Kania menatap Abdillah. "Kakak hanya bercanda bukan?" Tanya Kania dengan wajah meminta jika perkataan Abdillah salah.
"Maafkan aku Ka, tapi tidak ada yang selamat orang tuamu, orang tua kita semua meninggal." Kania terjatuh.
Ia pun menutup wajahnya dengan tangis yang berusaha ia lenyap kan, jeritan yang tak mampu dirinya ungkapkan hanya tertanam pada dirinya, Azkia ikut berjongkok memeluk sahabatnya guna memberikan ketegaran.
"Kania...bersabarlah orang tua ku pun sudah tiada, kita semua menjadi anak yatim piatu." Ucap Azkia.
"Kenapa hiks...kenapa harus mereka hiks...lebih baik aku..." Ucap Kania parau.
"Kania, jika kamu yang pergi bagaimana dengan masa depanmu mereka lebih memilih nyawa mereka karena masih banyak orang yang lebih membutuhkanmu, bahkan anak Mama Raina adalah tanggungjawab mu dari beliau." Ucap Azkia membuat Kania tersadar.
"Arkhan, aku memberikan nama adikmu Aisyah Safiyyah Ojasvee semoga nama itu menjadi berkah atas hidupnya, Arkhan wasiat Mama mu juga Adzani dia." Arkhan menengok Abdillah.
"Kak, tolong Adzani Aisyah karena kakak lebih berhak dan lebih tua dariku." Abdillah menatap yang lainnya.
"Adzan lah Kak, semoga Aisyah menjadi anak Sholehah." Ucap Kania dengan tulus,Abdillah segera mengambilnya lalu ia segera mengumandangkan Adzan dengan air mata yang menetes menandakan ia bahagia sekaligus sedih atas nasib adiknya yang tidak bisa merasakan kehadiran orang tuanya pada telinga kanannya dan terakhir ia membacakan iqomah pada telinga kiri Aisyah.
Selesai di Adzani Aisyah tersenyum tipis, bayi itu seperti bahagia setelah di dengarkan lantunan Adzan di telinganya. "Apakah paman Yance meninggal kak?" Abdillah mengangguk.
"Anak buah ku sudah mengurusnya, tinggal menjemput jasad Mama." Kania mengangguk mengerti,ia pun memberitahu letaknya.
Saat mereka asyik mengobrol Azkia melihat sesuatu mengambang di atas air dan terkejut ternyata itu adalah Bryce yang hendak merangkak, Azkia pun pamit sebentar.
Azkia menghentikan Bryce yang hendak naik ke permukaan darat. "Kak tidak ku sangka kau sekejam itu pada keluarga ku, terimakasih atas tindakanmu tapi aku tidak sebaik Arkhan yang hendak menolong mu, jadi tenggelam lah bersama dosa mu!" Azkia pun menekan Bryce hingga tenggelam dan terbawa arus.
Hati Azkia kini sudah keras atas Bryce, pria yang selama ini sudah ia anggap Kakak ternyata memiliki niat jahat padanya, Azkia pun kembali.
"Kau sedang apa?" Azkia berbalik mendapati Arkhan.
"Tadi aku melihat seekor kucing yang terjebur ke air namun ternyata aku salah penglihatan." Arkhan mengangguk dan mengajak Azkia untuk pulang.
...
Kini pemakaman terlihat begitu sesak karena kedatangan banyak orang yang menziarahi keluarga besar, apalagi Ojasvee karena begitu terkenal membuatnya banyak di beritakan atas kematiannya.
Azkia menangis di pelukan Kania, ia melihat proses pertama sampai terkahir orang tuanya di makamkan, Kania pun tidak luput dari kesedihannya ia pun sedih atas kematian orang tuanya, tidak ada pesan terakhir apapun karena baru saja ia akan pulang mengunjungi orang tuanya.
Terakhir adalah saat ia berbicara di ponsel melihat kebahagiaan Ayah dan Ibunya ia bahagia karena selama ini yang ia lihat hanyalah sang ibu, Berbeda dengan Azkia bahkan ia menyesal saat terakhir bertelepon ia merajuk dan meminta besok untuk mereka bertemu langsung saja namun apa pertemuan itu adalah terakhir kali, tidak ada canda tawa dalam keluarganya.
Padahal semalam ia sudah bahagia berkhayal bercanda tawa bersama keluarga besarnya, namun hanya tersisa dirinya, Abdillah Arkhan dan Kania Aisyah, tidak ada lagi yang tersisa.
"Kania, izinkan aku berubah." Kania menatap maksud yang dibicarakan Azkia.
"Maaf aku bukan orang baik sepertimu maafkan aku!" Azkia segera pergi meninggalkan pemakaman itu membuat Kania dan yang lainnya melihat kepergian Azkia.
"Azkia kenapa Ka?" Tanya Arkhan.
"Tidak tau Ar, coba kamu susul aku takut dia melakukan Kesalahan." Arkhan mengangguk.
"Kania, tolong aku Arkhan memberikan Aisyah padaku, dia terus menangis." Ucap Abdillah merasa tidak enak.
Kania mengangguk dan mengambil alih Aisyah. "Kita pulang saja Kak, tidak baik bagi bayi berlama-lama di luaran sini." Abdillah mengangguk.
Di mobil tak hentinya Kania menimang Aisyah meredakan tangisan bayi itu, yang sedikit demi sedikit terdiam membuat Abdillah senang. "Sepertinya Aisyah sudah menemukan Mama yang cocok." Kania merona mendengarnya.
"Tidak ada Mama pengganti bagi Aisyah, Mama Raina adalah orang tua terhebat dan Mamanya Aisyah hanya Raina." Abdillah mengangguk.
"Tapi kamu cocok menjadi Mama sambungnya, sifat mu yang mirip dengan Alm. Mama memberikan sinyal baik atas keberlangsungan hidup Aisyah." Kania menunduk menatap wajah Aisyah yang mirip dengan Yance.
"Alhamdulillah jika menurut kakak begitu, aku tidak akan memaksa hak asuhnya, jika Arkhan bersedia." Abdillah terkekeh.
"Bocah itu mana bisa mengurus bayi, lebih baik kamu yang mengurus Aisyah, Arkhan ridho jika adiknya dibesarkan oleh bidadari seperti mu Kania." Lagi-lagi perkataan Abdillah membuatnya salah tingkah.
"Jagalah perkataan mu Kak, jangan buat orang salah paham." Abdillah mengerti.
"Sepertinya Ibu negara sedang terbawa suasana." Mendapat godaan itu Kania menatap kesal pada Abdillah sekaligus malu.
"Ah Ayah negara bisa apa jika Ibu negara menatap kesal sekaligus malu." Kania tidak menimpali, kenapa Abdillah menyebalkan seperti itu hari ini, sedangkan Abdillah sukses mencairkan suasana.
....
"Azkia tunggu!!" Azkia terdiam.
"Ada apa Ar?" Tanya Azkia.
"Kamu mau kemana?" Azkia hanya menatap Arkhan.
"2 hari, biarkan aku pergi menenangkan diriku, aku akan kembali lagi setelah 2 hari kumohon." Arkhan mengerti.
"Baiklah jika dalam 2 hari kamu tidak pulang aku sendiri yang akan mencari mu!" Azkia mengangguk, Arkhan hanya menatap kepergian gadis yang dicintainya.
"Semoga kamu baik-baik saja Kia." Ucap Arkhan.
Ia pun terpukul atas apa yang menimpanya, tetapi ia selalu berusaha untuk menerima takdir yang Alloh berikan padanya, ia tidak bisa memarahi siapapun disini tidak ada kata yang bisa ia luapkan Karena semua hanya akan menjadi penyakit bagi dirinya sendiri.
Arkhan sedikit menyesal kenapa ia tidak pernah membahagiakan Mama dan Papa nya, ia hanya membuat masalah dan ia tidak bisa apa-apa selain itu, berbeda dengan Abdillah kakak angkatnya itu bahkan selalu memberi kebahagiaan atas Mama nya bahkan membuat Mama nya tersenyum, ia sedikit iri dengan itu karena sifatnya yang lebih tertutup membuatnya jarang bercanda bersama orang tuanya.
"Ma, Pa Arkhan akan menjaga Aisyah percayakan semua pada Arkhan, dia akan tumbuh menjadi gadis penuh kebaikan." Ucap Arkhan.
Ia sudah memikirkan matang-matang atas hak asuh Aisyah dan ia akan memberikan hak itu pada Kania, karena bukan hanya tentang wasiat bahkan ia tidak tau jika dirinya yang akan merawat, adiknya akan kekurangan kasih sayang, mengingat ia masih kuliah dan banyak hal yang perlu di jalaninya, setelah ia berhasil baru ia akan mengurus masa depan adiknya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIND YOU 2 (END)
Storie d'amoreCinta segitiga antara saudara tidak sekandung mengakibatkan perpecahan antara keduanya Abdillah Ojasvee anak yang di buang dan di angkat menjadi anak oleh Yance tanpa diketahui menyukai Azkia Gideon yaitu anak dari Calista dan Daeshim permasalahan a...