Bab 31

1.8K 81 3
                                    

Note: Harap bijak dalam membaca!

***

Aldi melirik El yang tidur disampingnya, ia hanya terkekeh lalu melakukan mobilnya dengan kecepatan sedang karena ia ingin berlama-lama dengan wanita disampingnya ini.

"Unghhhh ...." lenguh  El sambil menyadarkan kepalanya di bahu Aldi sehingga Aldi sedikit bergeser ke dekat El supaya wanita itu nyaman di bahunya.

Tak lama Aldi sampai di rumah El, untung saja di daerah sini ada  beberapa karyawan kantornya jadi ia bisa tahu rumah sekretarisnya itu dimana.

Sebelum turun Aldi menatap El dari dekat, ia mengagumi wanita dihadapannya ini, benar-benar sangat cantik. Andai saja, dirinya bisa langsung membawa dia kepelaminan  mungkin dia akan sangat-sangat bahagia. Tapi, saat ia berpikir kalau itu hanya khalayannya saja.

Tiba-tiba Aldi melepaskan sabuk pengamannya dan mencium El dalam tidur di bibirnya dengan penuh gelora. Pria itu meraih rahangnya dan mengarahkan wanita itu dengan lembut.

Bibir mereka bertemu, El mendesah kaget dalam tidurnya matanya masih tertutup rapat namun tubuhnya bereaksi.

"El, saya benar-benar tidak bisa menahan diri saya." Aldi mendesah sambil melepaskan ciumannya untuk mengambil napas.

Aldi turun lalu menggendong El dan mengambil barang-barang yang ia beli tadi di Mall. Aldi menatap rumah yang sederhana itu, melihat sekeliling seperti tidak berpenghuni. Ia mengetuk pintu beberapa kali sampai seseorang yang tak lain Yasmin membuka pintunya.

"El kenapa, Al?" tanya Yasmin penasaran lalu membantu Aldi masuk ke dalam kamar.

"Dia kecapean, Bu. Maaf, tadi banyak kerjaan dikantor," jawab Aldi berbohong lalu membaringkan El di ranjang dan menyelimuti wanita itu.

"Ibu kira dia kenapa, sebentar ibu ambil minum dulu," ucap Yasmin.

"Gak usah, Bu. Saya mau langsung pulang," balas Aldi namun dihiraukan oleh Yasmin yang langsung pergi ke dapur.

"Tidur yang nyenyak, sayang." Senyum Aldi mencium kening El.

Aldi keluar dari kamar wanita tersebut menemui Yasmin yang berada di ruang tamu.

"Minum dulu, Al." Yasmin memberikan segelas minuman.

Aldi menerimanya. "Terima kasih, Bu."

"Bagaimana dengan rencanamu?"

"Sedikit lagi, berjalan dengan lancar. Mungkin besok atau lusa akan saya akhiri."

"Kemarin El sempat ingin keluar dari perusahaanmu, kamu mengizinkannya?"

Aldi menggeleng. "Tidak, dia masih mempunyai kontrak dengan saya."

"Syukurlah, Ibu bisa tenang."

"Bagaimana dengan kabar Ibu? Apa perlu perawatan yang lebih lanjut?"

"Alhamdulillah, Ibu sudah baik. Tidak perlu repot-repot, Ibu sudah bisa melakukan aktivitas sehari-hari kok," tolak Yasmin.

Dari awal Yasmin sudah mengetahui bahwa yang membayar semua biaya rumah sakit sampai dengan perawatan Aldi 'lah yang membayar semua itu.

"Alhamdulillah, kalau begitu saya pamit dulu sudah malam," pamit Aldi berdiri menyalami tangan Yasmin.

"Hati-hati dijalan, Nak. Titip salam kepada Ibumu," ucap Yasmin diangguki  pria itu.

"Siap! Assalamualaikum," salam Aldi lalu menjalankan mobilnya.

"Waalaikumsalam," jawab Yasmin lalu masuk kembali ke dalam rumah setelah memastikan mobil Aldi hilang dari penglihatannya.

My Duda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang