Bab 26

1.9K 93 0
                                    

Saat ini El tengah melamun menatap komputer yang ada dihadapannya. Ia masih memikirkan kejadian tadi tentang Aldi yang melamar dirinya.  El tersenyum kecil mengingatnya sekaligus bimbang untuk memilih, ia sudah benar-benar jatuh cinta kepada atasannya itu namun disisi lain Yasmin kembali menyadarkan dia yang berbeda drajat.  Ia harus bagaimana?

Nazwa yang tak sengaja melihat El diam melamun, mulai menghampirinya.

"El!" panggil Nazwa namun tidak ada sahutan.

"El!" panggilnya sekali lagi.

Nazwa yang menyadari El tak mendengar panggilannya pun  kesal dan menggeplak bahu El yang membuat sang empu terlonjak  kaget.

"Eh, Emak!" Repleks El langsung menutup mulutnya menggunakan kedua telapak tangan.

"Nazwa, lo ngagetin tau! Sejak kapan lo disini?" tanya El.

"Sijik  kipin li disini," ulang Nazwa kesal.

"Ikh, lo mah!"

Nazwa kembali mengulang pertanyaannya "Kenapa lo?"

"Gakpapa," jawab El sambil menarik selembar kertas.

"Dasar cewek!"

"Gue emang cewek! Lo juga cewek,"

"Lo kenapa sih? Uring-uringan sendiri. Sini coba cerita sama gue! Atau Jangan-jangan lu udah ...." Nazwa menggantung ucapannya.

"Udah apa maksud lo? Udah gila karena ngelamun terus mikirin hutang?" ketus El pada Nazwa.

"Ya kali aja, lo emang gila, gara-gara mikirin hutang."

"Ada yang buat gue lebih gila dari itu, Wa."

"Maksud lo?" tanya Nazwa tak mengerti.

"Lo tau gak, Wa? Tadi tuh Pak Aldi ngajak gue nikah bahkan sampai ngegombal!"

"Terus-terus?"

"Udah gitu, dia paksa gue buat terima lamarannya. Tapi, gimana ya? Gue bingung,"

"Serius lo? Gak boongkan? Masa iya sih, Pak Al ngelamar lo!"

"Lo gak percaya?"

Nazwa menggeleng. "Terus jawaban lu gimana?"

"Gue belum jawab. Masih bimbang, sisi kiri gue sih mau-mau aja meski dapat bekas, tapi disisi kanan Ibu bilang jangan terlalu berharap gue sama dia tuh beda drajat," jelas El cemberut.

"Gini, ya. Hidup bukan tentang mempermasalahkan tentang perbedaan, melainkan saling melengkapi kekurangan. So, kalau emang Pak Al serius sama lo, dia pasti menerima kekurangan dan kelebihan lo." Nazwa tersenyum menyakinkan.

"Lah lo sendiri kenapa? Dari tadi gue perhatiin lo lagi galau, nih!" ucap El saat menyadari perubahan sahabatnya.

"Putus lagi?" tebak El yang diangguki oleh Nazwa.

"Kapan ya bisa dapetin pasangan yang gak Putus - putus," keluh Nazwa.

"Makanya jangan pacaran, dekat aja tapi kayak jaga hati gitu."

"Dia pasti bosen, El. Zaman sekarang bosen."

"Enggaklah,  coba lo bikin sesuatu gitu sama dia," papar El.

Nazwa memiringkan kepala. "Bikin anak?"

"Bukan itu! Misalnya hobi lo bikin konten, nah coba jadikan percakapan random. Ya, lo mengekspresikan perasaan lewat chat. Apalagi kalau banyak yang dukung fiks langsung lolos,"  jelas El sambil mengkhayalkannya.

"Buset, emang ada?"

"Kalaupun ada gak mungkin gue kasih ke lo, gue juga lagi nyari!"

"Anjr!"

My Duda [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang