-09-

305 55 6
                                        

(Pacarnya Clara ganteng banget ya, Poo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Pacarnya Clara ganteng banget ya, Poo.)

Halo, Call me Rein.

Selamat membaca🤗

----

Setelah kejadian kemarin, Clara langsung bolos dan pulang ke rumahnya. Untung saja, papanya sudah kembali bekerja di luar kota. Jadi, dia bisa sendirian di dalam rumahnya. Bukan sendirian, lebih tepatnya tidak ada yang mengganggu atau memarahinya. Karena, mana mungkin pembatunya akan mengganggu dan memarahinya.

Clara berada di balik pintu kamarnya dengan lutut yang di tekuk dan tangan yang memegang lututnya. Dia sedang menangis sekarang. Kenapa hidupnya sangat menyebalkan sekali. Ingin rasanya dia menghilang saja, tetapi dia juga tidak mau.

"Liat aja, gue bakal balas dendam sama lo Gendis."

Apakah dia harus membunuh Gendis? Si cewek cupu itu selalu saja mengganggu ketenangan hidupnya, tetapi kalau di pikir-pikir lagi untuk apa membunuhnya. Itu hanya akan mengotori tangannya saja dan dia akan masuk penjara. Bukannya dapat ketenangan malah lebih menderita lagi.

"Aaaa ..." Clara melempar segala sesuatu benda yang ada di hadapannya ke sembarang arah. Dia memukul cermin yang berada di kamarnya hingga tangannya mengeluarkan darah.

Clara memandang darah yang keluar dari tangannya. "Bahkan saat berdarah kayak gini pun gue gak merasa sakit,"

Gadis itu mengambil salah satu serpihan kaca yang pecah tadi. Dia menggenggam kaca itu begitu erat seperti menyalurkan amarahnya. Tidak peduli dengan darah yang terus-menerus mengalir.

"Gue emang Antagonis. Itu peran gue, gue emang orang jahat." Clara langsung menangis dan terduduk di lantai. Genggamannya pada kaca semakin dipererat.

"Clara udah cukup! Jangan berbuat seenaknya! Gue udah muak Clara,"

"Aku mau kita putus. Kamu udah keterlaluan, Clara. Kamu harus perbaiki diri kamu. Jangan jadi jahat kayak gini. Aku tau kamu orang baik. Aku tunggu sampai kamu sadar,"

"Aku pingin kamu sadar dan gak jahat kayak gini. Aku gak mau kamu jadi Antagonis,"

"Jangan kayak gini Clara. Perbuatan kamu itu bisa nyakitin orang lain. Kamu harus belajar menghargai orang lain. Jangan ambil peran Antagonis,"

Semua perkataaan Azka terngiang-ngiang di otaknya sekarang. Apakah dia sejahat itu? Apakah dia sekejam itu? Apakah dirinya seorang tokoh Antagonis?

Antagonis or Protagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang