Zoya || Dua Puluh

9.7K 725 30
                                    

Happy reading...
.
.
.

Pagi harinya keluarga Smith melakukan sarapan bersama. Tiba-tiba suara bel rumah berbunyi. Dengan segera Zoya beranjak lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Kak, yuk masuk. Sekalian ikut sarapan,"ajak Zoya sembari mempersilahkan Nevano untuk masuk.

"Nggak usah, udah sarapan tadi."

"Bener?" Nevano mengangguk sembari mengacak pelan rambut gadisnya.

Gadis itu tidak protes dia membawa Nevano ke dalam tanpa berkata sepatah katapun.

"Mi, Pi...,"panggil Zoya. Semua yang ada di meja makan menoleh bukan hanya kedua orang tuanya saja.

"Ini pacar adek,"ungkapnya membuat cowok di sampingnya dengan refleks menatapnya dan minta diberikan penjelasan. Si cantik yang mengerti dengan tatapan itu hanya tersenyum. Kemudian menarik tangan agar lebih dekat lagi ke keluarganya.

"Namamu, siapa?" Kini si kepala keluarga bertanya dengan nada datarnya.

"Nevano. Nevano Langit Davidson,"tegasnya.

"Kamu pacar anak saya?"

"Ya!"

Rama tertegun mendengar jawaban dari Nevano. Jadi apa yang dia pikirkan itu benar adanya.

"Kamu mencintai anak saya."

"Tentu saja."

"Alasan?"

"Tidak ada alasan untuk mencintai seseorang,"jawabnya dengan mantap.

Pria itu mengangguk-angguk kecil, dirinya mengerti.

"Udah Pi, kasihan calon mantu mami di tanya-tanya terus,"protes Nessa. Pria itu menghela napas lalu mengangguk.

"Nevano udah makan, nak?"

"Udah tan,"jawabnya.

"Jangan manggil Tante tapi mami, oke!" Nevano mengangguk pelan.

Seketika Nevano merindukan kedua orang tuanya. Rasanya lama sekali tidak merasakan kehangatan keluarga seperti keluarga gadisnya.

"Mom, dad. Nev kangen...."

Sedangkan di sisi lain, Axel. Lelaki itu sedang melamun. Entah apa yang ia lamun kan.

"Abang!"

"Kenapa, dek?"

"Kenalan dulu." Axel mengangguk lalu mengulurkan tangannya dan dibalas oleh cowok dingin tersebut.

"Axel.

"Nevano."

Begitulah sekiranya perkenalan mereka berdua. Meski begitu dibalik perkenalan itu ada sesuatu di dalamnya.

Dan setelah itu mereka semua kembali sarapan.








Motor Nevano sudah sampai di area sekolah. Seperti biasa keduanya menjadi pusat perhatian. Motor itu berhenti di parkiran khusus.

Nevano turun dan langsung menghadap Zoya. Cowok itu melepas helm yang gadis itu masih kenakan. Zoya terdiam dan mengerjap-ngerjap matanya. Ingin rasanya Nevano mencium seluruh wajah gadisnya jika ia tidak berada di tempat terbuka seperti ini.

Para murid yang ada di sana begitu heboh. Apalagi melihat betapa romantisnya Nevano saat ini.

'kyaaa!! Kak Nevano so sweet banget!!'

'Zoya beruntung banget dapetin Nevano.'

'Couple goals banget, nggak sih!!'

Zoya [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang