-07-

381 59 6
                                    

Halo, Call me Rein

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, Call me Rein.

Selamat membaca🤗

----

"Kamu tadi habis dari mana?" tanya Clara penasaran karena tadi lelaki itu datang dari arah berlawanan dengan kelasnya.

Azka menoleh untuk menatap kekasihnya setelah tadi memesan makanan. "Aku jadi peserta olimpiade. Jadi, tadi aku latihan,"

"Oh, semangat pacarku!" Clara mengepalkan kedua tangannya ke udara sembari tersenyum.

Azka ikut tersenyum dan mengacak rambut Clara gemas. "Pasti,"

"Coba aja aku bisa ikut olimpiade sama kamu. Pasti seru. Sayangnya aku bodoh," lirih Clara yang kini menunduk sedih. Mengingat kalau dia mempunyai otak yang tidak pintar membuatnya merasa bersalah.

Azka menangkup kedua pipi Clara agar menatapnya. "Kamu gak bodoh kok. Jangan ngomong kayak gitu. Gak ada yang bodoh selama kita mau belajar dan berusaha,"

Clara langsung mengembangkan senyumannya. Kekasihnya itu memang selalu bisa menenangkan dan menyemangatinya di situasi seperti ini.

"Ayo di makan makanannya!" titah Azka kepada Clara.

"Iya,"

Clara langsung memakan makanannya dengan sangat lahap. Kebetulan juga, dia sedang lapar, karena tadi belum sempat sarapan.

Semangat dan kesenangannya luntur begitu saja, ketika melihat Gendis masuk ke dalam kantin bersama dengan ketiga sahabatnya. Entah untuk apa.

Clara memutar-mutar garpu di piringnya dan menatap tajam ke arah mereka.

Carissa yang mengetahui dirinya dalam bahaya langsung melihat ke sekeliling dan bersitatap dengan mata tajam milik Clara. Buru-buru saja, dia menyenggol lengan Zela dan Naya.

"Apaan sih, Sa?" Zela sangat kesal dengan tingkah Carissa yang terus saja menyenggol lengannya.

"Itu ... Clara liatin kita," lirih Carissa ketakutan. Tangannya menunjuk ke arah dimana Clara berada.

Zela dan Naya terbelalak kaget, lalu mereka langsung menatap ke arah yang di tunjuk Carissa. Benar saja, Clara sedang menatap mereka dengan sangat tajam. Setajam silet.

Mereka bertiga meneguk ludahnya dan tersenyun kikuk ke arah Clara seraya melambaikan tangan.

"Kamu kenapa?" tanya Azka menyadari Clara tengah menatap sesuatu.

Antagonis or Protagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang