Vote nya frend😷 jangan jadi pembaca gelap🌚
Happy Reading
Suara lift terdengar, dengan cepat mereka keluar dari sana tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Kita mau kemana? Mau ngapain? Saya harus interview nanti telat," tanya El namun pria yang disampingnya hanya diam mematung tak berniat menjawab pertanyaan El.
"Kamu tuli? Atau kurang jelas? Oh, atau saya mau diculik?!"
Seketika mata tajam menoleh ke arahnya.
"Diam." suara bariton yang terdengar mengancam membuat El seketika terdiam sambil terus mengikuti langkahnya.
"Dady, jangan galak-galak sama mommy! Nanti mommy pergi, Caca sedih lagi." ucap Caca dengan mata yang berembun.
Aldi terdiam, menghela nafasnya menatap El dan tersenyum hangat membuat beribu kupu-kupu keluar dari perut El.
"Dady hanya bercanda, lagian mommy gapapa kan?" tanya Aldi sambil melirik El dengan senyum paksa.
"Gakpapa ko! Ini juga salah mommy yang cerewet,"
"Mommy, sayang Caca?" Seketika pertanyaan itu keluar dari mulut kecil itu.
"Mommy-"
"Caca ...." teriak Jesyka membuat El mengurungkan niatnya.
"Ka Jesy," panggil Caca sambil turun dari gendongan El lalu menghampiri Jesyka dan memeluknya.
"Kamu kemana sih? Kakak nyariin kamu, maafin Kak Jesy ya." ucapnya meminta maaf.
"Tadi Caca ketemu sama mommy," jawab Caca sambil melepaskan pelukannya.
"Mommy?" tanya Jesyka yang di angguki oleh Caca.
Jesyka menatap sang ayah meminta penjelasan. "Dady," ucapnya.
"Masuk dulu!" perintah Aldi membuat semuanya menuruti perintahnya.
Mereka masuk kedalam ruangan Aldi dan duduk dibangku yang sudah disediakan.
"Dia siapa? Dad," tanya Jesyka melirik El.
Aldi ikut melirik El, dirinya pun tidak tau siapa wanita yang ada dihadapannya.
"Ini mommy, Kak." jelas Caca membuat Jesyka menatapnya tidak suka.
"Mommy? Sejak kapan kita punya mommy?"
"Jesy, ikuti alurnya dulu. Dia salah satu pekerja dady, dia mau interview tapi adik kamu manggil dia mommy," bisik Aldi membuat Jesyka terdiam.
"Caca, kamu main sama ka Jesy, dady mau bicara dulu sama mommy," ucap Aldi yang di angguki Caca.
Caca pun turun dari pangkuan El dan ikut bersama Jesyka.
Tok ... tok ... tok ....
Tiba-tiba pintu ada yang mengetuk membuat mereka berdua menoleh.
"Masuk!"
Pintu perlahan terbuka dan terlihat seorang pria yang seumuran dengan Aldi dan pakaian yang rapih.
"Ini, data yang Bapak minta." ucapnya sopan sambil memberikan sebuah map.
"Terimakasih, kamu bisa lanjut bekerja." jawabnya sambil menerima map tersebut.
"Baik, Pak. Saya pamit pergi," ucapnya yang di angguki Aldi lalu dirinya pun keluar.
Aldi membuka map tersebut yang ternyata isinya CV (Curriculum Vitae) milik El dan fokus membacanya. Ia memperbaiki duduknya menjadi tegak dan mulai menatap El.
"Sudah berpengalaman?"
El yang sedaritadi menunduk perlahan mengangkat kepalanya lalu menggelang. "Belum,"
"Apa hoby kamu?"
"Banyak. Tidur, dngerin musik, baca novel, main sama anak tetangga dan banyak lagi lah," jawab El berantuasi
"Suka anak kecil?"
"Sangat,"
"Bisa ngurus anak?"
"Bisa dong! Gitu mah kecil," jawab El dengan enteng.
"Saya terima kamu menjadi sekretaris, dan kamu bisa bekerja mulai saat ini. Tugas kamu hanya mengasuh anak saya," ucap Aldi dengan santai.
"Hah? Apa? Tugas saya mengasuh anak? Itu namanya baby sister dong bukan sekretaris,"
"Sama aja, yang penting kerja kan?"
"Saya gak mau jadi baby sister!"
"Kamu boleh saja menolak menjadi sekretaris dan tawaran saya, berarti itu juga kamu menolak bekerja diperusahaan ini. Kamu tetap jadi sekretaris saya cuman, kamu juga mengasuh anak saya. Jadi, segera putuskan!" kata Aldi dengan tenang.
Apa-apaan ini? Dirinya bekerja menjadi sekretaris bukan mengasuh anak, mana interview nya semacam ini tidak ditanya pakai bahasa inggris, gimana cara kerjanya dan lain-lainnya. Lah, ini? Dirinya hanya ditanya sudah berpengalaman, hoby dan ngurus anak. Dikira ngelamar jadi baby sister.
"Gimana? Segera putuskan! Saya tidak punya banyak waktu, saya harus meeting dengan clain,"
El sangat sekali ingin menolak semua ini, namun dirinya sangat butuh dengan pekerjaan ini. Lagian tidak ada susahnya sih mengurus anak.
"Saya terima tawarannya," jawab El cepat.
"Yakin?" tanya Aldi memastikan.
"Ya, saya bersedia menjadi sekretaris dan juga menjaga anak anda," balas El yakin.
"Bagus. Kalau begitu saya pergi dulu, selamat bekerja." ucap Aldi lalu pergi dari ruangan tersebut menyisakan El sendiri.
"Andai gue gak butuh nih pekerjaan, gue bakal nolak. Mana bos nya nyebelin, tapi ganteng. Btw, nama dia siapa? Gue gak tau nama dia," ucap El dengan kesal.
"Akh, bodoamat yang penting gue dah kerja." setelah mengatakan itu El pun pergi ketempat dimana anak bos nya berada.
El menghampiri Caca dan Jesyka berada dan ikut bermain bersama mereka.
"Nama kamu siapa?" tanya El kepada Jesyka.
"Jesyka," jawabnya cuek.
"Umur kamu?"
"Sebenarnya tante ini siapa sih? Kenapa Caca panggil tante dengan sebutan mommy? Tante boleh ambil harta dady tapi jangan ambil dady dari kita," ujar Jesyka dengan nada tinggi.
Jesyka tipe orang yang tidak percaya kepada orang baru apalagi jika ada orang yang mendekati sang ayah atau adik-adiknya.
El menatapnya Jesyka dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Ia paham betul apa yang di maksudnya, ia pun pernah merasakan semua itu.
Ia teringat dimana waktu dirinya berumur enam tahun, dimana sang ayah direbut oleh wanita jahat yang menghabiskan semua harta sang ayah serta meninggalkan sang ibu. Bahkan wanita itu tak segan-segan menabrak ibunya sampai kini sang ibu lumpuh dan dirawat di rumah sakit.
"Mommy ...." panggil Caca.
***
Next!!
Komen disetiap paragraf 😢
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duda [HIATUS]
Romance[BELUM DI REVISI] Akun ke 2, bantu support😭🌻 Kisah seorang sekretaris yang harus menikah dengan bosnya yang bergelar menjadi duda beranak tiga. "Menikahlah dengan saya!" ujar Aldi penuh perintah. "Tidak mau, enak saja." balas El. "Saya akan melam...