21.

987 92 43
                                    

Kegaduhan yang terjadi sungguh membuat Sukuna jengkel. Hei apa-apaan itu spekulasi dari mana jika dirinya berpacaran dengan Megumi bukankah mereka semua juga tahu, jika dirinya hanya sebatas sahabat.

"Kalian semua diam!" Bentak Sukuna geram lalu melepaskan pelukannya yang membuat Megumi sedikit tidak suka." Bubar! Kami disini bukan tontonan atau jika tidak! Aku tak segan mengurangi poin kalian!".

Semua murid akhirnya terdiam dan membubarkan diri. Mereka tidak ingin poin yang mereka miliki berkurang itu sungguh menakutkan ancaman ketua OSIS bukanlah mainan.

Nobara yang sedari tadi melihat akhirnya lebih memilih untuk masuk kedalam kelasnya. Dirinya lebih memilih tidak ikut campur lagi masalah Megumi serta Sukuna.

Biarkanlah mereka yang menyelesaikan nya, dan jika Megumi kembali membutuhkan saran maka ia akan membantu.

"Aku ingin sekali menghajar mereka". Sukuna dengan menghela nafas gusar dengan jari-jari tangannya menyisir surai merah mudanya kasar kebelakang.

"Su-Sukuna". Dan tentunya membuat Megumi yang melihat berdecak kagum atas ketampanan pemuda bertato didepannya ini.

"Ah... Megumi maafkan mereka. Dan hiraukan saja apa yang mereka katakan". Sukuna dengan menepuk pelan surai hitam kebiruan nya.

Yang tentunya membuat Megumi tak suka atas perkataan Sukuna.Dia senang kok dengan spekulasi semua murid yang menganggap ia dengan Sukuna berpacaran.

Apa salahnya? Dia juga sebentar lagi akan menyatakan perasaannya terhadap Sukuna.

"Ta-tapi Sukuna—".

"NII-CHAN!". Teriakan Yuuji mengalihkan kedua sejoli yang pastinya membuat Megumi mengeram. Dia lupa jika simanja masih ada disini.

Dengan terpaksa Megumi terdiam melihat interaksi keduanya. Yang sungguh membuat nya sakit mata.

"Ada apa sayang". Sukuna berbalik dan mendapati adiknya sedang menunduk dengan tangan sedikit gemetar memegang lengan seragamnya. ia juga merutuki bahwa dirinya sungguh bodoh. Karena sedari tadi melupakan adiknya yang berada dibelakangnya.

"Kenapa Yuuji?". Kali ini Gojo menimpali dan ingin mengecek keadaan murid kesayangannya. Tapi dengan cepat tangannya ditepis oleh Sukuna.

"Apa yang kau—".

"Diam! Kau guru pedo jangan menyentuh adikku!". Sudah cukup Sukuna tak suka melihat gurunya dekat dengan adiknya. Apalagi sang kakek mendukung gurunya agar semakin dekat dengan adiknya.

Lupakah mereka bahwa masih berada diluar kelas. Semua murid pun juga masih curi dengar dan pandang. Karena penasaran apa yang sedang terjadi. Dan entah kenapa bel pelajaran juga tak kunjung berbunyi.

"Ada apa sayang". Sukuna mengulang perkataan nya. Dengan tangannya melepaskan hoodie yang bertengger dikepala Yuuji.

BRUGH...

"Yuuji!". Ketiganya bersamaan saat tubuh mungil itu ambruk. Dan untungnya dengan cepat Sukuna menangkapnya.

"Se-sesak... Hah... Hah... Nii-chan". Racau Yuuji dengan meremas seragamnya dibagian dada. Kedua matanya juga memburam tak jelas, tak lupa air mata yang sedari tadi ia tahan mengalir begitu saja.

"Astaga! Sesak nafasnya kambuh". Gojo dengan membuka tas murid tercintanya, untuk mengambil inhaler.

"Sa-sakit". Akunya dengan susah payah saat masker terlepas dari wajahnya.

"Tahan sayang. Coba bernafas lah dengan pelan". Sukuna mencoba menenangkan." Ck... Kenapa kau mencari inhaler begitu lama!". Sukuna mulai geram dan iris merahnya menatap tajam gurunya.

[BL] Yuuji Is Mine (Diberhentikan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang