"Akh ...." desah El.
Jangan traveling🌚
Ia merasa lega saat air itu mengalir di tenggorokannya , El membasahi bibirnya kecilnya gugup karena di perhatikan oleh Aldi.
"Gak usah ngegoda, kalau gak mau besok gak bisa jalan," ucap Aldi datar.
"Ekh?" El tak paham maksud bosnya itu, ia mencoba mengalihkan pandangannya.
"Kenapa pada diam? Gak enak ya? Masakannya," tanya El dengan canggung menatap mereka.
"Enggak ko, Mom. Masakan mommy enak!" seru Jesyka.
"Seperti masakan di hotel bintang lima," lanjut Syifa membuat El tertawa.
Ia beralih menatap sang bungsu, yang sedari tadi diam.
"Caca, kenapa? Sayang," tanya El namun tidak ada jawaban.
"Apa nasi gorengnya tidak enak?" lanjutnya yang diberi gelengan.
Ia menarik napasnya, "Sini! Sama mommy, suapin mau?" tawar El.
"Mau!" balas Caca dengan girang, lalu pergi ke gendongan El.
El dengan telaten menyuapi Caca, bahkan makanan itu hampir abis dalam sekejap.
Ia melirik Aldi. "Kenapa diam?" tanya El.
"Mau di suapin juga,"
Jawaban Aldi membuat jantung El berdegup kencang kembali. "Manja! Punya tangan gunanya apa?"
"Saya ini bos kamu! Jadi kamu harus turuti perintah saya!" balas Aldi datar.
"Bos, gak usah seenaknya juga kali," lawan El.
"Akhhh.... gemes! Mommy sama Dady memang cocok," ujar Syifa antusias.
"Jangan lupa bikin dede ya!" lanjut Caca sontak membuat El menatapnya horor.
Bikin dede dari mana? Dirinya saja belum menikah, bahkan tidak ada hubungan lebih dengan Aldi hanya sebatas bos dan sekretaris.
Apa sekarang dirinya berharap lebih?
"Nanti, dady bikin yang banyak!" jawab Aldi sambil mengelus kepala Caca.
El menatap Aldi dengan tajam namun di hiraukan.
"Mommy, malam ini tidur sama kita kan?" tanya Jesyka.
"Enggak, mommy harus pulang." jawaban El membuat mereka kecewa.
"Kenapa gak nginep aja disini?" tanya Aldi.
El memutar bola matanya malas. "Bukan makhrom,"
"Besok saya halalin," canda Aldi namun itu di anggap serius oleh El.
"Jangan bercanda," kesal El, jujur dirinya tidak suka di ajak bercanda apalagi kalau bersangkutan dengan pernikahan.
"Enggak, ko!"
Ia tak lagi membalas perkataan Aldi, ia tau Aldi hanya bercanda terlihat dari wajahnya.
***
Seorang wanita sedang berlari di lorong rumah saki, raut cemas dan ketakutan menguasai dirinya saat ini, banyak pasang mata yang memperhatikannya. Dia, El.
Ia terus berlari sesekali tak sengaja menabrak seseorang yang ada di jalan. Dirinya sangat khawatir saat menerima telepon bahwa sang ibu pingsan di kamar mandi, di saat itu pula ia segera pulang dari rumah Aldi menuju rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duda [HIATUS]
Romance[BELUM DI REVISI] Akun ke 2, bantu support😭🌻 Kisah seorang sekretaris yang harus menikah dengan bosnya yang bergelar menjadi duda beranak tiga. "Menikahlah dengan saya!" ujar Aldi penuh perintah. "Tidak mau, enak saja." balas El. "Saya akan melam...