Semoga disini ada pelajaran atau pernah mengalaminya😌
El perlahan membuka pintu dan melihat Jesyka yang termerenung di pojok, ia bertanya-tanya kenapa dia seperti ini? Apa ada masalah? Pantas aja Aldi mengajaknya kesini, seperti dia meminta bantuan untuk menenangkan Jesyka hanya saja dia gengsi untuk meminta bantuan.
Dasar duda gengsi! Batin El.
"Jesy," panggil El namun tidak ada jawaban.
"Sayang," ujarnya sekali lagi sambil mengelus rambut milik Jesyka.
"Mommy," panggil Jesyka sambil memeluk El.
"Kenapa sayang? Cerita sama Mommy!"
Jesyka melirik adiknya, El yang melihat itu paham.
"Syifa, bawa Caca keluar dulu. Mommy mau bicara sama Ka Jesy," titah El yang di angguki Syifa setelah itu mereka keluar dari kamar.
Memastikan adiknya sudah keluar, Jesyka menatap El. "Mommy tau? Artinya Brokenhome itu apa?"
El terkejut mendengar pertanyaan itu, darimana Jesyka mengenal kata 'Brokenhome'
"Kenapa?" El malah balik bertanya.
"Jawab aja, dengan jujur!"
"Broken Home adalah suatu kondisi dimana adanya suatu permasalahan yang besar dalam sebuah rumah tangga yang menyebabkan terjadinya perpisahan atau perceraian. Hal ini membuat para anak yang mengalami broken home merasakan penderitaan dan menganggap semua yang terjadi adalah akhir dari segalanya." Jelas El.
"Kamu tau darimana kata Broken Home?"
"Temen. Apa iya? Kalau anak broken home itu nakal?"
"Kata siapa? Nyatanya, tak semua anak broken home seperti itu. Ada yang memang tak mampu mengendalikan dirinya, hingga terjerumus ke dalam lingkungan yang tidak sehat. Tapi ada pula yang masih bisa mengendalikan dirinya, menguatkan jiwa dan raganya untuk tetap berada di jalan yang baik. Tak pernah mudah bagi kami anak korban perceraian untuk bangkit, bahkan saya sendiri hingga saat ini belum sanggup untuk memaafkan apa yang telah terjadi."
"Apa aku termasuk anak broken home? Aku di tinggal sama Bunda, aku nakal bahkan gak nurut sama Dady, tidak punya teman, penyendiri dan selalu baperan. Bukannya itu termasuk fakta anak broken home?"
"Enggak! Jesy bukan anak broken home. Jesy, masih punya Dady, Mommy, Syifa dan Caca. Jangan dengerin kata orang, kamu masih kecil sayang." El tak bisa menahan air matanya, ia menangis melihat Jesyka seperti ini.
"Mommy? Bukannya Mommy hanya orang luar yang di panggil Mommy oleh Caca?" ucap Jesyka membuat hati El tersentil.
"Mommy memang benar orang luar, tapi asal kamu tau! Mommy benar-benar sayang sama kamu, kasih sayang Mommy itu tulus buat kamu!" jelas El sambil memeluk Jesyka.
"Kalau gitu, Mommy kenapa gak nikah sama Dady? Kenapa Mommy gak tinggal sama kita, kenapa gak jadi Mommy benaran sih?"
Pertanyaan Jesyka membuat El bingung untuk menjawabnya. "Kenapa kamu menginginkan itu?"
"Aku ingin merasakan juga bagaimana mempunyai Mommy, tidur bareng Mommy, memasak dan makan bersama, berkumpul dengan Mommy. Semuanya dengan Mommy, tapi dengan ketulusan bukan pura-pura,"
"Kalau gitu? Mommy bisa mewujudkannya, mau masak bareng Mommy? " tawar El sambil tersenyum.
"Serius?" tanya Jesyka yang di angguki El.
"Mau, mau banget!" seru Jesyka sambil memeluk El yang dibales pelukannya.
"Tapi ada syaratnya!"
"Apa? Apapun syaratnya aku bakal lakuin,"
"Jangan sedih lagi, jangan bilang kalau kamu anak broken home. Mommy gak suka, kamu harus jadi yang kuat, nurut sama Dady, dan selalu ceria apapun keadaannya! Janji?" ucap El sambil mengangkat jari kelingking nya.
Jesyka menempelkan jari kelingkingnya ke kelingking El, tanda persetujuan. "Janji, Mom."
"Yuk! Mari kita masak, pasti udah laparkan?" tanya El yang di angguki Jesyka.
Setelah itu mereka pun pergi keluar kamar menuju dapur. Tak disangka ternyata ada seseorang yang melihat semua itu tanpa mereka sadari, dia Aldi.
Menjadi duda beranak tiga bukanlah pilihannya, dirinya pun ingin berkeluarga dengan baik. Namun, terkadang takdir tidak menentukan demikian. Dalam diri Aldi sebagai pria yang menafkahi ke tiga anaknya, tentu saja terkadang merasa lelah, butuh tempat untuk melepas penat dan bersandar ketika rapuh mengaduh.
Di umurnya yang semakin hari semakin tua, ia juga butuh seorang istri untuk menjaga anak-anaknya kelak. Tapi, dirinya takut ia masih trauma dengan Amel-Mantan istrinya, yang pergi meninggalkannya begitu saja.
"Apakah dia orang yang tepat?"
Dirinya memang cukup nyaman dengan El, nyaman belum tentu dia memiliki rasa, bukan?
Nyaman hanya satu persepsi yang mengartikan bahwa kamu sekarang memang ada untuknya dan dia ingin bersamamu, tapi bukan berarti dia ingin memilikimu.
Lagian dirinya dan El baru bertemu beberapa hari, masa iya langsung gas nikah? Ia pun harus memastikan hatinya apa benar, dia siap untuk jatuh cinta lagi? Jika memang iya, maka dirinya pun harus siap untuk terluka.
Disisi lain .... dirinya pun kasihan dengan anak-anak, apalagi di usia anak-anak ini seharusnya mereka butuh sosok seorang ibu.
"Jika memang El, adalah jodohku. Berilah petunjuk apakah dia jodohku atau bukan," ucap Aldi setelah itu kembali menemui El dan anak-anaknya.
***
Saat ini El sedang berkutik dengan alat dapur, dia sedang memasak nasi goreng telur, semoga saja anak-anak suka, pikirnya.
"Mommy," panggil Jesyka.
"Kenapa kesini? Mommy kan sudah suruh kamu jagain Syifa dan Caca." Memang, tadi El menyuruh Jesyka untuk tidak ikut memasak biarkan dia menjaga adeknya, karena Aldi masih di kamar.
Jesyka cengengesan. "Mommy masak apa?"
"Nasi goreng telur, kamu mau makan nasi goreng? Suka gak?" tanya El.
"Mau dong, suka pake banget. Apalagi pake kecap," balas Jesyka.
"Syukurlah, nanti mommy kasih kecap ya. Sekarang kamu jagain adik-adik kamu, kalau masakannya sudah siap, mommy panggil lagi." titah El yang di angguki Jesyka lalu pergi kembali bermain.
Tiba-tiba ada yang memeluk El dari belakang, sontak ia langsung memutar badannya untuk melihat siapa yang memeluk dirinya.
Ternyata Aldi sedaritadi memeluk El dari belakang, membuat El yang sedang memasak kesusahan melakukan aktivitasnya. Apalagi Aldi memeluknya sembari meletakkan dagu di bahunya.
"Pak, bisa lepasin gak? Saya kesusahan masaknya kalau gini. Inget! Bukan makhrom," ketus El.
Aldi yang mendengar itu lantas tersenyum hangat. "Ngode mau di halalin? Boleh saja, kapan? Sekarang juga hayukk!"
Blush!
Pipi El bersemu merah, jantungnya berdebar dua kali lipat, dan rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang mengelitik perutnya sekarang.
"Pak!"
"Hmmm."
"Kenapa sih?"
"Pengen peluk, saya ingat mantan istri saya, jika memasak saya pasti memeluknya," jawab Aldi.
Entah kenapa jawaban Aldi membuat hati El tertusuk-tusuk, dan moodnya seketika hancur.
Ia menyentak pelukan Aldi membuat sang empu merasa heran.
"Saya masuk masak! Kalau gini terus, anak-anak bisa mati kelaparan." dengus El setelah itu menyelesaikan masakannya.
Masakan pun selesai, ia menatanya dengan rapih dan segera semuanya memakan masakan El.
***
Gimana sama partnya?
Tinggalin jejak, double up loh😷
Next?!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duda [HIATUS]
Romance[BELUM DI REVISI] Akun ke 2, bantu support😭🌻 Kisah seorang sekretaris yang harus menikah dengan bosnya yang bergelar menjadi duda beranak tiga. "Menikahlah dengan saya!" ujar Aldi penuh perintah. "Tidak mau, enak saja." balas El. "Saya akan melam...