Bab 19

2.1K 114 7
                                    

Sinar matahari yang hangat menyorot sempurna ke wajah wanita cantik yang sedang berdiri setelah turun dari mobil. Disinilah El berada, berdiri di depan rumah mewah dengan pagar yang menjulang tinggi, namun terasa sepi seperti tidak berpenghuni.

Tok tok tok

El mengetuk pintu sedikit keras, takut orang dalam tidak mendengar. Padahal bel ada disampingnya, tapi ia memilih yang simpel.

Pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya, namun terlihat cantik. El baru melihatnya di rumah ini.

"Permisi, Bu. Saya El sekretarisnya Pak Aldi," sapa El sambil tersenyum.

"Oh iya, mari masuk!" titah wanita tersebut dengan ramah.

El hanya mengangguk dan mengikuti langkah wanita itu, sesampainya di ruang tamu ia melihat Jesyka dan Syifa sedang asik menonton televisi, belum menyadari kehadiran dirinya. Ia mendudukkan bokongnya di sofa seperti yang disuruh oleh wanita itu.

"Mommy!" Kaget Jesyka dan Syifa serempak setelah menyadari kehadirannya.

El tersenyum. "Belum siap-siap?"

Mereka kompak menggeleng, "belum, kita nunggu mommy."

"Mommy?" Heran wanita tua itu.

"Dia mommy kita, Nek!" jawab Jesyka.

Wanita itu menatap El meminta penjelasan.

"Mereka memanggil saya dengan sebutan Mommy sejak awal bertemu," singkat El, wanita itu mengangguk paham.

"Perkenalan saya Yanda sekaligus Nenek mereka," ujarnya memperkenalkan diri. "Kata Aldi, kamu yang akan mengantar mereka berdua ke sekolah?" Tanya Yanda.

"Iya, bu. Sesuai janji saya kemarin sore," jawab El.

"Oh, iya. Kenapa tidak sekalian tinggal disini? Daripada harus bolak-balik dari rumah,"

"Tidak, bu. Kita bukan mahram  apalagi tidak ada orang lain selain Pak Al dan anak-anaknya." jawab El.

Lagian dirinya sangat malas harus satu atap dengan bos nyebelin itu, untung saja hari ini El tidak bertemu dengan Aldi. Dia sudah pergi ke kantor pagi-pagi sekali. Jadi, jantungnya hari ini aman.

"Bu, izin untuk memandikan mereka agar nanti tidak telat ke acaranya," lanjut El sambil melihat jam.

Wanita itu mengangguk sebagai respon. Ia pun mengajak Jesyka dan Syifa ke atas ke Kamar mereka berdua.

Yanda yang melihat kedekatan El dan cucunya tersenyum hangat. Yanda tidak menyangka bahwa cucu akrab sekali dengan El, biasanya mereka paling malas dan tidak suka jika berdekatan dengan orang asing.

"Mantu baru, udah cantik, sholeh, penyayang lagi. Idaman banget, harus kasih tau Papah ini mah!" Seru Yanda sambil memainkan hp.

***

Setelah melakukan ritual memandikan Jesyka dan Syifa, ia langsung pergi ke kamar Caca, mengecek keadaan anak itu. El belum melihat dia saat memasuki rumah ini.

Saat El membuka pintu kamarnya ia melihat Caca tengah menangis memanggil namanya.

"Eh, Caca ... udah bangun ... utututu sini sama Mommy," sapa El seramah  mungkin.

Caca langsung berhenti menangis lalu menatap wajah El.

"Mommy, kenapa gak ada disamping Caca?" tanya Caca sambil memeluk El.

"Maaf ya sayang. Mommy semalam pulang," jawab El sambil mengusap sisa air matanya.

"Kenapa gak pamitan sama Caca, hiks."

My Duda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang