Zoya || Satu

19.2K 1.2K 41
                                    

Selamat membaca!
.
.
.

Seorang gadis terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Sudah hampir dua bulan tidak ada tanda-tanda bahwa dirinya membuka mata cantik miliknya. Membuat sepasang suami istri itu hanya memandang sendu. Mereka tidak tahu kapan putri mereka bisa membuka mata lagi, keduanya takut anaknya akan pergi meninggalkan mereka. Tapi mereka tidak boleh pesimis, yakin putri mereka akan secepatnya sadar.

Mata itu seketika terbuka perlahan retina matanya mengenai cahaya lampu, ia mengerjap beberapa kali untuk sekedar menyesuaikannya.

Bola matanya bergerak pelan, ruangan ini terasa asing. Seketika terhenti, ia melihat dua orang begitu asing baginya, ia tidak mengenal keduanya. Kepalanya pusing seketika.

"Pi, Zoya sudah sadar!"pekik wanita itu dengan semangat saat melihat kelopak mata itu terbuka sempurna dan mereka menghampiri gadis yang dipanggil Zoya.

"A-air." Dengan cepat pria itu mengambil gelas yang sudah berisikan air.

"Alhamdulillah, kamu sudah sadar sayang, ada yang sakit?" Wanita itu merasa lega dan sekaligus bertanya.

"K-kalian siapa?"

Jder....

Kedua paruh baya itu sontak kaget. saling memandang satu sama lain. dan beralih ke putri mereka lalu dengan cepat pria itu menekan tombol yang berada disamping ranjang.

Tak lama kemudian, dokter datang dan memeriksanya.

"Kamu, kenal mereka berdua?"tanya dokter itu dan gadis itu hanya menggeleng.

"Nama kamu, tau?" Ia menggeleng lagi. Dokter menghela napas.

"Pasien mengalami amnesia permanen diakibatkan oleh benturan yang sangat keras mengenai bagian belakang kepalanya, biasanya orang-orang yang mengenai bagian itu tidak terselamatkan tapi anak kalian berbeda dia kuat dan keinginan untuk hidup sangatlah besar, "jelas dokter yang bernama dokter Dio.

"Ingatannya bisa kembali kan dok?"tanya wanita itu berharap.

"Bisa, tapi harus secara pelan-pelan dan jangan terlalu memaksanya untuk mengingat." Kedua pasutri itu mengangguk paham.

"Kalo begitu saya pamit." Mereka mengangguk dan dokter Dio keluar dari ruangan tersebut.

Gadis itu melihat dua pasangan paruh baya itu hanya diam karena dia tidak tahu harus apa. Dia tidak mengenal mereka.

"Nama kamu Shaquilla Zoya Smith dan kami orang tua kami nama mami Nessa Kanaya Smith dan nama papi kamu Rama Alvian Smith kamu memiliki tiga orang kakak laki-laki," jelas Nessa. Zoya hanya mengangguk saja.

"Aku boleh bertanya?"kedua paruh baya itu tersenyum lalu mengusap lembut rambut putri mereka.

"Boleh dong sayang,"jawab Melani.

"Aku kenapa ya, bisa masuk rumah sakit?" Kedua orang tua itu saling memandang lagi seperti berbicara lewat tatapan mata atau telepati.

"Kamu tidak sengaja jatuh dari tangga,"tutur Darwin sedikit berbohong. Pria itu terpaksa melakukannya karena dia tidak mau putrinya mengingat laki-laki baj**gan itu.

"Sekarang kamu istirahat,"titah Darwin, Zoya hanya mengangguk mengerti dan akhirnya dia istirahat.

Sepasang suami istri itu hanya menatap sendu. Keduanya merasa sedih dan bahagia secara bersamaan. Sedih karena putri mereka satu-satunya tidak mengenal keduanya dan bahagia karena tidak mengingat kejadian itu, kejadian yang membuat gadis itu merasa terpukul dan hampir bunuh diri.

Zoya [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang