-22-

238 41 5
                                    

Halo, Call me Rein

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, Call me Rein.

Selamat membaca🤗

----

Gendis dan Zela kembali ke ruang tamu untuk menemui teman-teman mereka. Clara menyadari kalau sepertinya Zela mengetahui sesuatu, tetapi dia tidak terlalu mempedulikan itu.

"Ra, udah mau sore nih. Kita pulang dulu, ya." Naya bangkit dan segera menghampiri Gendis.

Carissa juga ikut bangkit bersama dengan Naya. "Iya, nih. Gue mau latihan nari lagi,"

"Oke, tapi nanti kalian main ke sini lagi ya. Lo juga Gendis," Gendis tersenyum ke arah Clara.

"Kenapa ngajak Gendis mulu sih?" Naya jelas tidak suka dengan keberadaan Gendis yang selalu berada di dekatnya.

"Iya, dia itu gak level sama kita-kita." Carissa ikut menyahuti dengan nada kesal.

Clara tersenyum mengejek seraya terus memakan cemilan yang berada di sana. "Oke, nanti gue bakalan datang ke sini. Sesering mungkin,"

Naya dan Carissa tertawa mengejek ucapan Clara. Mereka merasa kalau ucapan Clara itu adalah kebohongan.

Zela masih terdiam dengan lamunannya. Dia masih memikirkan perdebatannya dengan Gendis tadi.

"Kita pulang dulu ya," pamit Carissa kepada Gendis dan langsung di angguki olehnya.

"Ayo, Zel!" ajak Naya saat melihat Zela hanya diam mematung.

"Hmm, kalian duluan aja, nanti gue nyusul. Gue mau beresin barang gue dulu," Zela berusaha mencari alasan agar dia bisa berbicara berdua dengan Clara.

Naya dan Carissa mengangguk, begitu juga dengan Gendis. Mereka bertiga segera pergi keluar, sedangkan Zela dan Clara masih berada di ruang tamu.

"Lo nyari apaan?" tanya Clara ketika Zela menghampirinya.

Zela menatap Clara dengan tatapan sayu. "Ra, itu lo, kan. Clara!"

Clara tentu saja terkejut. Apakah Zela sudah tau kalau dia adalah Clara. Kalau itu benar terjadi, dia merasa sangat bahagia karena ada yang mengenalnya.

"Lo tau kalau gue Clara?" bukannya menjawab, Clara malah balik bertanya.
Zela mengangguk dan memeluk Clara. Begitu juga dengan Clara yang membalas pelukan Zela.

"Gue seneng banget, akhirnya ada yang ngenalin gue." Clara tersenyum senang sambil terus memeluk Zela. Dia sungguh sangat senang sekarang.

"Maafin gue, Ra. Gue emang bodoh. Banyak perbedaan antara lo sama Gendis, tapi dengan bodohnya gue gak tau." Zela menangis di pelukan Clara. Dia juga tidak tau kenapa dia bisa menangis.

"Iya, gak pa-pa. Yang penting sekarang lo udah tau kalau gue itu Clara bukan Gendis. Apa yang lainnya juga tau?"

Zela melepas pelukannya dan menggeleng. "Enggak, kayaknya mereka gak tau. Gue juga masih gak percaya. Kenapa lo bisa ada di tubuh Gendis dan kenapa Gendis ada di tubuh lo?"

Antagonis or Protagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang