eps 25

93 12 1
                                    

Azkia kini telah sampai di mansion, keadaan begitu hening ia membuka pintu dan terlihat semua keluarganya tergeletak tak bernyawa, ia melihat Dinda ibu dari Kania segera ia menghampiri.

"Bu!Bu Dinda!!" Teriak Azkia mencoba menyadarkan namun terlihat tidak ada nafas dari Dinda bahkan mulutnya mengeluarkan darah.

Matanya kemudian tertuju pada Bondan yang sudah tergeletak di lantai keadaanya sangat mengenaskan saat luka tusukan masih menggenang kan Darah di lantai Azkia menangis melihat semua ini.

"Paman!!" Teriak Azkia kenapa dengan hari ini ia harap ini mimpi buruk.

Ia edarkan pandangan terlihat Papi, Mami dan Kakek neneknya tergantung di atas baling baling kipas, ia membekap mulut menghentikan jeritan yang menyakitkan. "PAPI MAMI!!" Teriak Azkia ia segera naik kesana dan melepaskan ikatan yang membelit leher orang tuanya, tangannya bergetar.

"Hiks...Mami...Papi kenapa dengan kalian hiks...bangun!!!" Teriak Azkia, ia sangat terpukul mendapati orang tuanya juga mati siapa orang bejat itu bahkan ia tidak tau kesalahan apa yang di perbuat keluarganya.

"Mami...maafkan Azkia yang terlambat datang hiks...Azkia gak mau ditinggal hiks tolong bangun Mi, Pi!!" Tangis Azkia hingga suara serak terdengar memanggilnya, ia menengok dan terkejut melihat sang adik masih membuka mata dengan dada yang tertembak.

"Kak..." Dengan segera Azkia mendekat.

Ia meraih tangan sang adik, menangisi kejadian yang belum pernah ia rasakan. "Kak...kami....menyayangi kakak...kami...minta....kuburkan kami dengan layak a-gar kami tenang,Kak...jagalah dirimu kami sudah bahagia." Setelah itu Rayen pun menutup matanya.

"RAYEN!!!" Teriak Azkia,tangis pilu terdengar di sekitaran mansion, tidak ada satupun tersisa yang patut ia tanyakan, isakan tak henti melihat nasib seluruh keluarganya disini.

"Azkia??" Mendengar itu Azkia langsung mendekat memeluk Arkhan menangis sejadinya.

"Hiks....keluarga kita hiks....mereka hiks...meninggal!" Bagai tersambar petir Arkhan lemas, ia melihat banyak keluarganya sudah tiada.

"Azkia...dimana jasad Mama ku??" Azkia menggeleng ia belum melihatnya apa mungkin Raina baik-baik saja.

"Kalian tetap disini, aku akan mencari Mama!" Ucap Abdillah.

...

Kania menatap seluruh ruangan ia kini sudah terbebas dari ikatan itu karena keahliannya, hingga ia melihat sebuah samurai tergantung di pinggir dinding, ia pun mengambilnya.

Brakk

Kania melihat 3 orang masuk dengan berbekal pistol, saat hendak menembak Kania, segera Kania menghindar, ia berlari mendekat menebas bagian tubuh ketiga orang itu hingga mereka menjerit kesakitan, ternyata ada racun yang terdapat pada samurai itu.

"Yaa Alloh ampuni aku atas tindakan ini demi mempertahankan harga diriku!" Kania segera berlari keluar 10 orang berjejer dengan wajah yang siap menangkapnya.

Kania pun mengalihkan samurai itu menebas semua tubuh orang-orang yang hendak menghentikan pergerakannya hingga mereka mati dengan luka parah dan menjepit kesakitan, sebenarnya tangan itu bergetar tak sedikitpun ia pernah melukai makhluk tuhan bahkan semut pun tapi kini ia berani demi melawan kebenaran.

Pintu terbuka disana ada 5 orang yang berdiri. "Tunggu Nona!" Kania yang hendak melayangkan senjatanya terhenti. "Kami bawahan tuan Abdillah, Kami mengikuti anda jadi sebaiknya anda pergi membawa kami agar terjamin keamanannya." Kania curiga.

"Apa buktinya??" Tanya Kania.

"Ditangan kami ada lambang GoldenWolf yang stempelnya langsung di buat Tuan Bondan." Kania mengangguk, ia pun melempar samurai itu dan pergi bersama mereka.

Seorang wanita terlihat masih di kejar oleh beberapa orang dengan perut membesar saat dirinya diculik, ia berhasil kabur dengan berbekal alasan ibu hamil dan itu membuat Raina dengan bebas keluar dari zona bahaya.

"Nak bantu Mama, jangan biarkan orang itu mendapatkan kita." Ucap Raina yang masih berlari dengan susah payah.

Ia pun melihat tumpukan sampah segera ia bersembunyi disana, ia menahan tangisnya ia tidak tau nasib keluarga nya saat ini semoga mereka selamat.

"Kemana perginya wanita itu?" Ucap salah satu atasan mereka.

"Tidak tau bos kami masih mencarinya." Suara tamparan tersebar jelas karena mereka tepat di depan tumpukan sampah itu.

"Bodoh, menculik wanita hamil saja susah lebih baik berpencar jangan biarkan tuan kita marah!" Mereka mengangguk.

Sudah menunggu Raina segera keluar mencari bantuan, namun seseorang membekapnya membuat Raina berontak hingga tembakkan mengenai tangan orang itu, Raina melihat ada Kania bersama beberapa orang segera Raina berlari dengan kesulitan.

"Kania..hiks..." Raina memeluk anak dari sahabatnya itu, Kania pun sama masih bisa membebaskan wanita yang lembut itu.

"Ma, sebaiknya kita pergi dari sini bahaya jika..." Namun beberapa orang sudah mengetahui keberadaan mereka.

"Nona pergilah kami akan mengurus mereka!" Kania mengangguk segera pergi dari sana melewati tempat asing baginya hingga Raina merintih kesakitan, ternyata ketubannya pecah Kania pun panik ia segera menepi di sebuah rumah kecil.

Tok

Tok

"Ya??" Tanya nya.

"Ah tolong Mama saja,beliau mau melahirkan." Mendengar itu wanita berumur itu meminta Kania membawa masuk.

"Nama saya Yolanda kebetulan saya bidan, saya akan mengurus Mama anda." Kania menghela nafas, Raina tersenyum sebelum masuk ke ruang persalinan Kania terus berdoa agar semua berjalan dengan lancar hingga beberapa jam kemudian tangis seorang bayi terdengar, Kania pun masuk.

"Saya akan mengurusnya." Ucap Yolanda.

Kania menatap sendu keadaan Raina yang lemas ia memegang jemari Raina. "Kania...tolong rawat putriku jangan lupa-Adzani dia...jagalah dia seperti kamu menjaga dirimu sendiri...Kania...jaga putraku Abdillah..." Setelah itu Raina memejamkan mata, Kania menggoyahkan tubuh Raina tapi tidak ada respon apapun, tangis bayi Raina pun terdengar.

Yance Ojasvee kini tinggal lah nama, matanya terpejam setelah melawan racun ditubuhnya mengingat dimana sebelum akhirnya menghembuskan nafas wajah istri dan anaknya terbayang di kepalanya, sosok gadis yang meneriakinya Papa dengan senyum mengembang dan senyum istrinya menggapai tangannya yang bercahaya, Yance tersenyum sebelum matanya tertutup sempurna tidak ada kematian sebahagia ini bagi Yance walau dengan luka parah tetapi jiwanya sudah bahagia.

"Maafkan saya seharusnya ibu Raina melahirkan secara sesar tetapi karena keadaan mendadak beliau meminta saya untuk menyelamatkan anaknya,ia mengalami pendarahan." Kania menangis, entah keberapa kalinya ia menangis hatinya sedih melihat keadaan yang terjadi.

"Anaknya seorang putri yang cantik." Kania pun mengambil bayi cantik itu, menempatkan di sisi Raina,seketika tangisan bayi itu hilang dengan wajah yang terpejam, Kania terisak bahkan bayi pun memiliki naluri yang baik, ia tidak tega melihatnya.

"Ku beri nama Aisyah Safiyyah Ojasvee." Terdengar suara tembakan dari luar, Kania segera mengambil Aisyah dan meminta bidan menjaga jasad Raina sebelum ia kembali lagi, dengan rasa kemanusiaan bidan itu menyanggupi, Kania segera pergi dari sana sambil membawa bayi Aisyah.

TBC.

BIND YOU 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang