eps 26

71 7 0
                                    

Abdillah kini sedang berhadapan langsung dengan Bryce di sebuah tebing, dengan jantan Abdillah menantang Bryce untuk bertarung hanya berdua tanpa ikut campur orang lain, Bryce sendiri dengan senang hati menerima tawaran itu.

Akhirnya perkelahian di mulai mereka bertarung cukup imbang, karena keduanya ahli dalam hal seperti ini.

Pertama Abdillah terjatuh karena sapuan tinju pada perutnya, namun ia kemudian bangun dan membalas membuat Bryce tersungkur setelah Abdillah meninju bagian wajah Bryce.

Bughh

Kini Kania masih di kejar orang Bryce terlihat Kania sedang bersembunyi di dinding bercat putih, kini ia berdoa semoga mereka tidak mendapatinya, namun suara tangisan Aisyah membuat mereka sadar akan keberadaan Kania.

Dengan segera Kania berlari menjauh, ia menemukan sebuah taksi dengan segera ia menaikinya, tapi ia bingung harus kemana jika ke mansion apakah aman ia takut jika disana keadaan berbahaya untuk Aisyah.

"Kita mau kemana Nona?" Kania mengigit pipi dalam guna mencari ide.

"Jalan saja pak cari tempat aman,ah maksud saya sekitaran sungai disini." Supir pun mengangguk Kania bimbang harus memilih kemana dilihat Aisyah nampak lelah karena baru terlahir.

"Maafkan Mama nak karena situasi ini kamu menjadi korban, tapi Mama janji akan merawat mu sesuai wasiat Mama kandungmu." Ucap Kania.

...

"Arkhan, kita mau mencari Kania kemana?" Tanya Azkia, ia sangat takut jika Kania terluka karena menyelamatkannya, walau ia yakin Kania adalah gadis yang kuat.

"Kita akan mencari sekeliling pusat karena para penjahat itu hanya berkeliaran disana." Ucap Arkhan.

"Arkhan sebenernya siapa pelaku atas pembantaian ini?" Tanya Azkia.

"Aku juga belum tau Azkia, hanya kak Abdillah yang tau dunia hitam." Ucap Arkhan.

"Dunia hitam?" Tanya Azkia.

"Ya, seperti Mafia Paman dan Papa adalah salah satu disana dan kebetulan kak Abdi pernah ikut campur karena membantu paman, mungkin musuh mereka yang melakukan hal keji ini demi kekuasaan atau balas dendam, yang aku tau mereka hanya melakukan keduanya untuk mencari kepuasan sendiri." Azkia mengepalkan tangan.

"Ar, apakah dunia hitam itu masih berjalan?" Arkhan menatap Azkia penuh pertanyaan.

"Untuk apa kamu bertanya itu Kia?" Azkia menggeleng.

...

Bughh

Satu pukulan di wajah Abdillah membuat benda di sakunya keluar, dan itu tasbih yang Kania beri padanya saat tangannya menjangkau dan mengambil kaki Bryce menginjaknya.

Trakk

"Arrghh..." Bryce tersenyum kemenangan.

"Look, even you are weak towards women!" Ucap Bryce meremehkan.

"If you think women are a man's weakness, you are wrong because in my eyes women are the source of my strength!" Ucap Abdillah dengan tersenyum sedangkan Bryce mengeratkan rahang.

"Look, you didn't even get your own source!" Mendengar itu rahang Bryce mengerat, ia pun dengan brutal menginjak tangan Abdillah namun dengan sekuat tenaga Abdillah mempertahankan kepalan tangannya.

Bughh

Bughh

Sudah cukup kesabaran Abdillah ia pun mencekal kaki Bryce sekali tarikan tubuh itu hampir saja terjatuh ke bawah tebing, untung Abdillah memegang tangan Bryce hingga pria itu tidak jatuh mengenaskan.

"Percayalah karena kekuatan itu aku tidak sejahat itu padamu." Ucap Abdillah, saat hendak pergi Bryce menendang punggung Abdillah hingga tersungkur.

Bughh

"Kamu pikir urusan kita sampai disini tuan Ojasvee anak pungut, bahkan kita belum menentukan siapa yang mati!" Abdillah pun bangkit, ternyata memang benar darah kotor tetaplah darah kotor tidak menutup kemungkinan sebuah karma akan tetap menimpa seorang keturunan keluarga, dan ia baru tau semenyedih kan itu menjadi keturunan orang yang jahat.

"Jadi mau mu apa tuan Oxford yang berkuasa, bahkan tidak tau kapan kau akan mati." Bryce tertawa renyah.

Ia pun berjalan memukul kembali Abdillah..

Arkhan melihat di tebing itu ada sang kakak dengan wajah babak belur sedang melawan orang yang entah siapa karena membelakanginya,segera Arkhan mendekat untuk melerai, orang-orang Bryce menjegatnya dengan segera Arkhan menumbangkan 2 orang itu.

Pukulan telak di layangkan Abdillah, dengan sekuat tenaga ia menendang perut Bryce hingga terjatuh ke jurang, namun ia masih memegang ujung batu hingga masih bisa bernafas lega, namun dibawah adalah sungai.

"Tolong!!" Teriak Bryce.

Abdillah masih menatap Bryce dari atas, apa mungkin dia masih mau menyelamatkan orang yang hendak membunuhnya, saat hendak terjatuh Arkhan memegang tangan Bryce."Ayo naik kak!" Ucap Arkhan membuat Abdillah terkejut.

Saat hendak tiba naik sebuah tembakan peluru mengenai punggung Bryce hingga ia terjatuh kedalam sungai.

Byurrr

"TIDAK!!!" Teriak Arkhan.

"Kak, kumohon tolong dia!" Ucap Arkhan pada Abdillah.

"Kenapa kamu hendak membantu orang yang membunuh keluarga kita?" Tanya Abdillah dengan wajah datar.

"Kak, aku tau dia orang seperti apa jika kita membiarkan dia maka akan ada dendam yang berkepanjangan, kumohon kak." Ucap Arkhan mengatupkan tangan, akhirnya Abdilah mengalah.

"Kita akan menelusuri aliran sungai!" Ucap Abdillah.

Terlihat seorang perempuan tersenyum melihat hal itu, ia masukkan pistol kedalam sakunya dan segera pergi kedalam mobil kembali. Abdillah dan Arkhan pun menghampiri mobil mereka. "Azkia, kita harus mencari keberadaan kak Bryce dia hanyut ke sungai." Azkia mengangguk.

...

Kania kini berada di sekitar sungai,ia menatap aliran air yang tenang, hendak ia mengeluh kenapa takdir membawanya dalam kondisi yang sebegitu menyedihkan tetapi ia kembali berpikir tidak ada manusia yang bahagia tanpa adanya pengorbanan dan kini ia tepik mungkin Alloh ingin mengujinya sebelum mengangkat derajatnya.

Kania menatap Aisyah bayi mungil itu nampak tenang, air mata menetes begitu saja membayangkan perjuangan Raina membuat matanya ingin terus menangis, begitu kah pengorbanan Ibu nya saat melahirkannya, ia tidak tega bahkan ia pun pasti akan mengalaminya, maka dari itu ia baru tau kenapa Ibu selalu menjadi yang terdepan bagi anaknya karena mereka merasakan begitu sulitnya menghadirkan sang buah hati.

"Aisyah, jadilah gadis seperti Mama mu, jangan siakan perjuangannya sebarkanlah ilmu yang bermanfaat di masa depan, semoga amal ibadah itu menjadi penghapus dosa orang tua mu." Ucap Kania.

"Ibu, Ayah apakah kalian baik-baik saja?" Gumam Kania, hingga tepukan dari belakang pundaknya membuat Kania menengok.

"Kania??" Kania melihat siapa itu langsung memeluknya dengan tangisan ia butuh penyemangat sekarang, Azkia ya dia Azkia gadis yang selama ini bersama dengannya saudarinya.

"Hiks...Azkia...huhu...Mama Raina meninggal hiks..." Azkia terdiam, benarkah begitu beruntun kabar duka yang di dengarnya.

"M-mama me-ninggal??" Ucap Arkhan dengan suara tercekat.

Kania menatap keberadaan Arkhan dan Abdillah kemudian mengangguk. "Beliau menitipkan putri cantiknya padaku, Arkhan izinkan aku merawatnya seperti putriku." Arkhan tersenyum lantas mendekat mengambil dari gendongan Kania walau terlihat kaku.

"Adikku begitu cantik..." Pertama kali seorang Arkhan meneteskan air mata.

"Kak Abdi, bagaimana keadaan keluarga kita apakah mereka selamat?" Tanya Kania dengan wajah berseri menunggu jawaban baiknya.

"Maaf Kania keluarga kita tidak ada yang selamat." Mendengar itu seperti ledakan maha dahsyat membuat Kania menatap kosong keadaan, apakah ini benar atau hanya mimpi, jika mimpi ini adalah rasa bersyukurnya namun jika tidak tolong kuatkan hati ini.

TBC.

BIND YOU 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang