Bab 34

2.3K 108 18
                                    

NOTE: HARAP BIJAK DALAM MEMBACA (++) 🌚

***

"Saya terima nikahnya Solehatul Hasanah binti Alrmarhum Margarenta dengan mas kawin dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!" Suara lantang itu terdengar jelas dengan satu tarikan nafas.

"Bagaimana para saksi, sah?"

"SAH!" Satu kata yang di ucapkan oleh saksi dan tamu undangan. Kini, mereka sah menjadi pasangan suami istri.

"Alhamdulillah," ucap semuanya, dan disertai doa.

Setelah mengucapkan doa, tak lama mempelai wanita yang tak lain El datang digandeng oleh Yasmin tak lupa ketiga anaknya juga ikut bersama, Jesyka dan Syifa berjalan di depan sedangkan Caca berada digendongan Neneknya.

Senyum Aldi semakin melebar ketika El sudah duduk di sampingnya, sedangkan yang lain kembali duduk ditempat semula.

Bapak Penghulu memberi arahan untuk melakukan ritual yang biasa dilakukan saat baru sah. El meraih tangan Aldi dan menciumnya, begitu pun sebaliknya Aldi menangkup  pipi El, mendekatkan wajahnya dan mencium kening El setelah membaca sesuatu. Bibir dinginnya menempel di kening El cukup lama, membuat El memejamkan mata dan jantungnya yang semakin berdebar-debar. Mereka berdua sama-sama memasangkan cincin dijari  secara bergantian.

Sebelum selesai, Aldi menarik kepala El pada posisi semula, dia berbisik, "Kamena."

Kamena  artinya Cantik♡

"Awas salah jalan!" tegur Bapak Penghulu.

"Ini udah sah 'kan, Pak? Kalau soal jalan saya sudah hafal," ucap Aldi senyum malu-malu seperti yang baru pertama kali nikah saja.

"Pasti hafal, orang sudah punya tiga anak toh!"

Lagi dan lagi jawaban Bapak Penghulu membuat orang-orang tertawa.

Sebelum dilanjut mereka berdua sungkeman  terlebih dahulu kepada kedua orang tua.

Aldi dan El duduk di pelaminan, banyak yang menginginkan hal ini bukan? Apalagi yang baca pasti lagi ngebayangin:)

Mereka belum bercakap-cakap, hanya saling lirik-melirik dan tebar senyum tanda bahagia.

"Kamu cantik banget, Yank," ucap Aldi sambil melirik wanita yang sudah resmi menjadi istrinya.

'Yank' Entahlah Aldi senang panggilan barunya itu, padahal El merasa geli tapi enakkeun ...

"Bapak juga tampan banget hari ini," balas El dengan gelagat salah tingkah.

"Ayank!" ketus Aldi saat El masih memanggilnya dengan sebutan 'Bapak'.

"Iya, Ayank." Gemes El mencubit lengan suaminya.

Aldi memegang tangan El dan menciumnya beberapa kali.

"Udah, ikh! Malu tau, diliatin noh!" ucap El berbisik-bisik.

"Gakpapa kita sudah sah, biar yang lain iri sama kita apalagi teman kamu itu," jawab Aldi menatap Nazwa yang sedang makan.

"Dia makan terus dari kemarin tapi gak gemuk-gemuk," bisiknya membuat tersenyum geli.

"Kamu jangan gitu, dia tuh sahabat aku berarti sahabat kamu juga!"

"Ogah banget aku sahabatan sama dia! Depan aku aja sok kalem, dibelakang mah malah nyinyir."

"Shuttt ... jangan keras-keras nanti dia denger. Teman kamu juga gitu, kita sama-sama impas!"

Sepanjang waktu Aldi tidak berhenti memegang tangan El dengan kedua tangannya. Konsep pernikahan ini terbilang sederhana dan tidak terlalu publik karena ini kemauan El sendiri, dia tidak ingin terlihat mewah apalagi banyak yang mengetahui pernikahan ini. Bukan malu hanya saja dia takut akan sesuatu yang belum terjadi. Mahar yang diberikan Aldi pun sangat sederhana namun, istimewa bagi El.

My Duda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang