berdua sepertinya suka sekali mengejek orang, kenapa apakah ada yang salah?" Tanya Abdillah dingin membuat Arkhan dan Azkia ciut, siapa yang berani dengan wajah sangar Abdillah.

"Sudahlah, ouh ya kenapa bisa kakak disini?" Tanya Arkhan.

"Kania adalah anak dari paman Bondan, aku disuruh menjaganya karena cukup berbahaya mengingat paman Bondan adalah orang di dunia hitam." Arkhan maupun Azkia terkejut.

"Apa!! jadi Kania anak yang selama ini paman cari??" Tanya Arkhan kaget.

"Hmm, sudah jelas bukan disini kebetulan kakak ada pekerjaan untuk 4 hari jadi sekalian menjaga kalian, tapi ingat jangan terlalu dekat dengan kakak, kakak takut kalian yang kena." Arkhan mengangguk.

"Tapi, kenapa begitu kakak bukan Mafia kan seperti paman, kenapa Kakak begitu berhati-hati?" Abdillah bungkam.

"Eum..kalian tau kan jika kakak selalu dekat dengan paman Bondan, bisa saja para penjahat itu menyangka kakak adalah orang dalam jadi tetap harus waspada, mereka tidak pandang bulu siapapun yang dekat dengan musuhnya maka itu adalah targetnya mengerti?" Arkhan mengangguk.

"Semoga kakak tidak masuk dunia hitam itu karena Agama kita melarang kak, apalagi membunuh itu dosa, Mama akan sedih jika sampai kakak membunuh orang." Abdillah terdiam, memang selama ini ia membantu pamannya terkadang ia tidak memikirkan itu dan lebih memilih menikmati pekerjaannya.

"Yaudah gimana kalau kita berbincang di apartemen ku, ouh ya kak Abdi mau tinggal dimana, apakah sudah punya tempat,jangan bilang disini?" Goda Azkia.

"Tidak, aku sudah menyewa tempat terdekat sekaligus memantau kalian dari jauh, mana mungkin aku tinggal bersama seorang gadis bahkan tak memiliki ikatan apapun." Ucap Abdillah dihadiahi senyum Arkhan.

"Hehe...biasa saja kak tidak perlu salah tingkah begitu, kami hanya bertanya." Ucap Arkhan menggoda.

Kania kini tengah sibuk dengan tugasnya sampai dering ponsel mengalihkan atensinya dan ternyata Ibu nya yang menelpon segera Kania angkat.

"Assalamualaikum Ibu?" Ucap Kania.

"Waalaikumsalam Sayang, bagaimana disana tidak ada hambatan nak?" Kania tersenyum, berharap orang tuanya bisa bertemu.

"Alhamdulillah semuanya baik-baik saja Bu, doakan saja agar Kania cepat menyelesaikan kuliah disini, Ibu apa kabar?" Tanya Kania.

"Alhamdulillah sehat, Ibu kangen kamu nak, tapi sayang kita berjauhan Ibu disini selalu mendoakan yang terbaik." Kania tersenyum.

"Iya Ibu Kania juga, lebaran nanti Kania akan pulang kebetulan jadwalnya Kania pasti lenggang tapi hanya 1 minggu." Dinda tau tapi lebaran masih lama mungkin sekitar 4 bulan lagi.

"Yaudah Ibu akan menunggu kabarmu lagi,Ibu tutup Assalamualaikum." Kania menjawab dan menutup panggilan.

"Dari Ibu mu?" Tanya seseorang, Kania mengangguk.

"Kenapa tidak pulang saja sekarang?" Kania menggeleng.

"Pertama aku tidak punya uang untuk pulang, kedua aku masih punya tugas disini, dan tidak ingin mengecewakan Ibu ku." Bryce mengangguk, mereka akhirnya menikmati waktu istirahat untuk berbincang bersama.

Abdillah kini tengah mengecek sekeliling rumah sederhana Kania, dan menyimpan sesuatu disana entah apa tak lama panggilan masuk diangkatnya ternyata dari Raina.

"Assalamualaikum Ma??" Ucap Abdillah.

"Hiks...kamu dimana sayang Mama sangat merindukan kamu disini Papa mu jahat mana bisa dia mengatai Mama gendut!" Arkhan terkekeh mendengar penolakan Yance.

"Tidak sayang aku hanya mengatakan kamu berisi dan terlihat sexy mana ada aku bilang gendut." Tolak Yance.

"Tau ahk, Abdillah pulang lah Mama ingin bercerita denganmu." Ucap Raina.

"Eumm apakah Papa izinkan?" Goda Abdillah.

"Jelas lah, mana mau dia melawan keinginan anaknya ini!" Ucap Raina kesal sedangkan Yance menjawab. "Anak kita sayang." Ucap Yance bersabar. "Kamu yang terus mendesak punya anak mana ada aku begitu, aku tadinya cuman mau cukup 2A." Kesal Raina membuat Abdillah ingin tertawa mendengar perdebatan itu.

"Baiklah mungkin 4 hari lagi jika memungkinkan, kebetulan Abdillah sedang bekerja di luar negri jadi tidak mudah untuk langsung tiba disana." Ucap Abdillah.

"Yaahh adikmu kecewa, baiklah tidak apa kalau begitu Mama tunggu pulang, jangan lupa bawa mantu KKK..." Sebelum dimatikan terdengar Yance berkata. "Papa juga." Panggilan pun dimatikan.

Abdillah menghela nafas, kenapa secepat itu ayolah usianya masih muda mana bisa mencari mantu seperti mencari uang yang begitu mudah.

Saat hendak pergi Abdillah melihat sebuah buku terbuka, ia pun penasaran dan melihatnya matanya pun membaca setiap bait kata yang tertulis.

Suamiku, aku tau kau sudah tenang disana bahkan aku melihat senyummu dalam mimpiku.
Bunga bersinar mu sudah menjalankan hidup semestinya kau bahagia? tentu doaku selalu mengalir untukmu.
Kini ku tulis rasa rinduku setelah waktu terakhir kau kecup setelah acara ijab qobul aku kecewa kau pergi dengan cepat.
Begitu tersayat hati ini mengingat dimana kau berdoa sampai bisa mengatakan aku istrimu...
Aku ingin tertawa, tapi tawaku tidak bisa mengubah segalanya bahkan rasa ini selalu tumbuh saat aku sering merindukanmu.
Zyan Ali Abdurahman matahariku cahayaku tertera sang bunga bersinar mu.

Abdillah menutup buku itu dengan tatapan yang tidak berubah, ia berpikir apa mungkin Kania telah menikah tadi ia membaca setelah ijab qobul suaminya pergi, apa mungkin. Tak bisa Abdillah mendengar cerita semenyedih kan ini, melebihi kisah yang pernah ia rasakan hatinya merasa sakit sekarang padahal itu cerita orang kenapa bisa begitu, terlihat senyum tipis terlihat saat matanya beralih pada bingkai wajah Kania yang memakai seragam SMA.

TBC.







BIND YOU 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang