~Jangan pernah iri dengan kehidupan orang lain, karena belum tentu kehidupan orang lain itu lebih baik dari kehidupan kita~
-Antagonis or Protagonis-
(Sudah selesai revisi)
°°°
Transmigrasi? Pertukaran jiwa? Mungkin tidak asing lagi untuk kalian sem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halo, Call me Rein.
Selamat membaca🤗
----
"Sumpah, gue gak ngerti tentang apapun tadi ..."
Clara sedang berjalan menuju kelasnya, setelah latihan belajar untuk olimpiade tadi. Dia bahkan tidak belajar apapun. Dia hanya fokus memperhatikan Azka dan tidak mengerjakan satu soal pun.
Pada akhirnya, Clara di tegur oleh Guru dan di beri banyak tugas untuk latihan olimpiade nanti. Menjengkelkan bukan. Clara saja tidak tahu menahu tentang olimpiade itu dan sekarang dia harus mengerjakannya.
"Olimpiade apaan? Bikin pusing iya. Gue bahkan gak tahu menahu tentang itu dan sekarang harus ngerjain soal sebanyak ini. Sungguh kejam,"
"Oh, itu Azka. Azka!" Clara segera memanggil Azka saat melihat lelaki itu sedang berjalan ke arah kelasnya.
Tadi, Azka pergi keluar duluan karena mendapatkan sebuah telepon. Jadi, Clara harus keluar sendiri, tetapi untungnya dia kembali bertemu Azka sekarang.
"Eh, Gendis. Kenapa?" Azka menoleh dan mendapati sosok Gendis yang berjalan menghampirinya.
"Jalan ke kelasnya bareng aja yuk! Ya, walaupun beda kelas. Setidaknya kelas aku sama kamu itu searah," ucap Clara terus tersenyum.
Azka mengangguk dan berjalan lebih dulu, sedangkan Clara mengikutinya dari belakang. Hanya berjalan bersama Azka saja sudah membuatnya senang.
"Azka, kamu--udah baikan sama Clara?" tanya Clara hati-hati. Tidak mau menyinggung atau di sebut ikut campur.
Azka menggeleng, tetapi tetap menatap ke depan. "Belum, tapi lo tenang aja! Nanti gue mau ngomong sama Clara dan memperbaiki hubungan kita yang rusak,"
"Jangan!" teriak Clara tiba-tiba.
"Hah?"
"Maksud aku, kamu jangan ngomong dulu apalagi memperbaiki hubungan kamu sama Clara. Cuman seminggu, enggak paling lama sebulan. Selama sebulan kamu gak usah ngomong apa-apa dulu sama Clara ya!" kata Clara mencoba untuk melarang. Bisa gawat jika keduanya berbaikan sekarang. Gendis pasti merasa senang.
Azka semakin menyerngit bingung. "Maksudnya?"
"Pokoknya jangan, gak boleh, Titik."
"Emangnya kenapa?"
"Karena dia bukan Clara. Kamu tenang aja, Clara pasti udah maafin kamu dan ngerti kenapa kamu ngelakuin itu. Dia juga berterima kasih sama kamu karena kamu udah buat dia sadar," Clara pergi begitu saja meninggalkan Azka setelah mengatakan itu.