Abdillah kini sedang mencari di sekitar bandara guna mencari tahu letak keberadaan para gadis itu, sampai sebuah kertas melayang ke arahnya.
"Ikuti langkahku, jalan 4 langkah." Ucap Abdillah.
Arkhan pun meminta Abdillah melakukannya, takut itu adalah petunjuk, segera Abdillah melakukannya dan terlihat sebuah tulisan "Gedung lama" Abdillah menatap Arkhan.
"Gedung lama adalah pusat kota apa mungkin mereka di sana?" Tanya Arkhan terlihat tulisan mundur satu langkah, Arkhan mengikuti itu namun Abdillah yang peka segera mendorong Arkhan.
Dorrr
Mendengar suara tembakkan itu bandara menjadi ricuh karena mereka pikir ada penjahat, Arkhan terkejut apakah tadi dirinya adalah target pembunuhan.
"Kau baik-baik saja Ar?" Tanya Abdillah, panik ia untung peka dengan laser merah yang menuju dada Arkhan.
"Baik kak, terimakasih." Abdillah segera menarik Arkhan, tempat ini sudah berbahaya pasti mereka sedang dalam target, Abdillah segera menelpon Yance.
"Papa, sedang dimana?" Tanya Abdillah.
"Di perjalanan sepertinya paman Alex dalam bahaya setelah sambungan ponselnya tidak aktif." Abdillah mengangguk.
"Abdi dapat info mengenai Azkia dan Kania, katanya mereka di gedung lama." Yance menghembuskan nafas.
"Alhamdulillah jika sudah ada petunjuk, tapi tetap saja berhati-hati, kini musuh kita sudah mengeluarkan taringnya dan besar kemungkinan kita akan melewati banyak bahaya, kamu sudah menempatkan orang di mansion kan?" Tanya Yance.
"Sudah Pa." Balas Abdillah.
"Hmm, Papa akan berusaha jaga diri kalian Assalamualaikum." Ucap Yance.
"Waalaikumsalam." Panggilan terputus.
...
Mata Kania kini terbuka, ia melihat sekitar begitu gelap, sampai cahaya masuk lewat celah jendela, orang itu semakin mendekat dan mulai terlihat jelas.
"Sudah bangun sayang?" Suara itu, Kania tau suara itu dan setelah wajahnya terlihat jelas ia baru tau jika benar saja itu adalah Bryce kakak tingkat atas di kampusnya.
"Kak Bryce???" Ucap Kania.
"Hallo, terkejut? Kania yang menggemaskan kamu tau tujuanku menangkap mu?" Tanya Bryce sedangkan Kania menggeleng kuat.
"Kak, kenapa kakak melakukan hal ini??" Tanya Kania dengan sedih.
Bryce mendekat berbisik di telinga Kania."Because I have a grudge against your father."Kania terdiam.
"Why, what's wrong with my dad?"tanya Kania.
"He is the reason my mother went crazy and died!"Kania gemetar, apa benar yang di ucapkan Bryce, ia mengingat perkataan sang ayah saat pertemuan pertama mereka.
"A-pakah nama ibu kakak adalah L-aura??" Bryce tertawa sumbang. "Sudah ku kira pria itu mengatakannya." Ucap Bryce.
"Maka sebagai balasannya kamu harus menikah denganku hahaha...menikmati hidup di neraka hahaha..." Tawa Bryce begitu terdengar mengerikan sampai suara telepon menghentikan tawanya,tiba-tiba rahangnya mengeras membuat ia segera meninggalkan Kania.
"Ya Alloh lindungi semua keluargaku." Ucap Kania.
...
Abdillah dan Arkhan sudah tiba di gedung lama, keadaan di sana sangat sepi mereka berjalan masuk ke area gedung.
"Hei apa ada orang disana??" Tanya Abdillah.
Tiba-tiba ada bayangan hitam melesat di belakang mereka dengan isyarat segera Abdillah mengangguk, ia meluncur di bawah lantai menembak tepat di atas atap sedangkan Arkhan merunduk sehingga peluru meleset.
Dorr
Seseorang terjatuh tepat di belakang Arkhan dengan kepala yang terkena peluru Abdillah, Abdillah menarik Arkhan untuk keluar dari gedung itu namun sial nya mereka di hadang oleh sepuluh orang lainnya.
Dengan berbekal keahlian sendiri akhirnya Abdillah dan Arkhan menghadapi mereka 1 lawan 5, perkelahian cukup menguras tenaga hingga Arkhan terjatuh karena perlawanannya kurang kuat,sehingga mau tak mau-mau Abdillah yang kini menghadapi 4 orang sisanya.
Bughh
Bughh
Tak gentar ia melayangkan berbagai macam pukulan hingga para musuh kewalahan,setelah semua di lumpuhkan Abdillah membawa Arkhan pergi dari gedung itu karena mereka tidak membawa para bawahan mereka.
"Hallo tuan, keadaan mansion kacau setelah mereka meluncurkan bom racun!" Abdillah sebisa mungkin membawa Arkhan yang terluka cukup parah.
"Kak...huh aku akan merepotkan mu lebih baik tinggalkan aku biar aku urus diriku sendiri!" Abdillah menatap kesal.
"Dasar bodoh, musuh kita bukan orang biasa, siapapun akan mati tanpa keamanan sekarang lebih baik ikuti semua yang kakak perintah!" Arkhan mengangguk sesekali terbatuk karena dadanya sedikit sesak.
...
Yance kini sudah berada tepat di depan sebuah rumah, Ya rumah Alex temannya ia akan tau segala informasi hanya pada teman jenius nya, saat membuka rumah terlihat Alex di tawan oleh seseorang dengan lambang Silvermoon.
Tangannya terkepal kuat melihat sang teman karib sedang dalam bahaya, tepuk tangan mengalihkan perhatiannya. "Selamat datang tuan Ojasvee,sang mantan ketua Mafia GoldenWolf apa kabarmu paman??" Yance menatap sebentar ia pernah melihat wajah ini, saat di ingat dialah salah satu anak yang sering berbuat masalah dengan anaknya sewaktu kecil.
"Siapa kamu?" Ucap Yance dengan wajah tak bersahabat.
"Ouhh lupa tidak memperkenalkan ku, perkenalkan paman namaku Bryce Oxford, pernah dengar nama belakangku??" Yance terdiam.
"Ya Oliver Oxfrod adalah ayahku!!" Teriak Bryce.
"Kau yang membunuhnya hingga tidak ada satupun yang ia tinggalkan, untungnya aku memiliki paman yang siap membantuku yaitu Oberon adik dari ayahku dan dia adalah ketua Mafia Silvermoon!!" Yance terkejut ternyata musuhnya sendiri adalah saudara kenapa ia tidak pernah menemukan bukti apapun dari Oliver.
"Huh, kau dengan teganya membunuh orang tuaku demi wanita yang tidak ada harganya cih, bahkan Ibu ku mati karena sahabatmu Bondan!" Kenyataan yang baru ia ketahui, Bondan membunuh Laura lantas apa alasannya.
"Kalian penjahat, bahkan jika aku tidak secepat ini mungkin aku juga akan jadi target kematian selanjutnya!!" Teriak Bryce.
"Semua salah paham Bryce!" Ucap Yance mempertegas.
"Salah paham?? bahkan setelah orang tua ku sudah tidak bernyawa??" Bryce tertawa sumbang.
"Ya, semua memang salah paham jika di lihat dari sudut pandang mu memang semua adalah kesalahan, tapi lihat dari sudut pandang lainnya apakah kau tidak tau semua akan ada sebab akibatnya dan dari obsesi orang tuamu sendiri sehingga mereka merenggang nyawa!" Bryce mengepalkan tangan.
"Persetan dengan alasanmu, intinya nyawa dibayar dengan nyawa!" Teriak Bryce hingga satu tembakan ke arah Yance terjadi tetapi yang tertembak adalah Alex bukan Yance.
"ALEX!!" Teriak Yance.
Yance mengepalkan tangan ia dengan brutal menghabisi para bawahan Bryce yang jumlahnya tidak terhitung, sebenarnya sia-sia saja perlawanannya tak lama datang bawahan Bondan membantunya namun tetap saja tidak berhasil karena mereka di bom racun.
"Nikmati kematian mu Ojasvee tinggal anakmu yang menyusul!" Ucap Bryce setelah melihat Yance terjatuh sambil terbatuk darah mungkin efek racun itu yang sudah mulai menggerogoti tubuhnya.
"TUTUP SEMUA PINTU,KUNCI PASTI GERBANG MANSION INI BIARKAN MEREKA MENJADI BANGKAI DISINI!!" Teriak Bryce di patuhi para bawahannya.
Yance menatap seluruh taman yang sudah di lingkup asap berwarna hijau, baunya begitu menyesakkan tak henti darah keluar dari mulut hidung dan juga telinganya membuat penglihatannya semakin buram.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIND YOU 2 (END)
RomanceCinta segitiga antara saudara tidak sekandung mengakibatkan perpecahan antara keduanya Abdillah Ojasvee anak yang di buang dan di angkat menjadi anak oleh Yance tanpa diketahui menyukai Azkia Gideon yaitu anak dari Calista dan Daeshim permasalahan a...