Kania menggeleng dengan wajah sendu. "Setelah dia mengatakan istriku di acara ijab qobul, dia terjatuh dalam pelukanku sambil tersenyum matanya tak pernah terbuka setelah keinginannya terpenuhi yaitu menjadikanku istrinya." Azkia memeluk erat Kania, ia merasakan hal yang serupa pasti menyedihkan jika diposisi itu, Azkia takkan se tegar Kania jika pun hanya rasa sakit Azkia lebih dari itu.
"Pasti dia pria yang baik, karena mampu membuatmu jatuh dalam pelukannya, pria yang hebat dan pantas untukmu Kania." Kania mengangguk menghapus jejak air matanya.
"Dia sangat tampan, baik, bijaksana, dan Sholeh bagaimana tidak hati gadis ini tak terpikat, bahkan kebanyakan gadis patah hati karena cinta pemuda tampan itu hanya milik Kania, Bunga bersinarnya." Azkia ikut meneteskan air mata, sedalam itukah kisah cinta mereka hingga Azkia merasakan apa yang kini Kania rasakan.
"Aku akan selalu di sisimu Kania, maafkan aku selama ini menuduh mu menyukai Arkhan, aku pikir kalian selalu berbicara berdua karena saling tertarik." Kania terkekeh ternyata Azkia cemburu melihat sikapnya yang berubah saat ia berbicara dengan Arkhan.
"Maaf juga membuatmu salah paham." Azkia akhirnya mengangguk dan mereka saling berpelukan dengan hangat, persaudaraan akhirnya tercipta setelah semuanya terpecahkan tanpa rasa curiga lagi.
....
"Arkhan dimana Azkia?" Pertanyaan dari seberang sana membuat Arkhan tersenyum, walau hanya bisa menatap Mama nya dari sebuah ponsel tapi itu bisa mengurangi rasa rindunya.
"Azkia sedang mengunjungi temannya Ma." Ucap Arkhan.
"Wah Alhamdulillah ternyata dia sudah mendapatkan teman, bagaimana denganmu?" Arkhan mengangguk.
"Ah Mama disini gak khawatir kalo kamu disana cuman berdua, nanti ketiganya syaitan." Goda Raina sedangkan Arkhan terkekeh. "Syaitan tidak berani berada di antara kita,nanti Arkhan bacain ayat kursi. "Raina mengangguk dan memutuskan panggilannya setelah mendengar panggilan dari sang suami.
Pesan.
Kakak
Assalamualaikum Arkhan, maafkan kakak jika sebelumnya bersikap aneh, Kakak baru sadar ternyata kakak tidak mencintai orang yang sama, jadi semangat untuk mendapatkan cintamu, titip salam juga untuk Azkia, kakak tau kalian saling mencintai jadi jaga dia karena kakak tidak bersama kalian.Mendapat pesan itu Arkhan senang, ternyata alasan itu yang membuat Kakaknya berubah, tapi kini ia lega setelah mendengar bahwa Kakaknya tidak mencintai gadis yang sama, jika terjadi ia tidak tau harus merelakan atau berjuang dalam persaudaraan.
Azkia kini sudah pulang setelah berbincang dengan Kania, perasaan lega ada dalam hatinya ia yakin jika Kania tulus bercerita padanya sesampainya di apartemen ia mendapat telepon dari seberang sana, ponselnya terjatuh karena kabar yang di dengarnya.
Tok
Tok
"Ada ap..." Arkhan terkejut dengan wajah Azkia yang panik.
"Arkhan, Rayen dia kecelakaan!" Arkhan panik setelah itu mereka berniat untuk pulang ke negara mereka karena kabarnya yang didengar Rayen butuh donor darah.
....
Keesokan harinya kini Azkia dengan Arkhan sudah terbang untuk kembali ke negaranya, Azkia nampak begitu gusar setelah semalaman mendengar jika Rayen masih belum menemukan donor darah yang cocok.
Beberapa jam di pesawat akhirnya mereka sampai, Arkhan dengan setia di samping Azkia. "Arkhan aku ingin ke toilet sebentar." Arkhan mengangguk kepala.
20 menit Azkia di kamar mandi akhirnya ia tiba. "Apakah kau sudah selesai?" Azkia terdiam membuat Arkhan khawatir juga ia mengibaskan tangannya membuat kesadaran Azkia kini kembali.
"Ah maaf ya kita harus ke rumah sakit!" Segera Arkhan mencari taxi mereka tidak ada waktu untuk pulang lagi,karena keadaan yang terdesak, mereka tidak membawa pakaian ganti karena masih ada pakaian di rumah mereka jika perlu.
Di rumah sakit...
Suara serapan langkah kian terdengar itulah suara langkah Arkhan dan Azkia membuat atensi semua orang melihat ke arah mereka, Azkia menghamburkan pelukannya pada Calista sambil terisak. "Bagaimana bisa adikku kecelakaan??" Calista menitihkan air mata.
"Mami mendengar jika ada yang sengaja menabraknya sayang." Azkia kembali menangis.
"Apakah bisa secepatnya di Carikan donor?" Azkia mengigit bibir bawahnya. "Bagaimana jika saya dok?" Dokter mengangguk mempersilahkan Azkia untuk masuk, tangannya di genggam Calista, Calista mengisyaratkan untuk tidak masuk.
"Biarkan aku membantu adikku Mi." Azkia melepaskan genggaman tangan Calista hingga mereka selesai menunggu Azkia datang dengan tatapan kosong.
"Ada apa sayang?" Tanya Calista mendekati.
Saat hendak menyentuh pundak Azkia ia menepis tangan Calista menatapnya dengan tatapan tajam. "Katakan siapa aku sebenarnya!!" Teriak Azkia membuat ruangan kian hening.
"Kamu anak Mami Papi sayang." Ucap Calista meyakinkan.
"Bohong! tidak ada kesamaan antara darahku dengan Rayen, kenapa tidak ada yang memberi tahuku rahasia sebesar ini, hiks...siapa orang tua ku...huhuhu...." Tangisan Azkia kian terdengar, Arkhan mendekat dan mendekap Azkia.
"Hiks...apakah kamu juga tau rahasia ini Ar??" Tanya Azkia.
Arkhan menangkup kedua pipi Azkia menatap dalam matanya. "Dengarkan aku Azkia, siapapun dalang di balik kejadian ini, yang harus kamu tau adalah dimana kamu mendapatkan kasih sayang disitu adalah keluargamu, kebahagiaanmu jikapun aku tau atau tidak tau lalu apakah kamu akan membenciku, lantas cinta yang kau inginkan seperti apa Kia..." Azkia termenung.
"Apa yang dikatakan Arkhan benar Kia, apakah jika kamu tau hal itu kamu akan melupakan kebaikan paman dan bibi?" Kini Abdillah yang menambahkan.
"Tapi kenapa harus disembunyikan??" Ucap Azkia dengan wajah kecewa.
"Tidak semuanya permasalahan harus di bahas jika itu akan menyakitkan, lebih baik kita hidup dalam kebohongan demi kebahagiaan yang pasti terjadi, jika kebohongan akan berdampak pada penyesalan kami akan mempertimbangkannya sayang." Kini Daeshim yang menjawab, ia mendekati putrinya mengecup keningnya.
"Kamu adalah anak sahabatku yang telah meninggal maafkan Papi yang belum menceritakan asal usul mu setelah masalah Rayen selesai Papi akan cerita kan semuanya padamu." Azkia mengangguk setuju.
"Biarkan kakek mencoba mendonorkan darah semoga saja cocok, cucu kakek lebih penting sekarang." Ucap Anton.
"Tidak perlu kek, kebetulan anak buah Abdi baru mengabarkan jika pendonor sudah ditemukan dan ia akan sampai disini sebentar lagi." Semuanya bernafas lega mendengarnya.
....
"Bagaimana kuliahmu sayang?" Tanya Dinda.
"Alhamdulillah baik Bu,bagaimana kabar ibu di sana, jangan lelah bekerja insyaallah uang yang dulu kita cari bersama cukup untuk makan sehari-hari, jangan biarkan kakek ke ladang lagi, biarkan di panen sama pak Omar saja Kakek sudah terlalu tua untuk pekerjaan yang bukan tugasnya." Ucap Kania.
"Pak Omar sedang sakit jadi kakek dan Ibu yang turun tangan, udah jangan mementingkan hal di sini asal kamu lulus dengan nilai terbaik ibu pasti akan bangga." Ucap Dinda.
"Doakan yang terbaik ya Bu, disini Kania akan terus berusaha semoga Ibu dan Kakek selalu sehat dan rezekinya selalu mengalir." Dinda diseberang Video Call mengaminkan lalu ponsel pun mati.
"Bondan Laurance, apakah nama Laurena adalah nama yang Ibu pelesetkan dari nama Ayah, Yaa Alloh Yaa Rabb berilah petunjuk mu tentang siapa Ayahku, apakah dia masih hidup atau sudah tiada, semoga hamba masih bisa berjumpa dengannya.." Helaan nafas kian menderu, sudah dari kemarin Kania mencari siapa Bondan Laurance tapi masih belum ada titik temu, identitas Ayahnya sangat ditutup rapat.
"Aku harus menemukan di mana Ayah, maafkan aku Ibu jika nanti aku membohongimu untuk bisa bertemu dengan Ayah." Gumam Kania.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIND YOU 2 (END)
RomantikCinta segitiga antara saudara tidak sekandung mengakibatkan perpecahan antara keduanya Abdillah Ojasvee anak yang di buang dan di angkat menjadi anak oleh Yance tanpa diketahui menyukai Azkia Gideon yaitu anak dari Calista dan Daeshim permasalahan a...