Rey duduk dikursi kebesarannya, dia menyederkan dirinya dikursi itu. Pikirannya benar-benar tidak fokus, masih memikirkan bagaimana caranya mencegah El untuk tidak lepas dari perusahaan.
Di ruangan itu ada Reza dan Geovano ikut memikirkan solusinya. Demi Aldi kembali nikah lagi, katanya.
"Gue tau!" Geovano mengangkat tangan.
"Apaan? Jangan aneh - aneh lo," ucap Reza ragu dengan ide sahabatnya.
"Surat kontrak, disana tertera jika El melanggar atau berhenti sebelum tiga tahun maka terkena denda lima puluh juta dan bunganya dua puluh persen," jelas Geovano.
"Kan itu kontrak bohongan semata-mata agar dia tidak kabur," sahut Reza.
"Bodoh," ketus Geovano kesal dengan otak lemot sahabatnya.
"Bagus juga ide lo, gue setuju. Tapi, dia pasti punya celah. So, gue bakal bawa seseorang," ucap Aldi tersenyum licik.
"Siapa?"
"Anak guelah!" ucap Aldi bangga.
Reza berdecak. "Segitunya lo sama dia? Kalau dia tidak seperti yang lo harapkan gimana? Benar ya kalau orang udah jatuh cinta bunuh diri aja bisa jadi, masih banyak Al cewek."
"Gak nyadar diri? Lo juga dulu sampe depresi gara-gara gak jadi nikah. Biarinlah ini urusan Al," balas Geovano.
"Itu urusan belakangan, gue punya kekuasaan. Gue nih kaya bisa melakukan apapun dengan uang," jawab Aldi sombong.
"Bangga bener, inget titipan Tuhan." Reza mencibir.
"Gue juga tau kali mana yang tulus mana yang enggak. Mending sekarang lo jemput anak-anak gue, bawa kesini."
"Sip, sekalian gue mau cari makan. Gue duluan kalau begitu," pamit Reza lalu pergi setelah dapat izin.
Aldi menatap satu sahabatnya lagi. "Panggil dia kesini," titahnya.
Geovano langsung melengos pergi tanpa banyak bicara.
Tok! Tok! Tok!
Ketukan dari luar, mengalihkan atensi Rey dari laptop ke pintu.
"Masuk."
Setelah mendapat persetujuan. Akhirnya orang tersebut masuk dan menyapa Rey, ternyata itu El. Sekretaris Aldi, dia mulai melangkah kakinya menuju ke arah Rey.
"Maaf Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya El sopan menatap ke lantai.
Rasanya canggung untuk melihatnya apalagi berbicara.
"Reza melaporkan bahwa kamu mengundurkan diri dari perusahaan ini. Apa benar?" tanya Aldi dingin.
"I-iya benar," jawab El gugup.
"Kamu tidak bisa seenaknya keluar begitu saja, kamu kira ini milik nenek moyangmu. Disurat perjanjian tertera jika kamu melanggar atau berhenti sebelum tiga tahun maka terkena denda lima puluh juta dan bunganya dua puluh persen. Kamu sanggup untuk membayarnya?" tanya Aldi menaikkan satu alis.
"What? Lima puluh juta?! Yang benar aja, Pak. Sejak kapan?" tanya El terkejut.
Aldi tersenyum senang menyodorkan beberapa lembar kertas.
El menerima surat itu dan membacanya dengan seksama. Hidungnya kembang-kepis, telinganya terasa panas, matanya ingin keluar. Ia benar-benar terkejut merasa dibohongi dengan surat itu.
"Kenapa?"
"Gak bisa, Pak! Sama aja Bapak ini sudah bohongi saya. Kenapa gak bilang dari dulu jika perjanjiannya seperti ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Duda [HIATUS]
Romance[BELUM DI REVISI] Akun ke 2, bantu support😭🌻 Kisah seorang sekretaris yang harus menikah dengan bosnya yang bergelar menjadi duda beranak tiga. "Menikahlah dengan saya!" ujar Aldi penuh perintah. "Tidak mau, enak saja." balas El. "Saya akan melam...