Zoya || Sembilan

13.6K 1K 26
                                    

Happy reading
.
.
.

"Loh kok...." Ucapannya terhenti kala melihat ada seseorang berada di sampingnya. Dia Nevano.

"Kaget?" Tanpa sadar gadis itu mengangguk. memang benar dia kaget, karena laki-laki ini entah sejak kapan berada disini.

"Sejak kapan?" Bukannya menjawab pertanyaan yang diberikan, cowok itu malah beranjak. Menurunkan pandangan sejenak melihat lamat-lamat gadis yang sekarang balik menatapnya dengan wajah yang begitu bingung.

Mengendikan bahunya tidak acuh lalu berjalan tanpa berhenti maupun berbalik lagi. Membuat Zoya dongkol kepadanya.

"Ck, dasar aneh,"gumamnya kesal.










Istirahat telah tiba, Zoya dan ketiga temannya berada di kantin untuk saat ini. Mereka sedang makan. Sesekali terdengar suara gelak tawa dari Amelia maupun yang lain. Ada juga pertengkaran kecil antara kucing betina yang seperti meributkan kucing jantan.

Seseorang langsung menarik lengan Zoya untuk berdiri.

Plak

Tamparan, lagi. Oh ayolah apalagi sekarang. Dia terlalu lelah dan malas meladeni orang-orang seperti mereka di bumi ini.

"Maksud, lo apa? Nampar teman gue!"teriak Aleta tidak terima. Wajah imut dan pipi gembil milik sahabatnya sekarang berubah menjadi merah.

"Tanya sama teman lo, apa yang lo lakuin ke Thea?!"bentak Arthur. Zoya mengangkat sebelah alisnya.

Arthur yang melihat tatapan bingung dari Zoya, berdecih.

"Cih, gak usah pura-pura nggak tau lo! Lo kan, yang buat Thea gini...." Arthur menggeser tubuhnya memperlihatkan Thea yang berada dibelakangnya. Dengan seragam yang acak-acakan, rambut yang sudah berantakan, bekas tamparan yang merah di pipinya tak lupa juga matanya memerah dan wajahnya yang sembab pasti diakibatkan terlalu banyak menangis.

Zoya menatap sinis lalu melipat kedua tangannya di dada. "Atas dasar apa lo, nuduh gue?"

"Gak usah ngeles, udah ketahuan kali sifat lo. Kelihatannya aja berubah tapi sikapnya masih sama!"

"Lo nemuin nih BEBAN dimana?"tanyanya menekan kata beban. Dia benar-benar emosi sekarang.

"Thea bukan beban, lo yang beban!"teriak Arthur murka, apalagi Zoya mengatai pacarnya.

Kemudian dirinya mengangguk, dia sepertinya memahami situasi ini. Melangkah mendekati ke arah gadis yang berada disamping Arthur.

Aura disana langsung berubah. Gadis ini memiliki aura berbeda dari gadis manapun.

Berhenti tepat dihadapan gadis dengan sejuta wajah polosnya. Mungkin dia bisa menipu semua orang tetapi tidak untuk Zoya. Gadis itu memiliki insting yang sangat kuat. Entah darimana itu berasal.

Satu tangannya terangkat untuk memegang kedua pipi milik thea. Menekannya cukup kuat lalu menatap tajam. Thea meringis karena tekanan yang Zoya berikan.

Arthur mendengar suara ringisan dari pacarnya langsung menyentak tangan Zoya cepat.

"Apa yang lo lakukan?!"bentak Arthur lagi.

Zoya menahan tawanya tetapi tak lama setelah itu tawa menggelegar di penjuru kantin. Membuat Arthur dan yang di sana memandangnya dengan tatapan bingung. Ada yang lucu? Itulah pemikiran mereka.

Namun, aura disana masih belum berubah meskipun gadis itu tertawa sekalipun. Auranya tidak pernah main-main.

"Gila!"

Zoya [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang