~Jangan pernah iri dengan kehidupan orang lain, karena belum tentu kehidupan orang lain itu lebih baik dari kehidupan kita~
-Antagonis or Protagonis-
(Sudah selesai revisi)
°°°
Transmigrasi? Pertukaran jiwa? Mungkin tidak asing lagi untuk kalian sem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Kira-kira di part berapa Zela bakal tau kalau sebenarnya Gendis itu adalah Clara?)
Halo, Call me Rein.
Selamat membaca🤗
----
Hari ini adalah hari minggu. Hari di mana semua orang beristirahat dan rebahan di rumah. Tidak untuk Clara yang di paksa oleh Mirna untuk mencuci piring. Mau tidak mau, dia harus melakukannya.
Dengan sangat terpaksa, Clara mencuci piringnya. Dia tidak tau bagaimana caranya. Jadi, dia mencuci piring dengan asal-asalan. Bahkan, banyak piring yang pecah akibat ulahnya.
"Gendis, kenapa piringnya pada pecah? Kamu, kan, udah sering cuci piring, kenapa sekarang jadi kayak yang gak pernah nyuci piring?" teriak Mirna saat melihat piring-piring kesayangannya banyak yang pecah.
"Tangannya licin, Bu. Jadi banyak yang pecah," alibi Clara memberi alasan.
"Kamu ini ada-ada aja. Lanjutin! Jangan di pecahin lagi ya!" ancam Mirna seraya membereskan piring-piring yang pecah.
"Iya, Bu." Clara kembali mencuci piringnya dengan sangat brutal dan penuh kekesalan.
"Biasanya jam segini gue masih di kamar sambil baca novel dan sekarang gue harus ngerjain pekerjaan rumah," Clara tertawa untuk meratapi nasibnya.
"Jelek amat nasib lo, Gendis." dumelnya lagi sambil terus mencuci piring.
Setelah selesai mencuci piring dengan sangat tidak bersih, Clara langsung menuju ke kamar mandi untuk bersiap-siap pergi kerja kelompok bersama para sahabatnya dulu dan orang yang bertukar jiwa dengannya.
Setidaknya, dia bisa kembali ke rumahnya walau hanya sementara. Dia sangat merindukan rumahnya juga papanya yang pulang kemarin. Clara tau kalau papanya pulang kemarin. Tetap saja, dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena pasti papanya tidak akan mengenalinya.
Gadis itu sudah siap dengan baju milik Gendis yang sederhana, serta sedikit olesan bedak. Clara pergi menemui Mirna untuk meminta Izin keluar dan kerja kelompok bersama temannya. Meski, Mirna bukan Ibu kandungnya, setidaknya Clara harus menjaga citra Gendis. Dia juga tidak mau Mirna menjadi khawatir.
"Ibu, ak-Gendis pergi dulu ya! Mau kerja kelompok di rumah temen," ucap Clara pamit kepada Mirna.
"Oh, iya. Hati-hati ya, Nak. Ini ongkos sama uang jajan buat kamu. Maaf, Ibu cuman bisa kasih segitu, karena kemarin kuenya gak kejual semua." Mirna memberikan selembar uang dua puluh ribuan kepada Clara.
Clara tersenyum dan dengan senang hati menerima uang itu. "Iya, gak pa-pa kok, Bu. Ibu udah berusaha. Kalau gitu Gendis pergi dulu ya, makasih, ibuku tercinta."
Mirna tersenyum melihat itu. Jika dipikir-pikir lagi, Gendis yang sekarang sangatlah berbeda dari yang dulu. Gendis yang sekarang terkesan lebih ceria, jujur dan juga berani, sedangkan Gendis yang dulu itu pendiam, penurut dan juga selalu memendam masalahnya sendiri. Tentu saja hal ini membuat Mirna merasa kebingungan.