Brakk
"Astagfirullah kak Abdi?" Ucap Arkhan kaget tiba-tiba kakaknya datang dengan wajah penuh kesal entah karena apa, segera Arkhan membawa masuk sang kakak.
"Ada apa Kak?" Tanya Arkhan khawatir.
"Apakah aku terlihat menakutkan sampai dia memilih pergi bersama pria lain?" Arkhan tidak paham dengan arah pembicaraan kakaknya.
"Maksud Kakak apa, siapa wanita yang dimaksud?" Tanya Arkhan.
"Arghhh sial aku selalu bodoh dalam masalah perasaan, Arkhan katakan apakah dosaku sampai aku selalu menanggung kesendirian?" Tanya Abdillah membuat Arkhan menelan ludah takut salah kata.
"Kita sholat Dhuha yuk Kak!" Abdillah menatap Arkhan. "Kamu benar itulah masalah yang selama ini tidak kusadari, ayo kita sholat!" Arkhan mengangguk.
...
Bryce Kini mengendarai mobilnya dan mereka sampai, Bryce membukakan pintu untuk Kania, gadis itu tersenyum dan ikut keluar.
Baru saja mereka berdiri sebuah bola datang ke arah mereka Kania yang lebih peka mencegah bola itu ke arah Bryce alhasil dirinya yang kena bola basket itu hampir saja ia tumbang jika Bryce tidak sigap menangkapnya.
Bughh
"Hei siapa yang melakukan hal bodoh itu!" teriak Bryce penuh amarah, ia melihat Kania memegang pundaknya pasti hantamannya sangat keras.
"M-maaf Kak, kami tidak sengaja kami pikir bolanya tidak sampai kesini." Ucap salah satu mahasiswa, Bryce hendak melayangkan pukulan namun Kania menghentikan.
"Cukup kak Bryce mereka tidak sengaja, tidak perlu melakukan sesuatu dengan membalasnya lewat kekerasan, mereka juga sudah meminta maaf!" Bryce mundur.
"Maaf karena menyelamatkanku kamu yang menjadi sasaran." Ucap Bryce merasa bersalah.
"Tidak perlu khawatir, hanya bola saja kalau begitu ayo masuk, mungkin jam ku akan segera dimulai." Bryce setuju akhirnya mereka pergi.
Dalam hati Bryce sedikit tersentuh akan perlakuan ikhlas dari Kania, mana ada orang yang rela sakit demi orang lain yang bahkan bukan orang spesial.
...
"Ada apa Paman?" Tanya Abdillah.
"Bagaimana keadaan kalian disana, besok Paman mungkin akan kesana untuk melihat kabar Kania." Abdillah tersenyum tipis.
"Disini baik kok Paman, tidak ada hal yang perlu di khawatirkan lagian Abdi akan beberapa hari lagi disini jadi masih ada waktu paman mempercayakan Abdi menjaga putri paman." Bondan senang mendengarnya, jika Abdillah yang menjaga putrinya ia tidak akan khawatir.
"Baiklah selalu pantau Kania, kamu tau paman baru saja bisa bertemu anak paman dari sekian lama." Abdillah mengangguk.
"Ya paman, Abdi akan berusaha semaksimal mungkin." Setelah panggilan terputus senyum Abdillah berubah, perasaan apa sebenarnya kenapa melihat Kania dengan pria lain ada rasa kesal di hatinya, padahal ia baru bertemu beberapa hari yang lalu.
Kini Kania sudah berada di kediaman Bryce disana sangat sepi mansion yang besar membuat Kania sedikit tertegun.
"Masya Alloh ini sangat mengagumkan, apakah kakak tinggal hanya bersama adik?" Tanya Kania.
"Tidak, ada beberapa orang juga disini yang bekerja, kebetulan kedua orang tua kami telah tiada." Kania menoleh.
"Ah sepertinya aku menguak kisah sedih maafkan kelancangan ku kak." Bryce mengangguk mengerti.
Tak lama datang seorang anak remaja berusia 12 tahun menghampiri Bryce dan memeluknya dengan erat. "Kakak!!" Teriaknya sedangkan Bryce mengelus erat kepala anak lelaki itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIND YOU 2 (END)
RomanceCinta segitiga antara saudara tidak sekandung mengakibatkan perpecahan antara keduanya Abdillah Ojasvee anak yang di buang dan di angkat menjadi anak oleh Yance tanpa diketahui menyukai Azkia Gideon yaitu anak dari Calista dan Daeshim permasalahan a...