eps 14

79 15 0
                                        

Setelah pulang dari kuliah Kania segera datang ke sebuah cafe yang sudah dijanjikan Bondan, tak lama terlihat orang yang Kania kenali wajahnya, bagaimana tidak wajahnya mirip dengannya.

"Ayah..." Ujar Kania.

Mendengar panggilan suara lembut itu Bondan menoleh, ia tersenyum bahagia segera Kania memeluk Bondan perasaan yang selama ini Bondan cari, tak berlangsung lama Bondan menarik Kania membawanya ke dalam mobil.

"Ada apa Ayah?" Menatap bingung.

"Maafkan Ayah nak, tapi belum saatnya Ayah menjelaskannya kita cari tempat lain ya." Kania hanya bisa mengikuti apa keinginan sang Ayah.

Sesampai di sebuah tempat privat Bondan mengajak Kania untuk menikmati sebuah resort mewah, Bondan sengaja menyewa resort ini untuk seharian agar aman tak jauh dari bantuan pilihan Abdillah.

"Sekarang kita bisa berbicara, Ayah sengaja menyewa tempat ini agar kita lebih mudah dekat sayang, Kania bagaimana keadaan Ibumu?" Kania tersenyum.

"Kabar Ibu baik Ayah, Kakek dan Ibu selalu bekerja di ladang." Mendengar itu Bondan tersenyum miris harusnya istrinya tengah bahagia menikmati peran sebagai istri, bukan pekerja.

"Apakah kamu membenci Ayah?" Kania menggeleng.

"Sedari Kania kecil, Kania selalu melihat teman-teman bermain bersama Ayah mereka tapi Kania hanya bisa bermain bersama Kakek dan Ibu bagaimana bisa Kania tidak berbahagia." Ucapan tulus itu membuat Bondan senang bukan main, anaknya tidak membencinya.

Bondan menggenggam kedua tangan putrinya mencium dengan lembut. "Ayah merindukan kalian." Setetes air mata mampu memperjelas betapa Bondan tersiksa akan kerinduan.

"Kenapa Ayah tidak menemui Ibu??" Bondan menghela nafas.

"Ayah akan bercerita dan semoga kamu mendengarkan dengan baik." Kania mengangguk.

Flashback

Saat itu Bondan tengah bersiteru dengan para bawahannya karena tidak becus menjalankan misi mereka, Bondan yang masih muda sangat ambisius dalam mendirikan organisasi nya memperluas kekuasaannya.

Telepon datang dari ponselnya tak lama Bondan mengangkat karena itu adalah sambungan dari sang istri, Ya Bondan menikahi Dinda, walau sebelumnya mereka tidak saling mencintai tetapi waktu merubah segalanya, cinta tumbuh seiring berjalannya waktu.

"Hallo sayang?"

"Apa!! Kania sakit??"

"Baiklah aku akan segera pulang."

Setelah mendapat kabar putrinya sakit segera Bondan mengambil jaketnya ia khawatir dengan apa yang putrinya alami saat ini, Bondan menyayangi putrinya sangat dan ia tidak akan memaafkan dirinya jika putrinya sampai kenapa-napa.

Diperjalanan Bondan dihadang beberapa orang yang memerlukan bantuan, sebelumnya Bondan acuh namun yang meminta tolong seorang nenek tua, Bondan pun membantu nenek itu menuju penginapan.

Nenek itu memberikan sebuah minuman karena melihat Bondan yang nampak lelah dan berterimakasih karena menolongnya, terlihat cucu laki-lakinya ada di penginapan itu.

Setelah habis, kepala Bondan terasa begitu pening ia sangat pusing sampai penglihatannya mulai kabur tidak berselang lama semua gelap gulita.

Keesokan harinya Bondan membuka matanya tubuhnya dalam keadaan tak memakai sehelai benang pun dan yang mengejutkan adalah dimana seorang perempuan terbaring sama bersamanya di ranjang yang ia pun tidak tau tempatnya.

Brakkk

"Aku kecewa sama kamu!! Kamu tau semalaman Kania dan aku menunggu kamu, tapi APA!! BAHKAN KAMU BERMALAM DENGAN PEREMPUAN LAIN!!" Teriak Dinda matanya sudah memerah.

"Din ini tidak..." Dinda mengepalkan tangan.

"Aku akan pergi, terimakasih atas waktunya hiks...selama ini kamu mengikatku tapi apa, kamu melepas ikatan itu tanpa dosa, selamat Bondan Laurance kau lelaki pertama yang mampu menghinaku sebagai istrimu!" Dinda segera pergi dengan tangisannya.

Bondan menatap tajam Laura. "APA YANG KAU LAKUKAN B*TCH!!" Teriak Bondan tetapi Laura menyeringai.

"Inilah tujuanku sayang aku sudah menghancurkan mu hahaha...tinggal selanjutnya adalah Yance dan wanita pelakor itu hahaha..." Laura segera berdiri sambil terus tertawa.

Bondan mengepalkan tangan, ia berdiri mencengkram kuat pipi Laura dengan wajah penuh amarah. "Ingat baik-baik kau akan menderita telah bermain-main denganku!!" Ucapan Bondan hanya dianggap sepele setelah itu Bondan segera pulang ke rumah.

Disana keadaan sepi hanya secarik kertas yang ada disana. "Bondan suamiku, terimakasih telah memberikan waktumu kumohon jangan cari aku dan Kania, kami akan hidup bahagia tanpamu, aku tidak mengerti kenapa kau melanggar janjimu untuk tetap membahagiakan aku dan anak kita, semua pupus setelah aku sadar kamu tetap tidak bisa berubah,Bondan aku harap kamu tidak nekat untuk berbuat kejam selamat tinggal."

Bondan meremas surat itu rahangnya mengeras. "LAURA!!" Teriak Bondan.

Setelah itu Bondan hanya bisa melampiaskan kemarahannya dengan membuat Laura sampai masuk rumah sakit jiwa dengan caranya yang kejam membuat mental wanita itu sangat terpengaruh, sedangkan tujuannya hanya ingin melindungi keluarga Yance orang yang selama ini berbaik hati padanya, ia sudah menganggap Yance adalah saudaranya kakak yang selama ini membantu sekaligus teman yang sudah lama ia kenal.

Flashback off

"Begitulah ceritanya dimana Ayah berpisah dengan Ibu mu, maafkan Ayah nak." Kania meneteskan air mata, fitnah itu membuat keluarganya terpisah.

"Astagfirullah, jadi selama ini Ibu salah paham, kenapa Ayah tidak mencari tahu saja keberadaan Ibu secara Ibu adalah warga negara Indonesia yang Ayah kenal." Bondan menggeleng.

"Ayah memang pengecut nak, Kakek mu bukan orang biasa, dia adalah mantan jendral AD dan seluruh datanya sangat terjaga Ayah tidak memiliki akses untuk itu Ayah hanya bisa menunggu sampai takdir seperti ini terjadi dan sudah hampir 20 tahun Ayah dilindungi rasa penyesalan karena tidak bertindak tegas." Kania tersenyum.

"Ayah...Kania mencintai Ayah karena Alloh, Ayah percaya kan?" Bondan menggeleng.

"Maafkan Ayah nak, tetapi agama Ayah tidak sama denganmu dan Ibu mu." Kania mengerti itu.

"Tidak apa Ayah, Kania tetap akan mencintai Ayah kapan Ayah berniat menemui Ibu?" Tanya Kania, sedangkan Bondan menundukkan wajah tak tau pasti.

"Berdoalah sayang, dan satu hal yang harus kamu tau, Ayah seorang mafia." Perkataan itu membuat Kania terdiam, ia sangat tidak mengerti suasana saat ini begitu tidak percayanya benarkah Ayahnya seperti itu.

"B-benarkah?" Bondan tau anaknya pasti tidak akan menerima itu, karena pekerjaannya memang tidak termasuk yang halal bagi agama manapun.

"Maafkan Ayah nak." Ucap Bondan.

"...." Kania terdiam.

"Ayah hanya ingin mengatakan satu hal, berhati-hatilah Kania, karena pertemuan kita mungkin sudah diketahui musuh Ayah, jadi Ayah harap kamu bisa mengetahui kondisi maaf jika Ayah membebankan mu." Kania menggeleng.

"Ayah bukan beban, melainkan berlian yang hilang, terimakasih Ayah mau menyempatkan diri." Bondan tersenyum.

"Tentu sayang, kamu anakku mana bisa Ayahmu diam saja maafkan Ayah jika Ayah akan melakukan sesuatu." Kania mengangkat sebelah alisnya.

"M-aksudnya???" Tanya Kania.

"Ayah akan mempercayakan Abdillah keponakan Ayah untuk menjagamu, tenang saja dia tidak akan macam-macam hanya menjagamu dari jauh,Ayah takut kamu terluka." Kania menggeleng.

"Tidak perlu takut seperti itu Ayah, Kania berbekal ilmu bela diri,Ayah jaminkan saja kepercayaan Kania akan mengambil amanah itu, Jangan beratkan orang hanya demi Kania seharusnya Ayah yang selalu dikelilingi perlindungan Kania yakin musuh Ayah hanya akan membidik rajanya bukan pion nya." Bondan tersenyum.

"Pion seperti biasa nak,tapi dalam dunia mafia, pion dijadikan sebuah kelemahan raja, jadi mohon kamu mengerti." Kania menghela nafas.

"Semoga Alloh melindungi kita Ayah." Bondan mengangguk.

TBC.

BIND YOU 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang