Zoya || Lima

14.7K 1K 26
                                    

Happy reading
.
.
.

Tuk!

"Aww..."ringisnya sedikit sakit.Tadi dia melamun dan langsung buyar karena bola berwarna oranye itu mengenai dahinya. Dia mengusap bagian sakit itu dengan lembut.

Dengan cepat dia mengambil bola itu lalu berdiri menghadap lapangan. Menarik napas panjang.

"Woy! Yang lempar bola ini siapa? Ayo ngaku!"teriaknya menggelegar di seluruh lapangan, sungguh kepalanya  sakit apalagi lemparannya cukup kuat. Untung kepalanya tidak benjol.

"Lo semua bisu! Ayo ngaku, siapa yang lempar?!"teriaknya lagi. Dia kesal sekarang. Tidak ada yang buka suara barang seorang pun.

"Gue!" Suara laki-laki yang terdengar begitu dingin masuk ke dalam pendengarannya.

Dia melihat seseorang mengangkat tangannya, dia tersenyum sinis. Berjalan ke arah cowok itu. Berhenti didepannya.

"Lo mau celakain gue, ya!"tuduhnya dengan memasang wajah garangnya dan berkacak pinggang.

Entah kenapa, semua orang disana terdiam. Mata mereka melebar kaget. Zoya berani sekali dengan cowok didepannya. Suasana yang tadinya berisik langsung hening. Mereka semua menggigit kuku atau bibir mereka. Mereka takut, sangat takut. Dan Berharap Zoya pulang dalam keadaan selamat setelah ini.

"Lo sengaja, biar gue pingsan terus masuk rumah sakit dan amnesia eh...."ucapan terhenti.

"Gue kan, udah amnesia,"gumamnya tapi masih bisa didengar orang yang dihadapannya.

"Udahlah, lupain aja yang tadi!"ucapnya dengan cepat. Cowok itu mengangkat sebelah alisnya seperti bertanya.

"Enggak usah banyak tanya!" Gadis itu seraya tahu apa yang dikatakan si cowok lewat mimik wajahnya.

Sedangkan yang lain, tidak bisa berbuat apa-apa. Berusaha melarang, percuma serasa hanya sia-sia saja.

"Nih, gue balikin...." Melempar bola itu dan mengenai perutnya untung saja langsung cepat di tangkap.

"Lain kali, hati-hati,"sambungnya.


Saat dia berbalik, tiba-tiba gadis mungil itu merasakan pusing. Memijat pangkal hidungnya, guna meredakan pusingnya yang mulai menyerang.

"Kita ke rumah sakit,"titah Liora memegang lengan Zoya karena saking khawatirnya.

Zoya menggeleng dirinya tidak mau.

"Gue enggak apa-apa kok, jangan cemas. Mungkin gue kecapean makanya pusing,"katanya tapi namanya Liora, gadis itu terlalu khawatir terhadap Zoya. Dia hanya tak ingin sahabatnya ini kenapa-kenapa karena trauma sebab kejadian lalu.

"Atau kita ke uks?"tawar Aleta, Zoya masih tetap pada pendiriannya, menggeleng.

"Enggak usah elah,"tolaknya.

"Kalo enggak mau gue telepon kak Axel aja." Amelia hendak mengambil handphonenya di sakunya Zoya menahan tangannya.

"Jangan, nanti abang gue khawatir lagi. Untuk saat ini gue enggak mau ngerepotin orang rumah dulu." Benar katanya, dia tak mau membuat rumah gempar karena khawatir dengan keadaannya. Dia sudah cukup merasa merepotkan keluarganya dan untuk kali ini dia tidak bisa.

Zoya [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang