"Kok bisa tiba-tiba padam, sih? Ck, gue gak bisa jalan yang benar kalau gelap gini," ucap El kesal sambil meraba tas kecilnya.
Setelah mendapatkan barang yang dicari, ia lantas menghidupkan senter dari hp.
"Miris banget hidup lo, El! Kapan coba lo bahagianya?" El meratapi dirinya yang belum mendapati nasib baik.
Tiba-tiba saja El merasakan buluk kuduknya merinding, seolah-olah seseorang tengah berdiri di belakangnya. Ia perlahan mencoba membalikkan badan, tapi rasanya sangat susah bahkan ia merasa bahwa ada seseorang yang akan berbisik ditelinganya.
"Jangan pernah takut, ada saya disini."
Suara itu ... seperti suara Aldi. Apa dia ada di sini?
El kemudian berbalik badan untuk memastikan. Bersamaan dengan itu, area taman kembali menyala. Kali ini suasana taman lebih terang karena bantuan lampu hias.
Mata el membulat saat melihat sosok Aldi berdiri tepat di depannya sambil tersenyum lebar.
"Pak Al ...."
El tidak tau harus berkata apa. Saat ini ia sangat terkejut melihat kehadiran Aldi bahkan dibelakang ada Yasmin, Nazwa, Reza dan teman-teman kantornya. Ada apa ini?
"Bu ... Ibu gapapa 'kan? Pak Al gak macam-macam sama Ibu 'kan?" tanya El menghampiri Yasmin.
"Gakpapa, El." Yasmin tersenyum menanggapinya.
"Terus Ibu kemana aja? Kenapa gak bilang kalau pergi."
"Ibu pengen jalan-jalan, bosen di rumah mulu. Emang gak boleh?"
"Ya, boleh sih!"
Sementara Aldi, masih tersenyum memandangi ekspresi kaget El yang mengemaskan. Setelah itu, ia mulai melangkah maju, mendekati wanitanya.
"Di situasi seperti ini, sempat-sempatnya kamu menuduh saya? Hmmm," ucap Aldi.
El tidak terkejut lagi, ia sudah yakin rencana ini pasti ulah Aldi agar dirinya bisa datang kesini.
"Emang benar'kan? Bapak yang buat rencana ini?!" tanya El menantang.
Aldi hanya terkekeh. "Iya, saya yang membuat semua ini. Kenapa? Kaget?"
"Gak, mana ada saya kaget. Ini mah udah biasa kali!"
"Biasa apanya? Bukannya kamu sempat kaget dan ketakutan?"
"Serah, dah! Cowok maha benar!"
Aldi menonyor pelan kepala El. "Kebalik, sayang."
Sedangkan El terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Aldi. Bukan jawabannya tapi, kata 'sayang' nya ituloh! Bikin salting.
"Apa sih!" ucap El salting, pipinya berubah jadi merah.
"Cie ... yang salting." El tidak dapat menahan senyum lagi.
"Cie ... yang senyum malu-malu. Senyum aja kali, gak usah ditahan." Aldi tak henti-hentinya menggoda El.
"Kok Bapak jadi ngeselin banget sih?!"
"Emang gak boleh? Kamu juga suka ngeselin. Muka kamu lucu kalau salting gini, pengen saya karungin."
"Kalau ngomong tuh di filter!" tegur El mendorong pelan bahu Aldi.
"Kapan acaranya dimulai? Masa iya, kita nonton di sini terus?!" tanya Geovano pelan pada dirinya sendiri.
Nazwa melirik ke arah Geovano dan mengangguk. "Kita cuman liatin mereka berdua sampe lumutan, gak mikirin cacing-cacing yang gak sabar minta dikasih makan."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Duda [HIATUS]
Romance[BELUM DI REVISI] Akun ke 2, bantu support😭🌻 Kisah seorang sekretaris yang harus menikah dengan bosnya yang bergelar menjadi duda beranak tiga. "Menikahlah dengan saya!" ujar Aldi penuh perintah. "Tidak mau, enak saja." balas El. "Saya akan melam...