Bab 25

2.2K 124 4
                                    

"Loh istrinya kemana, Mas? Ko suami disuruh jaga anak. Jangan-jangan istrinya selingkuh ya? Cewek zaman sekarang pada gitu, gak cukup sama satu cowok. Mending sama anak saya aja, Mas. Udah cantik sholehah lagi."

Pertanyaan yang bertubi-tubi itu keluar dari mulut seorang wanita tua yang berada dibangku yang sama.

Aldi mendongak merasa jengkel dengan pertanyaan itu. Lantas ia menatap wajah wanita itu dan seorang gadis yang berada disampingnya.

Apa katanya cantik?  Jujur saja, semua wanita itu cantik! Dia sholehah? Dari cara pakaiannya saja seperti kurang belaian. Hmmm, maksudnya kurang bahan. Dengan tangtop crop dan celana kulot tak membuat dirinya tergoda, wanita diluaran sana masih banyak kenapa harus dia?

Dan ibu-ibu cerewet itu? Dasar ibu-ibu suka ikut mencampuri urusan orang lain aja. Mulutnya tuh pengen dibeli kayaknya, mana mau ia punya mertua seperti itu.

Ibu sama anak sama aja!

"Maaf nih, Bu.  Lebih baik ibu liat cermin itu dan berkacalah, seperti apa ibu!" seru Aldi tersenyum miris.

Wanita dihadapannya mengikuti perkataan Aldi, menatap wajahnya sendiri.

"Gimana, Bu? Sudah cukup."

Wanita tua itu menggeleng. "Kayaknya kita sama deh! Sedrajat."

Aldi melotot tak percaya dengan jawaban wanita itu. Sungguh halunya terlalu tinggi.

"Aduh, ini kenapa ribut-ribut. Butuh sumbangan kah?"

Tiba-tiba Yanda keluar bersama kedua anaknya.

"Neng,  ini pasti mertua kamu! Baik pisan ikh, dikasih jatah terus ibu," ucap wanita itu kepada anaknya.

"Udah, Bu.  Udah!" tegur anaknya.

"Jatah jutah jetoh, dipikir cari duit kagak susah apa? Butuh duit berapa sih!" sentak Yanda.

Mencium bau-bau pertempuran segera dimulai.

"Ya, minimal pas mahar lima puluh miliar lah! Murah banget!" seru wanita itu membuat Yanda menggeleng - geleng kepalanya.

"Bangkrut yang ada! Matre."

"Katanya kaya, masa segitu aja pelit."

Yanda menatap Aldi. "Kurang waras kayaknya!"

"Saya waras loh, Bu!  Buktinya bisa disini."

"Sinting!"

Wanita itu menghiraukan Yanda beralih menatap Jesyka dan Caca.

"Kalian cantik banget sih! Mau punya Mamah lagi gak?" tanyanya.

"Mau!" seru Caca ketika mengingat El.

"Nih, sama anak Oma aja," balasnya menatap gadis disampingnya.

"Hai, cantik!" sapanya ramah.

"Tante gak punya baju ya? Atau mau sama Dady dibeliin? Kalau mau jadi Mommy aku, dadanya harus tertutup!" ucap Jesyka menatap seluruh tubuh wanita dihadapannya.

"Tante jelek! Gak secantik Mommy El. Aku jadi jijik liatnya!"

"Belasa  liat olang gila di lumah  sakit," cadel  Caca dengan muka masam.

Sementara Aldi memperhatikan itu tersenyum puas. "Bagus, Nak! Lanjutkan bakatmu!"

Ayah laknat memang.

Tiba-tiba beberapa suster dan security  menghampiri mereka. Memberikan suntikan kepada dua wanita itu.

"Mohon maaf, Pak, Bu."

My Duda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang